Berwisata sejatinya adalah hiburan dimasa liburan. Melancong itulah istilah yang digunakan ketika melihat keindahan negeri orang lain dengan ciri khas keajaiban 8 penjuru dunia. Jalan jalan merupakan salah satu bentuk kesenangan yang sudah pasti dinikmati. Kemudian bibuat perencanaan atau dijadwal tahun ini mau kemana lagi wisatawan mania beranjangsana atawa plesiran.
Ketika virus corona mendera dunia di awal tahun 2020 maka yang pertama kali merasakan dampak negatif adalah penyedia jasa tour and travel. Tidak ada lagi penerbangan internasional. Tidak ada wisata religi seperti Umroh dan Bethlehem. Menara eiffel Paris, the great wall China dan lain lain destinasi negeri tujuan wisata dengan sangat terpaksa menutup diri (lock down) dari kunjungan wisatawan.
Sektor pariwisata seperti juga sektor jasa lainnya sungguh merasakan dampak domino pandemi covid 19. Seluruh negara mengalami derita terutama negara yang mengandalkan devisa dari kedatangan wisatawan negeri lain.
- Indah nian istana raja
- Permaisuri cantik berbusana mewah
- Walau pandemi covid melanda dunia
- Insan penggiat wisata tak pernah menyerah
Tentu saja insan para penggerak wisata tidak mau tinggal diam. Tidak boleh musibah ini dibiarkan berlarut larut. Harus ada terobosan bagaimana sektor wisata terutama di dalam negeri agar tetap survive. Memang untuk sementara lupakan dulu tour and travel ke luar negeri, sangat riskan disamping memang pihak penerbangan internasional belum mendapat izin keluar masuk antara negara.
Salah satu trobosan muncul dari Bapak Jonki Ananta Koeswara Presiden Direktur PT Stella Kwarta Wisata. Coffee on the Bus. Inilah kreasi Penggiat Pariwisata ditengah dampak pandemi covid 19. Berwisata keliling kota Jakarta sembari menikmati kopi.
Suasana wisata dalam bus tentu nyaman bukan saja karena disuguhi kopi berkualitas tetapi lebih dari itu yaitu serunya ngobrol antara sesama teman karib. Oleh karena itu sasaran nan dituju oleh pihak penyedia jasa Tour and Travel ialah wisatawan komunitas.
Boleh juga orang perorang ikut namun bagi Orang Indonesia soal pul ngumpul itulah yang menjadi daya tarik. Kenapa tidak dalam durasi 90 menit bercengkrama ditengah keramaian ibukota. Bisa jadi pengalanan ngopi on the road akan menjadi kenangan nan tidak akan terlupakan.
Kalau boleh dibilang, kenapa kita tidak reunian di dalam bus berjalan. Ya iyalah bus berjalan mengelilingi ibukota. Pemberi jasa melayani dengan ramah kopi hangat dan camilan tradisonal. Guide profesional akan menceritakan kisah kota Batavia yang mungkin masih banyak yang belum diketahui wisatawan.
- Putra mahkota tampan perkasa
- Pergi berburu naik kuda
- Mari kita bekerja sama
- Tingkatkan kualitas Pariwisata Indonesia
Pantun. Inilah salah satu unggulan dan daya tarik Coffee on the bus. Sahabat penulis, Pak Jonki memang tidak pernah kehabisan ide. Beliau terinspirasi pada salah satu ke khas an penerbangan domestik yang acap menyapa penumpang dengan sebait pantun selamat datang dan selamat jalan..
Jum’at, 14 Agustus 2020 jadilah mengikuti uji coba rute Coffee on the bus Bersama team di pimpin Mas Yan dari Kantor Stella Kwarta di kawasan Perumahan Bumi Harapan Permai Kelurahan Dukuh Jakarta Timur pukul 08.30 kami berangkat menuju pool bus Bee Buzz di Sunter Jakarta Utara.
Ternyata serius juga proyek ini dibuktikan pihak manajemen Bee Buzz dipimpin Bapak Anton F Elias banyak membawa crew. Selain itu bergabung penyedia jasa guide pariwisata Bapak Revalino Tobing, SE, M. Par dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan Ibu Olivia Gunawan dari Indonesian Tour Leaders Association.
