GURU BELAJAR GURU BERBAGI

Edukasi26 Dilihat

DIARY FEBRUARI 2021, HARI KE 3 

GURU BELAJAR GURU BERBAGI

Ditulis: Rince Wiki Utami

 

Sejak pandemi di berlakukan di negeri ini, tidak terasa sudah setahun berlalu. Sekolah kami full melakukan pembelajaran jarak jauh hingga kini. Program dadakan yang harus kami ambil untuk segera beradaptasi dengan kondisi lingkungan saat itu.

Secara tiba-tiba kami tidak lagi bertemu dengan murid-murid tercinta. Pembelajaran daring (dalam jaringan) dengan menggunakan media yang tersedia, handphone. Chat dalam whatsaap group, voice note dan voice call mendominasi penggunaan media pada kegiatan pembelajaran diawal pandemi 2020 lalu.

Al hasil orang tua yang memiliki anak lebih dari satu sangat direpotkan, apalagi waktu belajar sama dan handphone hanya satu yang dimiliki. Dengan media yang terbatas guru juga kesulitan untuk memotivasi, berinteraksi langsung dengan murid yang sedang bermasalah.

Biasanya dengan pendekatan face to face, sentuhan langsung, tepuk pundak atau merangkul dengan maksud menentramkan. Hal tersebut tidak bisa lagi kami lakukan. Semua sekarang dilakukan oleh orang tua. Ya posisi berganti orang tua penuh menjadi guru bagi anak-anak mereka sendiri di rumah. Mau tidak mau kita harus menerima keadaan pandemi.

Kurikulum darurat segera diberlakukan oleh pemerintah untuk atasi hal ini. Pembelajaran yang bermakna harus menjadi tujuan, tidak lagi untuk pemenuhan target-target kurikulum. Semua berubah, semua berupaya beradaptasi dengan cepat. Teknologi merambah dalam sendi kehidupan tidak terkecuali dunia pendidikan. Masa depan itu hari ini hadir ditengah kondisi yang dipaksakan.

Hampir setahun berlalu, Aku ingat bulan Februari 2020 kami selenggarakan puncak tema sekolah. Kemeriahan terakhir di sekolah, sebelum corona bulan Maret 2020 akhirnya mengambil segala kemeriahan saat berkumpul. Tahun ini puncak tema sekolah kami, akan diadakan secara virtual.

Setiap Rabu kami selalu adakan rapat koordinasi pekanan. Biasanya saat pembelajaran tatap muka, jadwal seluruh kelas di hari Rabu sehabis jam makan siang dan salat zuhur berjama’ah adalah ekskul ataupun outingclass kecil. Jam 14.00 pelajaran telah berakhir semua dan pukul 14.30- 17.00 kami biasa rapat koordinasi pekanan dengan seluruh guru.

Agenda rapat pekanan tiap rabu adalah pembinaan langsung oleh kepala sekolah dengan materi ataupun motivasi, monitoring kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan sekolah, serta tutor sebaya yang kami beri judul guru berbagi.

Rapat juga membicarakan berita tentang regulasi terbaru dari dinas atau gugus dan terakhir mencari solusi dari permasalahan kelas ataupun siswa bila ada. Ya memang, cukup panjang waktu yang kami butuhkan untuk kegiatan rakord (rapat koordinasi) tersebut.

Di tengah pandemi ini kami harus memangkas waktu dalam pertemuan. Paling lama satu setengah jam rakord kami lakukan dengan banyak agenda pembicaraan. Tapi hanya poin penting yang di bahas sebab pertemuan diadakan secara virtual. Karena guru yang masuk juga terjadwal ada yang wfo (work from office) dan wfh (work from home).

Siang ini jadwal Aku wfo dihari Rabu sekaligus memimpin rakord pekanan guru. Jam didinding menunjukkan pukul 11.00 kurang sepuluh menit. Di ruang serba guna berukuran 8 x 18 meter persegi cukup luas untuk kami lakukan rapat.

