Mengenal Penulisan Feature dalam Teknik Menulis Artikel

Dalam teori menulis dikenal dengan istilah feature. Beberapa platform blog sering menayangkan ulang tulisan yang akhirnya menjadi feature. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan feature. Menurut bahasa kamus Feature adalah karangan khas. Cara menulis feature disampaikan dengan cara riingan, menarik dan menonjolkan fungsi menghibur tanpa terkat dengan aturan  5 W+1H/ hal hal yang terjadi  pada waktu kejadiannya, namun tetap berfungsi informatif dan mendidik. Gaya feature biasanya dibuat dengan kalimat kalimat yang dapat menggambarkan objek sehingga pembaca larut dalam imajinasinya(Wikipedia).

Bagaimana Menulis dengan Gaya Feature?

 Menulis biografi biasanya dituturkan dengan gaya feature. Disinilah penulis feature dituntut imajinasinya. Karena selain referensi yang cukup penulis dituntut untuk menampilkan tulisan menghibur. Kebanyakan tulisan feature mengkhususkan pada cerita perjalanan, wisata atau bisa juga ketika mendapatkan tokoh yang menginspirasi lalu ditulis bukan dengan gaya cerita reportasi tapi lebih mirip ke gaya cerpen. Ceritanya mengalir dengan bumbu subyektifitas penulis serta gaya bertutur yang menghibur.

Dalam dunia jurnalistis gaya feature ini amat disukai oleh pembaca yang ingin terhibur sekaligus terinpirasi oleh tulisan yang biasanya cukup panjang tapi enak dilahab sebagai bacaan ringan namun sebetulnya mengandung banyak cerita yang bisa dijadikan inspirasi.

Apakah susah menulis feature? Beberapa tulisan penulis sempat masuk dalam tulisan feature di Kompasiana. Jauh puluhan tahun lalu, ketika masih menjad kontributor sebuah majalah di Yogyakarta saya pernah menulis beberapa tokoh. Saya melakukan wawancara khusus, bertamu ke rumahnya dan menggali banyak inspirasi tentang mereka.

Kenapa menulis tentang sosok, karena saya mendengar, melihat dan memandang dia sebagai sosok menginspirasi.  Untuk menggali pertanyaan saya mencatat beberapa poin, selanjutnya setelah cukup lengkap referensinya, ditambah mencari sumber dari orang kedua dan ketiga maka saya siap menulis dengan gaya ringan. Mirip seperti cerpen.Ada dialog, ada imajinasi ada sisipan humor dan ada foto tokoh itu yang bergaya santai.

Feature: Tulisan Santai Namun Memikat

Saya menulis tidak terpaku pada penulisan gaya jurnalistik yang cenderung formal. Baru belakangan tahu bahwa gaya penulisan itu bergaya feature. Di Kompas tulisan Feature biasa ditulis oleh wartawan berpengalaman. Apalagi jika ceritanya tentang bola. Saya sangat suka dengan gaya cerita  G P Sindhunata.  Kalau sudah bercerita tentang sepak bola, sungguh luar biasa.

Tulisan rohaniwan katolik dan juga wartawan Kompas ( sekarang mengelola majalah Basis), enak dibaca.Saya punya koleksi cukup banyak termasuk cerita novel yang menceritakan tentang kisah Ramayana yaitu Anak Bajang Mencari Angin. Tak Enteni Keplokmu Tanpa Bunga dan Telegram Duka.

cintabuku.id

Dalam teori menulis dikenal dengan istilah feature. Beberapa platform blog sering menayangkan ulang tulisan yang akhirnya menjadi feature. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan feature. Menurut bahasa kamus Feature adalah karangan khas. Cara menulis feature disampaikan dengan cara riingan, menarik dan menonjolkan fungsi menghibur tanpa terkat dengan aturan  5 W+1H/ hal hal yang terjadi  pada waktu kejadiannya, namun tetap berfungsi informatif dan mendidik. Gaya feature biasanya dibuat dengan kalimat kalimat yang dapat menggambarkan objek sehingga pembaca larut dalam imajinasinya(Wikipedia).

 Menulis biografi biasanya dituturkan dengan gaya feature. Disinilah penulis  dituntut imajinasinya. Karena selain referensi yang cukup penulis dituntut untuk menampilkan tulisan menghibur. Kebanyakan tulisan ini mengkhususkan pada cerita perjalanan, wisata atau bisa juga ketika mendapatkan tokoh yang menginspirasi lalu ditulis bukan dengan gaya cerita reportasi tapi lebih mirip ke gaya cerpen. Ceritanya mengalir dengan bumbu subyektifitas penulis serta gaya bertutur yang menghibur.