Bus besar itu sudah siap. Perusahaan Bee Buzz kosentrasi pada Transportasi Wisata mendesain interior Bus seperti restoran. Ada meja untuk 4 orang penumpang saling berhadapan seperti tempat duduk kereta api jarak jauh.
Jumlah meja 8 buah sehingga mampu mengangkut 32 wisatawan. Namun di era pandemic covid 19 terkait physical distancing untuk sementara jumlah penumpang dibatasi separuh dari kapasitas.
Sebelum berangkat ke Lapangan Banteng, Mas Yan menjelaskan rencana kerja hari itu. Menyamakan persepsi serta memberikan informasi terkait Simulasi lLyanan wisata keliling ibukota bernilai tambah ngopi.
- Perdana Mentri abdi setia
- Andalan kerajaan rakyat sejahtera
- Coffee on the bus kreasi wisata
- Menikmati kopi keliling kota
Jakarta pagi itu cukup bersahabat. Perjalanan lancar, bus tiba di Lapangan Banteng hanya butuh waktu 25 menit (ngak pake macet) . Inilah tempat start program Coffee on the bus. Yes nanti disinilah tempat penumpang berkumpul untuk naik dan kemudian turun untuk berpisah.
Simulasi dimulai. Sesuai protokol kesehatan diterapkan physical distancing. Penumpang berbaris rapi tetap jaga jarak. Wajib pula pakai masker. Mas Edy Fin photo grafer profesional merekam setiap rangkaian kegiatan simulasi untuk bahan evaluasi.
Sebelum penumpang naik bus 3 petugas berdiri didepan pintu. Petugas pertama mengucapkan selamat datang sambil mengchek tiket wisata Petugas kedua tukang tembak, dialah yang mengukur suhu badan calon penumpang. Terakhir petugas didekat tangga menyemprotkan cairan desinfectan.
Ketika memasuki bus disambut pramugari cantik berseragam nasional. Tersenyuman manis menawan tanpa mengucapkan sepatah kata. Setelah semua penumpang duduk sesuai nomor kursi maka pramugari yang juga merangkap guide menyampaikan sebait pantun berupa ungkapan selamat menikmati perjalanan spektakuler.
- Negara tetangga Singapura Malaysia
- Objek wisata pesaing kita
- Luar biasa Kerjasama Bee Buzz dan Stella Kwarta
- Serta penyedia jasa Guide Indonesia
Bus mulai berjalan. Cuaca Jakarta sedang sedang saja. Geliat warga di musim pandemi covid 19 di jalan protokol tampak tidaklah begitu sibuk. Petugas mulai menyuguhkan kopi panas dan snack. Tampaknya perlu latihan agar lebih sigap. Itulah sebabnya dilakukan Simulasi agar nanti dalam pelayanan sesungguhnya penumpang mendapatkan pelayanan terbaik.
Rute Perjalanan
- Lapangan banteng
- Mangga dua
- Kota tua
- Harmoni
- Thamrin
- HI
- Diponogoro
- RSCM
- Tugu Tani
- Gambir
- Lapangan Banteng
Kota tua nampak lengang. Pak Revalino Guide hari itu menjelaskan sejarah Batavia. Awakpun diminta menyampaikan kesan dan pesan terkait perjalanan wisata.
Proyek ini memiliki masa depan prespektif rancak. Awak bayangkan ketika emak emak arisan didalam bus. Mungkin tidak musti kopi yang disuguhkan. Ada baiknya disiapkan alternatif minuman sesuai dengan selera penumpang.
Sound system bus cukup bagus, kalau ditambah karaoke apakah masih sempat berdendang ria. Biarlah berjalan dulu, nanti dengan sendirinya Ngopi dalam Bus akan menemukan bentuk ideal pelayanan publik yang super nyaman.
Point yang ingin disampaikan disini adalah bahwa gabungan antara kopi, wisata dan bus bernuansa restoran berjalan merupakan trobosan luarbiasa. Penikmat kopi di cafe yang semakin marak boleh juga mempertimbangkan layanan wisata Coffee on The Bus.
Tentu perlu dilakukan promosi wisata oleh berbagai pihak melalui sosial media. So pasti ada Dukungan dari Dinas Pariwisata Pemda DKI Jakarta dalam upaya menggiatkan kembali pariwisata di masa pandemi covid 19.
Salamsalaman
BHP, Agustus 2020
TD
1 komentar