Pentigraf Kisah Penjual Tempe

Terbaru79 Dilihat

Bu Tatik berprofesi sebagai penjual tempe keliling. Setiap selesai subuh selalu berkeliling menjajakan dagangannya menggunakan sepeda motor dengan 2 keranjangnya. Seperti sudah rutin jalannya karena dia selalu mengantarkan kepada beberapa pedagang sayur langganannya. Seputar kampungnya tidak kurang 15 pelanggannya. Bu Tutik menjadi tulang punggung keluarga, karena suaminya sudah sakit-sakitan.

Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Siapa sangka ketika suatu pagi dia tiba-tiba merasakan ada yang aneh di mulut dan hidungnya. Ada apa ini pikirnya. Ketika menyuap nasi pecel kegemarannya , tidak merasakan pedas ataupun manis asin bumbunya. Datar saja. Begitu pula hidungnya sudah tidak bisa membau aroma kopi pagi hari kesukaannya. Akhirnya satgas kampung membawanya ke Puskesmas terdekat dan 2 hari kemudian dinyatakan positip terinfeksi Corona 19.

Sebetulnya, Bu Tutik tidak merasakan sakit, atau rasa pusing. Hanya ada rasa janggal, dari biasanya mengolah 10 kg kedelai menjadi berhenti. Satgas kampung melarangnya beraktivitas. WA dari langganannya pada menanyakan kabar dan dagangan tempenya. Bu Tutik  menjawab libur sementara, tidak menjawabnya terus terang. Namun karena hampir setiap hari menanyakan dia pun menjelaskan bahwa dirinya terkena Corona. Mendengar jawaban itu lebih separoh langganannya menjadi gentar, bahkan ada yang gemetar. Bu Tutik  ikut gentar karena  harus beristirahat total selama 2 minggu di dalam rumah. Hanya berteman suami yang tidak boleh berdekatan. Hanya mendapatkan nasi bungkus kiriman RT tidak lagi nasi kotak seperti dulu, dan selalu ada lauk tempe yang jelas bukan buatannya.

 

Blitar, 22 Maret 2021

By.hariyanto

Tinggalkan Balasan