Bergaul dengan Al Qur’an

Islam66 Dilihat

  Islam  

Sumber gambar : pikiran-rakyat.com

Secara bahasa, Al Qur’an berasal dari sebuah kata dalam bahasa Arab yang berarti “bacaan” atau “sesuatu yang dibaca berulang-ulang”. Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara’a yang artinya membaca. Sedangkan secara istilah (terminologi), Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam melalui perantara malaikat Jibril as untuk disampaikan kepada umat manusia agar dijadikan pedoman dalam kehidupan di dunia ini, serta membacanya merupakan ibadah kepada Allah Subhanahu wata’ala.

Dari dua pengertian di atas, menjadi kewajiban setiap muslim untuk meyakini bahwa Al Qur’an adalah benar-benar merupakan firman Allah Subhanahu wata’ala, bukan buatan manusia termasuk bukan hasil pikiran dan tulisan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam Al Qur’an Surat An Najm (53) ayat 4-5 Allah Subhanahu wata’ala menjelaskan:

“Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat”.

Al Qur’an juga merupakan Mukjizat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang terbesar di antara banyak mukjizat lainnya, hal ini dapat kita lihat dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 23 dan Surat Al Isra ayat 88 yang berbunyi :

Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”. [ Q.S (2) : 23 ]

Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”. [Q.S (17) : 88]

Setelah meyakini tanpa ada keraguan di dalamnya bahwa Al Qur’an merupakan Kalamullah dan mukjizat terbesar Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, maka kewajiban setiap muslim selanjutnya adalah berusaha dengan sekuat tenaga untuk dapat membacanya setiap waktu dan mengajarkannya kepada yang lain.

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya”. (HR. Bukhori).

Seorang muslim yang baik, tidak akan menjadikan kitab suci Al Qur’an hanya sebagai hiasan saja di dalam rumah, namun ia akan berusaha bergaul erat dengan Al Qur’an. Tiada hari tanpa membaca Al Qur’an berikut dengan memahami setiap makna yang terkandung di dalamnya. Jika hal ini sudah menjadi kebiasaan setiap muslim, ditambah lagi dengan mendirikan sholat dan gemar berinfaq, maka mereka akan mendapatkan keberuntungan yang besar dan tidak akan merugi. Hal ini dapat kita lihat dari firman Allah Subhanahu wata’ala dalam Al Qur’an Surat Fatir ayat 29 dan surat Al baqarah ayat 121 yang berbunyi :

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al Qur’an) dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. [Q.S (35) : 29]

“Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi”. [ Q.S (2) : 121)

Membiasakan diri bergaul dengan Al Qur’an bukanlah perkara yang mudah. Untuk mewujudkan hal ini, butuh sebuah keistiqomahan dari setiap muslim. Salah satu caranya adalah dengan bergaul dengan para pecinta Al Qur’an, sehingga antara satu dengan yang lainnya akan saling memotivasi dan berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khoirot). Apabila setiap muslim sudah terbiasa dekat dengan Al Qur’an, maka ia akan meraih apa yang menjadi tujuan diturunkannya Al Qur’an, yaitu sebagai petunjuk jalan bagi orang-orang yang ingin selamat hidup di dunia dan akhirat.

Bergaul dengan Al Qur’an tidak berhenti hanya sebatas membaca, mempelajari, dan mengajarkannya kepada orang lain. Namun, harus diiringi oleh rasa patuh dan tunduk atas setiap hal yang menjadi ketentuan hukum yang terkandung didalamnya. Di dalam Al Qur’an Surat Al Ahzab ayat 36 Allah Subhanahu wata’ala menerangkan :

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”.[Q.S (33) : 36]

Semoga kita semua dapat menjadi hamba Allah Subhanahu wata’ala yang senantiasa mampu untuk menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup dengan cara bergaul dengannya melalui kegiatan membaca, mentadabburinya, dan mengamalkan setiap isi yang terkandung di dalamnya. Aamiin ya robbal ‘alamiin.***

Tinggalkan Balasan