PENGAJAR VS PEBISNIS

Cerpen29 Dilihat

PENGAJAR VS PEBISNIS

Oleh:

Sutri Winurati, S.S

Hari kedua di bulan Februari 2021 untuk mengikuti lomba blog  Ikatan Guru TIK PGRI. Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, salam selalu sehat dan semangat produktif berkarya.

 

Hari berganti hari, tibalah aku berfikir apa yang harus aku lakukan. Sosok adikpun mengajak meneruskan aktivitasku yang sudah pernah aku lakukan di kota Jember. Menjadi guru privat adalah alternative yang aku pilih untuk mengisi waktu luangku, serambi aku menunggu ada panggilan dari sekian lamaran yang ku kirim via pos. Mengiklan di salah satu surat kabar yang terkenal menjadi cara yang efektif pada saat itu. Bersyukur ikhtiar yang kita jalani berdua mendapatkan hasil yang baik. Ibarat memancing menggunakan kail, iklan menerima murid les yang kita pasang di koran telah menghasilkan. Satu kali tayang pada saat itu setidaknya ada satu atau dua siswa yang ingin diajar secara privat. Untung, ya…pasti untung. Karena ongkos mengiklan kembali ketika kita mengajar privat satu anak saja. Ketika itu adikku masih duduk di bangku kuliah di fakultas Teknik Industri jurusan Fisika di ITS.

Kuisi hari-hariku dengan mengajar privat. Pada saat kuliah di awalpun tidak terbersit menjadi seorang guru. Inginnya menjadi teller di sebuah bank, atau kerja di kantor suatu perusahaan. Tetapi ditengah-tengah kuliah pada saat itu ada yang menawariku untuk mengajar privat. Penuh pertimbangan pada awalnya karena mengajar tidak hanya pelajaran yang kuampu. Tetapi semua mata pelajaran. Minta pertimbangan keluarga yang di Sidoarjo dengan menelfon mereka. Adik laki-lakiku meyakinkanku pasti aku mampu menjalaninya. Lalu aku pergi ke toko buku untuk melihat-lihat materi apa yang diajarkan untuk anak kelas 2 SMP. Ternyata memang benar, aku masih ingat semua. Kutantang diri ini untuk menjalaninya. Ternyata rasa senang dan enjoy pada saat mengajarpun terjadi. Kenikmatan tersendiri muncul ketika kita membagi ilmu dan orang yang kita beri ilmu memahaminya. Berfikirlah aku untuk menjadi apa saja asal bermanfaat untuk banyak orang akan aku lakukan.

Rutinitas mengajar privatpun kulalui dengan sangat bahagia. Lagi-lagi adik laki-lakiku mengajak untuk mempunyai counter kecil-kecilan. Bisnis membuka counter merupakan hal yang sangat menarik, karena di lingkungan tempat tinggalku jauh dari counter. Ramai-ramainya hand phone monophonic dan polyphonic pada saat itu. Hand phone yang kupunya pada saat itu hanya monophonic. Akhirnya kuiyakan tawaran adikku hanya berbekal dengan membeli satu etalase besar untuk memajang hand phone, chasing, kartu nomor, voucher gesek dan asesoris yang kami jual pada saat itu. Modal yang kita keluarkan pun tidak terlalu besar. Berwirausaha adalah cita-cita adik. Seorang kakak harus mendukungnya ketika hal tersebut adalah positif. Barang dagangan yang laku keras pada saat itu adalah voucer gesek, asesoris hand phone. Kehilangan hand phone yang dipajangpun pernah kita alami. Ya itulah lika liku dari penjual yang harus diterima dengan legowo. Dibohongi orang yag menjual pulsa pun pernah kita alami. Barang yang kita beli adalah bodong, artinya kode nomor voucer itu kosong tidak ada isinya. Pelajaran berharga yang kita ambil untuk pebisnis pemula.

Pebisnis, pengajar privat kujalani dengan penuh semangat. Pada prinsipnya apa saja yang dilakukan asalkan manfaat untuk orang lain, rizki akan datang dengan sendirinya. Jalankan semua dengan senang hati dan penuh keikhlasan pasti semua yang kita dapatkan berkah. Prinsip itu tertanam permanen dan terjaga dalam hati ini.

 

Sutri Winurati, S.S

SMP Negeri 2 Sukodono, Sidoarjo

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

1 komentar