Layar dan proyektor sudah terpasang demikian juga kamera tambahan (webcam) untuk membantu zoom bersama. Tampak gambar beberapa guru di sekolah dan yang di rumah masing-masing serta pemimpin rapat dalam satu ruang zoom.

Agenda rapat dimulai jam 11.00-12.30 menit. Pembukaan rapat dengan pembacaan ayat suci dan berdo’a bersama untuk kesehatan, kebaikan dan kelancaran seluruh agenda.

Beberapa poin yang kami bahas dalam rapat pekan ini adalah:

  1. Guru belajar guru berbagi

  2. Program literasi sekolah

  3. Puncak tema sekolah

Aku bertanya kepada guru, adakah yang bisa sampaikan testimoni, bagaimana setelah mengikuti program guru belajar dan apa manfaat yang dirasakan.

“Saya merasakan derita…” jawab seorang guru laki-laki terdengar cepat. “Saya enak-enak saja sih?” seru guru yang lain hampir berbarengan. Sementara suara-suara lain tidak terdengar jelas.

“Kalau saya enjoy, bisa lebih faham apa yang harus dilakukan untuk merencanakan pembelajaran, yang belum pengimbasan AKM bunda.” jawab bunda Ima. Mungkin karena agak Panjang dalam menjawab tertangkap dalam layar dengan jelas siapa yang bicara.

“Tadi saya dengar ada yang merasakan derita..siapa yang bicara ya?” tanyaku mengheningkan kembali suasana yang tadi sempat riuh.

“Saya bunda..yanda Tito..” sahut suara sedikit parau. “Bapak sedang sakit?” tanyaku.

“Tidak bunda, hanya banyak bicara saja tadi..” jawab yanda Tito. “Oke maksudnya bagaimana yanda Tito.. tadi yanda bilang merasakan derita ikuti guru belajar?” desakku ingin tahu. Sementara suasana semakin hening menunggu jawaban yanda Tito.

“Maksud saya begini bunda yanda guru semua.. betapa menderitanya guru-guru kemarin saat pandemi pertama datang. Kita semua dibuat kewalahan dalam mengajar. Program yang tiba- tiba ganti, perencanaan belum matang sudah kita laksanakan, media terbatas, orang tua mengeluh, jaringan internet kurang bagus, anak-anak bosan, dll. Itu semua derita…tadi saya belum selesai bicara begitu…” sedikit panjang yanda Tito menjelaskan.

“Oooh begitu.. “ terdengar jawaban bersamaan dari ruang zoom.

“Ayo jelaskan lagi yanda Tito.. setelah ikuti program bagaimana?” Aku pun mencoba mendesak lebih jauh.

“ Setelah ikuti program guru belajar terbuka wawasan, bertambah teman, berkembang dalam membuat rencana mengajar dan lebih percaya diri. Apalagi sekolah kita sering adakan pelatihan aplikasi seperti blog untuk pembelajaran, kahoot, quiziz, jamboard, menti meter, google drive, google form, google classroom, ms 356, power poin, kine master, dll semua saling melengkapi saling mendukung pembelajaran di kelas, rasa derita itu sudah lewat, kami siap menghadapi tantangan zaman pandemi, demikian bunda…” Panjang lebar penjelasannya.

“wuiih tantangan zaman pandemi… istilah baru itu bun..” sela yanda Arman.

“Baiklah bunda yanda guru semua.. alhamdulillah bila semua merasakan manfaatnya, start learning kita berarti sama…” terpotong penjelasanku tiba-tiba.

“saya belum bunda.. belum ikut program belajar karena belum ada simpkb” sela bunda Fariha.

“Tinggal saya sendiri yang belum ikutan bun… tapi saya banyak belajar dari teman-teman.” Bunda Fariha menjelaskan lebih lanjut sebelum saya tanyakan kenapa.

