PERMAINAN BIROKRASI

Cerpen30 Dilihat

PERMAINAN BIROKRASI

Oleh:

Sutri Winurati, S.S

 

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, salam selalu sehat dan semangat produktif berkarya. Hari ke 15  di bulan Februari 2021 untuk mengikuti lomba blog  Ikatan Guru TIK PGRI.

 

Dari perjalanan Ping-ping sebenarnya dua tahun sebelumnya FLS2N cabang story telling, Suci Dwi Wahyuni yang pernah mengikuti ajang tersebut mendapatkan juara 3 Kabupaten Sidoarjo. Bisa dikatakan bahwa Suci adalah story teller yang paling sedikit waktu persiapan latihannya. Hanya satu minggu untuk memahami cerita dan menghafal naskah cerita. Dia bisa menghafal dua naskah sekaligus dalam waktu sekitar 4 hari. Luar biasa usaha dia untuk mendapatkan prestasi.

Cerita yang dipersembahkan dia juga ada 2 cerita. Dua cerita tersebut adalah cerita lokal Aji Saka dan Sampek Eng Tay. Property yang digunakan pada saat cerita local adalah menggunakan puppet. Property yang digunakan pada saat cerita kedua adalah menggunakan media gambar Pop up. Kekuatan hafalan dan pemahaman yang tinggi dimiliki Suci kala itu. Karena waktu yang sangat singkat maka aku dan suami memaksakan dia untuk menghafal lebih cepat.

Foto ketika Suci bercerita tentang Aji Saka

Peningkatan prestasi diraih SMP Negeri 2 Sukdono Sidoarjo pada ajang bergengsi ini. Juara 1 Kabupaten di cabang lomba ini adalah yang pertama kalinya. Sehingga semua sungguh merasakan lega dan harus mempersiapkan maksimal lagi di panggung Propinsi Jawa Timur. Karena kami sangat senang, maka apapun yang kami lakukan sesulit dan sekeras apapun tidak akan terasa berat.

Proses menuju propinsi kali ini sedikit unik, karena persiapan yang keras tidak hanya terasa ketika kita melatih Ping-ping di lapangan. Tetapi ada moment ketika kita mau berangkat ke Propinsi. Pada saat itu aku memdengar rumor bahwa yang menjadi pendamping Ping-ping nanti adalah guru tunjukan dinas Kabupaten. Sontak aku ingin klarifikasi dan meminta untuk mengantar sendiri.

Permainan dimulai, ya…permainan berbirokrasi dimulai. Aku dan Pak Nuryadi menghadap Kasi Dikmen. Perbincangan diawali Pak Nur, “Ibu, kami kesini mau menyampaikan untuk mengantar peserta didik kami sendiri yang mengawal nantinya ke Propinsi”. Beliaupun kaget dan berkata, “Maaf pak, tidak bisa, karena kesepakatannya dinas akan memilih siapa nantinya akan mengantar, kebetulan dinas sudah mengutus perwakilan dari MGMP”. Aku pun menambahkan, “Maaf sebelumnya ibu, anak tersebut setiap hari berlatih bersama saya, sehingga ikatan emosional dengan sayapun sudah sangat erat, takutnya dia malah tidak fokus dan tidak bisa maksimal untuk bercerita”. Beliaupun sepertinya semakin geram dengan penjelasanku. Akhirnya beliau telpon pada guru yang ditunjuk mendampingi Ping-ping. Beliau bercerita tentang maksud kedatangan kami kala itu. Dalam telponnya, “Bu ini untuk story telling diminta pihak sekolah yang mengantar”. Sepertinya guru tunjukan tadi membiarkan kami mengantar Ping-ping. Karena beliau langsung mengiyakan, untuk pihak kami yang mengantar. Wakil dari MGMP tidak bisa mengantar karena ada tugas lain yang harus beliau lakukan.

Birokrasi serumit apapun apabila kita ada kemauan untuk mengkomunikasikan dengan baik-baik pastilah ada jalan keluarnya. Dimanapun ada kendala disitu ada kendali. Tetapi semua itu tidak lepas dari izin Allah SWT. Apabila tidak ada izin dari Nya maka tidak akan mungkin Ping-ping aku temani seizin dinas. Takdir mengatakan utusan dari dinas sedang ada kegiatan yang lain sehingga aku bisa menggantikan posisi beliau. Wajib bersyukur dalam kondisi apapun. Dipermudah apapun urusan di dunia merupakan rizki yang melimpah.

 

Sutri Winurati, S. S.

SMP Negeri 2 Sukodono Sidoarjo

 

Tinggalkan Balasan