“Kukuruyuuuk…”ayam berkokok riang. Langit yang gelap pekat bersiap pergi. Matahari akan muncul menerangi bumi. Embun menyapa dedaunan dengan lembut. Pagi hari datang. Saatnya Peri Luna bekerja. Luna adalah salah satu peri yang bertugas membangunkan anak-anak baik dan lucu.
“Hoaaammpph,” Peri Luna menguap panjang.
“Anak-anak kecil yang imut dan manis. Pagi hari yang indah sudah datang. Peri Luna yang cantik akan membangunkan kalian. Bersiaplah!” ucap Peri Luna tersenyum lebar sambil mengangkat kedua tangannya. Dia pun terbang dari satu rumah ke rumah lain. Ia menggelitik telapak kaki, menepuk-nepuk kepala bahkan berteriak-teriak di telinga anak-anak hingga terbangun. Setelah satu anak bangun, Peri Luna akan segera terbang ke rumah yang lain agar tidak terlihat oleh mereka.
Setelah selesai dari satu anak ke anak lain, kini tibalah giliran Aqsa. Ia adalah anak terakhir yang harus Peri Luna bangunkan. Mendengar cerita dari Peri Pagi yang lain, Aqsa adalah anak yang paling susah dibangunkan. Kadang ada peri yang menyerah setelah melakukan berbagai macam cara untuk membangunkan Aqsa. Sehingga Aqsa terlambat ke sekolah dan dihukum guru.
“AQSA BANGUN!” teriak Peri Luna di telinga Aqsa. Namun Aqsa tidak bergeming. Peri Luna pun terbang keluar melalui ventilasi kamar. Ia mengambil embun di dedaunan dan menyiramkan ke wajah Aqsa. Tetap tidak berhasil. Akhirnya Peri Luna mendorong kelopak mata Aqsa untuk membukanya.
“Uh..uh..sulit sekali membuka kelopak mata Aqsa ini. Sedang mimpi apa sih Aqsa sampai susah dibangunkan,” ucap Peri Luna terengah-engah. Peri Luna terus mendorong kelopak mata Aqsa hingga mata itu perlahan-lahan terbuka. Saat mata Aqsa terbuka sempurna, Peri Luna masih di sana. Salah satu sayapnya terselip di antara bulu mata Aqsa. Aqsa yang sadar merasa ada sesuatu di matanya, tidak bisa melihat jelas karena terlalu dekat. Ia pun berjalan ke depan cermin dan terkejut ada makhluk mungil bersayap di matanya.
“Ahrggg….” teriak Aqsa.
“Ssst..jangan takut, aku Peri Luna. Sebelum kita melanjutkan perkenalan, tolong bantu aku dulu keluar dari sini. Sayapku kesakitan.”
Aqsa membantu Peri Luna dan meletakkan makhluk mungil cantik itu di atas telapak tangan.
“Wah..kamu cantik sekali? Kamu bersayap, apa kamu bisa terbang?” tanya Aqsa yang terpesona melihat Peri Luna.
“Tentu saja. Aku ini Peri Pagi yang membangunkan anak-anak baik di pagi hari,”
“Membangunkan anak-anak? Apakah kamu tadi membangunkanku?”
“Tentu saja, aku sudah lama di sini berusaha keras membangunkanmu,”
“Benarkah? Berarti setiap pagi ada peri yang datang ke sini? tetapi aku sering terlambat bangun!” sedikit malu Aqsa mengakui kesalahannya.
“Iya, kamu paling terkenal susah dibangunkan. Kenapa bisa begitu Aqsa?”
“Sebenarnya aku sudah bangun. Tapi aku malas untuk bangkit. Aku suka bermalas-malasan di tempat tidur lalu tidur kembali,” jelas Aqsa.
“Oh kalau begitu berarti kamu belum pernah melihat keajaiban di pagi hari donk!”
“Keajaiban? Apa pagi hari ada keajaiban?” tanya Aqsa penasaran.
“Ada donk. Rugi sekali kalau kamu tidak pernah bangun pagi,”
“Apa itu?”
“Bukalah jendela kamarmu. Ikuti aku merasakan keajaiban pagi,”
Aqsa mengikuti Peri Luna yang sudah terbang mendahuluinya. Ia membuka jendela kamarnya. Ia saksikan sinar mentari keperakan perlahan-lahan menembus dedaunan. Udara segar menyusup ke dalam hidung setiap tarikan nafas. Tidak ada asap kendaraan ataupun debu-debu yang selalu ia jumpai di siang hari. Dari kejauhan Aqsa melihat burung-burung bergerombolan terbang sambil berkicau riang.
“Bagaimana? Segar bukan? Kalau kamu bangun cepat. Pergilah berjalan-jalan keluar rumah. Jalan pagi atau maraton. Ajak ayah ibumu. Banyak orang-orang yang berolahraga di pagi hari. Selain udaranya masih bersih dan pemandangannya indah, tubuh akan jadi sehat dan kuat dengan berolahraga. Sinar matahari pagi mengandung vitamin D yang sangat baik untuk perkembangan dan kekuatan tulangmu.”
“Oh ya? aku tidak pernah jalan-jalan pagi Peri Luna. Aku suka bermalas-malasan di atas tempat tidur. Aku pun juga suka tidur larut malam sehingga paginya aku ingin tidur terus,”
“Iya, besok ini jangan tidur larut lagi. Kalau kamu setiap hari bangun pagi maka kamu akan selalu mendapatkan keajaiban pagi. Kita bisa bertemu kalau aku sudah tidak sibuk lagi,”
“Benarkah Peri? Baiklah mulai besok aku akan bangun pagi. Aku juga malu selalu datang terlambat ke sekolah. Aku pun sering dimarahi oleh ayah ibu dan guru-guru,”
“Nah, gitu donk. Banyak sekali kan kerugian yang kamu alami kalau terlambat bangun pagi. Selain itu kami para peri kelelahan karena membangunkanmu. Bahkan ada peri yang tidak mau lagi ditugaskan ke rumahmu. Kamu merepotkan kami tahu!”
“Iya, iya…maaf deh kalau gitu. Besok aku akan bangun pagi,”
“Janji?”
“Janji,” jawab Aqsa semangat.