“Oya bunda guru baru, belum muncul simpkb nya ya, in syaa allah tidak lama akan muncul” jawabku menenangkan bunda Fariha.

Program guru belajar adalah program pembelajaran yang dirancang untuk membantu sebanyak mungkin guru dan tenaga kependidikan dalam melakukan pembelajaran jarak jauh.

Sejalan ini mulai rabu depan kita hidupkan kembali program guru berbagi sekolah kita yang sempat tertunda karena pandemi. Dengan berbagi ilmu kita akan lebih mendalam, berkembang dan mendapatkan pahala.

Untuk proyek membuat buku masih terus berjalan. Kelas rendah kuratornya bunda Nina dan kelas tinggi kuratornya bunda Yana. Dan kurator tulisan para guru yanda Tito.

Untuk progres literasi sekolah akan kita bahas rabu depan. Masih ada waktu untuk mengumpulkan bahan-bahan naskah, semangat semua.. “ Semangaat bunda.. “ jawab kompak seraya senyum-senyum tampak di layar.

Teman-teman guru semua yang hebat, untuk puncak tema sekolah karena masih pandemi dan kerumunan apalagi keramaian dan kemeriahan tidak diperkenankan maka agenda puncak tema akan kita laksanakan secara virtual.

Penanggung jawab puncak tema kita bunda Yulia, bisakah bunda ceritakan bagaimana progres rencana besar kita bunda.. silakan berbicara..

“Baik bunda terima kasih.. bisa saya sampaikan sedikit hari ini bunda dan yanda semua, alhamdulillah setiap level sudah melaporkan kerjasama dengan orang tua sudah berjalan dengan baik, kolaborasi antar orang tua dan siswa sudah sampai dalam tahapan diskusi, kesepakatan dan latihan. Kami sudah rapat, merencanakan tampilan yang sesuai dengan tema

hingga pembuatan video, in syaa allah minggu depan akan saya buatkan laporan tertulisnya demikian bunda, terima kasih” cukup singkat penjelasan bunda Yulia.

“Mantap sekali bunda Yulia terima kasih sudah melaporkan dengan cukup singkat, padat dan jelas. Terima kasih juga atas kerja team wali kelas 1- 6 beserta oragtua serta siswa hingga komunikasi dapat berjalan dengan baik. Sebuah program akan berjalan dengan baik bila komunikasi berjalan lancar.”

Oya puncak tema kita apa temanya bunda yanda? Tanyaku sekalian mengingatkan seluruh guru.

“Ngamumule Budaya Ka Miboga Rasa Cinta di tanah Sunda” dijawab kompak.

“Untuk kendala-kendala terkait puncak tema yang dihadapi minggu kemarin apakah sudah dapat diatasi?” Tanyaku kemudian.

“Alhamdulillah dengan komunikasi lebih intensif kesalahfahaman bisa diselesaikan bunda, orangtua sudah sepakat mengganti lagu sunda tersebut sebagai backsound karena lagu tersebut sudah digunakan level lain” bunda Amira wali kelas 5 menjelaskan.

“Bunda Amira terima kasih informasinya, baiklah bunda yanda semua rapat koordinasi pekan ini kita akhiri dengan hamdallah dan pekan depan kita akan bertemu kembali diwaktu yang sama dengan agenda mematangkan puncak tema dan guru berbagi sudah siap, kita ucapkan bersama-sama alhamdulillahirobbil‘alamiin.”

“Selalu ada keceriaan saat berjumpa seluruh guru-guru, kesulitan akan dapat diselesaikan dengan usaha dan keyakinan. Terus bergerak bersinergi dan percayalah keberkahan terwujud saat bersama kolaborasi karena Allah”-Bunda Rince W Utami

Bekasi, Rabu 3 Februari 2021
Salam Literasi, semangat menulis dan menginspirasi

 

Tinggalkan Balasan