Dalam dunia jurnalistis gaya/ teknik  feature ini amat disukai oleh pembaca yang ingin terhibur sekaligus terinspirasi oleh tulisan yang biasanya cukup panjang tapi enak dilahab sebagai bacaan ringan namun sebetulnya mengandung banyak cerita yang bisa dijadikan inspirasi.

Apakah susah menulis feature?

Beberapa tulisan penulis sempat masuk dalam tulisan feature di Kompasiana. Jauh puluhan tahun lalu, ketika masih menjadi kontributor sebuah majalah di Yogyakarta saya pernah menulis beberapa tokoh. Saya melakukan wawancara khusus, bertamu ke rumahnya dan menggali banyak inspirasi tentang mereka.

Kenapa menulis tentang sosok, karena saya mendengar, melihat dan memandang dia sebagai sosok menginspirasi.  Untuk menggali pertanyaan saya mencatat beberapa poin, selanjutnya setelah cukup lengkap referensinya, ditambah mencari sumber dari orang kedua dan ketiga maka saya siap menulis dengan gaya ringan. Mirip seperti cerpen.Ada dialog, ada imajinasi ada sisipan humor dan ada foto tokoh itu yang bergaya santai.

Saya menulis tidak terpaku pada penulisan gaya jurnalistik yang cenderung formal. Baru belakangan tahu bahwa gaya penulisan itu bertutur itu enak dibaca. Di Kompas tulisan Feature biasa ditulis oleh wartawan berpengalaman. Apalagi jika ceritanya tentang bola. Saya sangat suka dengan gaya cerita  G P Sindhunata.  Kalau sudah bercerita tentang sepak bola, sungguh luar biasa.

Tulisan rohaniwan katolik dan juga wartawan Kompas ( sekarang mengelola majalah Basis), enak dibaca.Saya punya koleksi cukup banyak termasuk cerita novel yang menceritakan tentang kisah Ramayana yaitu Anak Bajang Mencari Angin. Tak Enteni Keplokmu Tanpa Bunga dan Telegram Duka.

Biasanya tulisan feature bertutur detail misalnya ketika mengamati tukang becak yang sedang mengayuh atau sedang tidur. Contohnya begini: Bapak tua itu mengayuh becak sepenuh tenaga, jalan yang sedikit menanjak membuat wajahnya yang sudah banyak kerutannya di dahi itu semakin terlihat garis kerutannya. Badannya tambah membungkuk untuk menambah tenaga di otot betisnya. Nafas terengah – engah oleh karena mesti menambah tenaganya. Usia yang semakin menua tidak dipungkiri membuat tenaganya jauh berkurang. Berbeda dengan sepuluh dua puluh tahun lalu ketika tenaganya masih kuat mengayuh becak meskipun jalan harus menanjak.

Namun sekarang dengan beban hidup bertambah dan usia tidak lagi mendukung tenaganya ia merasa harus berpikir ulang apakah masih akan meneruskan profesi yang sekarang sudah banyak ditinggalkan teman- teman. Tapi ia hanya punya kemampuan sebagai pengayuh, ia tidak punya gambaran pekerjaan apa selain sebagai tukang becak. Hampir 35 tahun ia menjadi pengayuh becak…

Diskripsi yang kuat membuat pembaca seperti merasakan beban yang dihadapi oleh tukang becak tersebut. Rasanya menulis buku, membuat biografi, menulis reportase perjalanan akan lebih menarik jika ditulis dengan gaya feature.

“Mas Bro mau tanya… wong menulis baru permulaan bagaimana bisa menulis dengan teknik itu.”

“Ah, sampeyan merendah dik. Saya lihat kemarin tulisan njenengan ditulis dengan gaya tersebut.”

“Benarkah Mas Bro…”

“Iya, sebetulnya sampeyan itu sudah bisa hanya tidak sadar saja sudah menulis ”

“Wah kalau begitu saya mencoba membuat tulisan lain bergaya yang seperti yang dituturkan njenengan.”

“Silahkan, sukses ya.”

Begitulah menarik khan membahas tentang menulis feature. Saya merasakan membacanya jauh lebih menarik daripada tulisan yang ndlujur ( eh ) formal saja. Lebih imajinatif.

Selanjutnya di artikel selanjutnya saya akan bicara tentang Story Telling.

 

Tinggalkan Balasan