Selamat pagi sobat,
Di pagi hari yang cerah ini saya mengangkat topik di rubrik NGETEH MORNING tentang Lansia Berkuncir.
Pada hari Senin (05/04/2021) yang baru lalu saya mendapat undangan untuk melakukan vaksinasi COVID-19 khusus Lansia. Pemberian vaksin yang pertama ini dilaksanakan di RS Bhayangkara Brimob Kelapa Dua.
Sekitar jam 06.55 WIB diantar istri tercinta, saya sudah OTW ke lokasi vaksinasi yang hanya memakan waktu sekitar 30 menit.
Jam 07.25 WIB, saya sudah tiba di lokasi vaksinasi sesuai jadwal vaksinasi untuk saya yaitu jam 07.30 WIB s/d 08.30 WIB.
Saya segera menuju tempat vaksinasi yang terlihat sudah cukup banyak orang yang sedang mendaftar maupun yang sedang menunggu registrasi awal dengan posisi duduk yang berjarak sesuai protokol kesehatan.
Setelah melakukan pendaftaran kehadiran dan mendapat nomor antrian untuk registrasi yaitu 55 kemudian saya duduk untuk menunggu giliran registrasi.
Nomor panggilan registrasi saat itu baru di nomor 18. Masih lama juga sampai di nomor 55.
Saat menunggu, entah apa sebabnya, kepala saya tiba tiba terasa senut senut di belakang telinga. Wah tensi naik nih, kata saya dalam hati. Stress menunggu dan mau divaksin ? Bisa jadi begitu.
Sekitar 30 menit menunggu tiba giliran saya melakukan registrasi setelah petugas menyebut nomor antrian saya, 55.
Registrasi tak berlangsung lama kemudian saya diminta ke bagian tensi dan saya pun berpindah duduk ke depan petugas yang melakukan tensi.
Tensi dilakukan, dan hasilnya 181/90. “Wah tensinya tinggi pak” kata petugas tensi, “Rileks dulu pak jangan tegang” kata petugas lagi.
Saya heran juga karena sebelumnya saya tidak pernah tensi dengan hasil setinggi itu.
Saya berusaha untuk rileks dan tenang sambil menggerak gerakkan kedua tangan dalam beberapa saat, kemudian petugas tensi kembali melakukan tensi kepada saya, hasilnya 150/80. “Silakan ke lantai tiga pak”kata petugas tensi yang meminta saya untuk menuju ke bagian vaksinasi di gedung sebelah.
Saya bersama istri bergegas ke bagian vaksinasi. Di sana, saya diminta menunggu sesaat sebelum naik ke lantai 3 agar tidak terjadi kerumunan.
Tak lama petugas meminta saya naik ke lantai 3 menggunakan lift. Sesampai di lantai 3, saya menuju ke meja yang ditunjukkan petugas. Kemudian ada petugas lain yang mewawancarai saya sebelum divaksin.
Menariknya, ketika petugas menanyakan usia saya, saya menjawabnya sudah lansia, 60 tahun. Petugas itu berujar sambil tersenyum, “Wah lansia penampilan muda nih, pake kuncir”, Saya pun hanya tertawa.
Yah semenjak pandemi COVID-19 mulai merebak di bulan Maret 2020, saya memang tak memotong rambut belakang saya hingga saat mau divaksin ini dan saya biasa menguncir rambut belakang saya itu. Jadilah saya Lansia Berkuncir .. hehehe
Setelah wawancara, saya diarahkan ke ruangan untuk vaksin. Setelah mengantri sekitar 6 orang, tiba saatnya saya divaksin. Tak lama, hanya sekitar dua menit saya sudah disuntik vaksin dan kemudian diminta ke ruangan pencatatan dan observasi.
Di ruang pencatatan dan observasi, saya hanya menunggu sekitar 5 menit dan sudah mendapat panggilan lalu diberikan berkas untuk vaksin kedua pada tanggal 5 Mei 2021.
Yang saya heran sejak masuk ke bagian vaksunasi, senut senut di kepala saya sudah menghilang dan saya pastikan tensi saya sudah normal. Aneh juga, apa ini yang dinamakan mendadak stress ? Entahlah ..
Saya dan istri meninggalkan lokasi vaksinasi di RS Bhayangkara Brimob, kemudian sebelum kembali ke rumah, kita mampir dulu di tempat cuci mobil dan sambil menunggu mobil dicuci, kita sarapan soto mie hangat .. Maknyuss ..
Tanggal 5 Mei 2021 mendatang Lansia Berkuncir akan menjalani vaksin yang kedua ..
Insya Allah lancar ..
Saya tutup tulisan ini dengan sebuah pantun :
Jalan Jalan Sore Ke Kota Bekasi
Singgah Dulu Di Warung Soto Bu Emi
Mari Ikut Program Vaksinasi
Agar Kita Terbebas Dari Pandemi
Sobat, saatnya saya undur diri dan mari kita nikmati secangkir teh hangat di pagi hari ini ..
Selamat beraktivitas ..
Salam sehat ..
NH
Depok, 9 April 2021