MEMBINA KERUKUNAN HIDUP DI ANTARA SESAMA UMAT BERAGAMA DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Terbaru203 Dilihat

Nama    : Prahesta Ardi Wulandari

Kelas    : TK. 1B

NIM     : 21094

Matkul : Pancasila

 

MEMBINA KERUKUNAN HIDUP DI ANTARA SESAMA UMAT BERAGAMA DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

 

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki jumlah penududuk yang sangat banyak, diantara jumlah penduduk itu pasti terdapat keberagaman baik dari bangsa, RAS, agama, keyakinan, ideologi politik, sosial budaya dan ekonomi. Di Indonesia terdapat 6 agama yang diakui sesuai hukum yang berlaku yaitu agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu.

 

Indonesia mempunyai semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu jua” jadi, walaupun Indonesia memiliki 6 agama yang berbeda masyarakatnya tetap bisa hidup berdampingan dengan rukun dan menghargai perbedaan agama yang ada.

 

Disini saya akan menceritakan pengalaman saya berteman dengan orang yang berbeda agama dan kepercayaan dengan saya.

 

Saya mempunyai teman dekat di SMA berjumlah 5 orang dan salah satunya beragama Kristen. Walaupun kami berbeda keyakinan tetapi kami tidak merasakan perbedaan. Justru kami bisa mengetahui sedikit tentang agama masing-masing. Teman saya yang beragama Kristen ini saling menjaga toleransi yang kuat. Contohnya pada saat sudah masuk waktu sholat (Adzan) berkumandang, dia yang selalu mengingatkan kami untuk segera melaksanakan ibadah sholat.

 

Pada saat saya SMA, sekolah selalu mengadakan tadarus (membaca Al-Quran) Bersama sebelum pembelajaran dimulai. Saya dan teman yang beragama islam terkadang suka bercanda atau mengobrol saat tadarus berlangsung, dan teman saya yang beragama Kristen ini langsung menegur saya beserta  yang lainnya untuk fokus dan mengikuti tadarus dengan serius. Saat bulan Ramadhan saya dan teman saya yang beragama islam melakukan ibadah puasa, dan teman saya yang beragama Kristen ini menghormati dengan cara tidak makan dan minum di depan kami yang sedang berpuasa.

 

Pada saat teman saya yang beragama Kristen sedang melakukan ibadah pun, saya dan teman saya yang beragama islam menghormati dengan cara diam atau tidak ribut. Selama kurang lebih 3 tahun kami berteman dengan perbedaan agama, kami tidak pernah bertengkar karena perbedaan tersebut.

 

Jadi kesimpulannya perbedaan agama dan kepercayaan tidak menghalangi kita untuk berteman. Kita harus saling menjaga kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa, seperti yang terdapat dalam sila pertama butir ke empat Pancasila. Terutama kita yang nantinya akan menjadi perawat tidak boleh membedakan pasien berdasarkan agamanya.

 

Tinggalkan Balasan