“NP3K” Adalah Tahapan Membangun Karakter Yang Berkualitas

Sosbud, Terbaru, YPTD97 Dilihat

Para ahli psikologi mengatakan bahwa karakter adalah akhlak atau kepribadian yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan berpikir dan bersikap.

Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya memiliki karakter dan budi pekerti yang baik, demikian juga dengan seorang pendidik atau guru juga menginginkan anak didiknya menjadi orang yang terdidik serta berakhlak mulia.

Undang Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didiknya. Demikian juga dengan kurikulum yang diberlakukan sekarang menitikberatkan kepada pembangunan karakter.

Akan tetapi kondisi yang ada sekarang masih jauh dari apa yang diharapkan. Kita masih melihat terjadi perkelahian antar siswa, penyelahgunaan bahan bahan terlarang, dan berbagai persoalan moral lainnya yang tidak hanya terjadi di kota kota tetapi sudah merambah kepelosok pelosok desa bahkan sampai ke pondok pesantren. Permasalahan tersebut merupakan tanggung jawab bersama baik secara individu maupun kelompok.

Guru atau tenaga pendidik sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang Undak Sistem Pendidikan Nasional, memiliki tanggungjawab moral untuk menanamkan nilai nilai moral, dimulai dari diri sendiri, lingkungan keluarga dan masyarakat terutama di sekolah.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sudah seharusnya menitikberatkan kepada pesan pesan moral pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa.

Guru sebagai aktor utama dalam pembentukan karakter anak didik harus mampu mengintegrasikan nilai nilai keagamaan dari setiap mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa agar berdampak kepada perilakunya, terutama bagi guru guru yang mengajar di PAUD atau Sekolah Dasar yang merupakan pondasi awal dalam pembentukan karakter anak.

Oleh karena itu sebagai langkah awal dalam membentuk karakter anak yang berkualitas dapat kita lakukan dengan “NP3K” :

Apa itu “NP3K”…?

“NP3K” adalah singkatan dari Niat, Pikiran, Perkataan, Perbuatan dan Kebiasaan dengan uraian sebagai berikut :

  1. Meluruskan Niat. Setiap melakukan suatu kegiatan hendaknya diawali dengan yang baik semata mata karena Allah SWT karena niat merupakan tujuan yang dinginkan oleh hati manusia untuk melakukan perbuatan. Seorang ulama Asy Syafiiyah yaitu Imam Al Jamal mengatakan“Qashdusyai Muqtarinan Bipi’lihi” bahwa niat adalah tujuan dari suatu perbuatan yang bersamaan dengan perbuatan tersebut. Maka agar semua kegiatan yang kita lakukan bernilai ibadah dan bermakna bagi kehidupan manusia, hendaknya kita meluruskan niat dalam melakukan segala kegiatan yang kita lakukan semata mata karena Allah SWT, sebagaimana yang disabdakan baginda Rasulullah SAW  “Innamal a’malu Binniyati Wa innamaa Likulli imrii Maa Nawa” bahwa setiap amal perbuatan itu harus dilakukan dengan niat. Dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya ( HR. Bukhari Muslim).
  2. Mengelola pikiran, pikiran adalah anugrah yang paling berharga bagi manusia karena dengan pikiran tersebut manusia menjadi makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT sebagimana firman NYA “Laqad Khalaqnal Inssana Fi ahtsani Taqwiim”. Agar kita menjadi makhluk yang terbaik maka kita berusaha untuk menjaga pikiran kita agar selalu mengedapankan pikiran pikiran positif dengan berprasangka baik terhadap segala yang telah ditetapkan Allah SWT.
  3. Mengontrol perkataan, perkataan merupakan perwujudan dari apa yang telah kita niatkan dan apa yang telah kita pikirkan sebelumnya. Apabila kita mempunyai niat dan pikiran yang baik maka akan memunculkan perkataan dan ucapan yang baik pula. “Qaulum Ma’ruufuwwamagfiratun Khaerumminshoqakatin” Perkataan yang baik dan pemberiaan maaf lebih baik daripada sedekah (QS.Albaqrah:263). Sebagai contoh ketika seseorang berniat untuk pergi mengaji maka yang dipikirkan adalah bagaimana supaya sampai ke tempat pengajian dan akan menanyakan hal hal yang berkaitan dengan pengajian tersebut.
  4. Menjaga perbuatan, perbuatan adalah sikap seseorang terhadap apa yang telah diucapkan sebelumnya, apabila perkataannya adalah mengajak kepada kebaikan maka yang akan dilakukan adalah perbuatan baik yang mendatangkan kemanfaatan bagi orang lain. “In Ahsantum Ahsantum Li anfusikum Wa in asaktum Falaha” Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik pada dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat maka kerugian kejahatan itu untuk dirimu sendiri (QS.Al Israa :7).
  5. Kebiasaan berbuat baik, bagi siapa saja yang selalu melakukan perbuatan baik akan merasa rugi ketika perbuatan baik tersebut tidak dapat dilakukan, demikian pula sebaliknya ketika sesorang tidak biasa melakukan kebaikan maka dia dengan mudahnya meninggalkan kebaikan tersebut. Contoh sederhananya, siapa saja yang biasa melakukan sholat maka akan merasa menyesal dan berdosa ketika meninggalkan sholat sebaliknya apabila orang tersebut tidak biasa melakukan sholat maka akan dengan ringan meninggalkannya.

Untuk itu, dalam setiap aktivitas yang akan kita lakukan hendaknya kita perhatikan niat kita, karena niat sangat menentukan tujuan yang kita inginkan.

Niat adanya dalam hati masing masing individu. Oleh sebab itu dalam rangka membangun karakter yang berkualitas harus dimulai diri sendiri dengan menjaga hati untuk meluruskan niat.

Karena niat yang baik akan memunculkan pikiran yang baik, pikiran yang baik akan menghasilkan perkataan yang baik, perkataan yang baik akan memunculkan perbuatan yang baik, perbuatan yang baik akan menghasilkan kebiasaan yang baik, kebiasaan yang baik akan membangun keperibadian yang berkualitas..

Tinggalkan Balasan