Silaturahmi Dan Napak Tilas

Selamat sore sobat,

Hari Kamis (20/01/2022) siang, saat berbincang bincang dengan keluarga dari istri, muncul ide dari istri untuk mengantar kakak tertuanya yang akan kembali ke rumahnya di Takeran kabupaten Magetan. Gayung pun bersambut, kami pun bersepakat untuk bersilaturahmi ke keluarga kakak dari istri di Takeran kabupaten Magetan.

Sore harinya, sekitar jam 16.00 WIB, saya bersama istri dan anak serta dua kakak dari istri keluar dari rumah di kota Surabaya menggunakan mobil kijang avansa menuju pintu tol masuk Pasar Turi. Hujan mulai turun saat kami sudah berada dalam tol dalam kota Surabaya. Perjalanan diperkirakan memakan waktu dua jam setengah lebih menggunakan tol dan keluar dari pintul tol Madiun lalu masuk ke kota Madiun.

Sepanjang perjalanan di tol hujan turun begitu lebat sehingga mobil kami harus berjalan lambat karena jarak pandang yang terbatas.

Sekitar jam 19.00, kami sudah tiba di kota Madiun dan hujan masih saja turun meski tidak terlalu deras. Setengah jam kemudian, kami tiba di rumah kakak yang berada di desa Takeran yang sudah masuk kabupaten Magetan.

Setelah beristirahat dan berbincang bincang sejenak kemudian kami keluar untuk makan malam di sebuah tempat makan khusus gulai dan sate kambing.

Setelah makan malam, kami menuju rumah anak tertua dari kakak (keponakan) untuk bermalam di sana. Meski berada di desa, rumah keponakan tak kalah besar dan keren dengan rumah rumah di pemukiman real estat.

Hujan telah reda dan udara begitu sejuk apalagi di sekitar rumah masih dikelilingi dengan pepohonan rindang dengan halaman yang lumayan luas.

Kami berbincang bincang hingga lepas tengah malam kemudian melepas lelah dan tertidur lelap. Namun sekitar jam 04.30, kami sudah terbangun dan menikmati sajian kopi dan teh panas yang terasa begitu nikmat.

Pagi itu hujan turun rintik rintik.

Setelah sarapan pagi dan foto bersama sekitar jam 08.30, kami meninggalkan rumah keponakan menuju ke desa Ngadirejo kabupaten Magetan untuk bersilaturahmi dengan keluarga adik dari istri kakak.

Perjalanan ditempuh hanya sekitar 30 menit dan kami sudah tiba di tempat tujuan. Hujan sudah berhenti meskipun Matahari belum mau menampakkan sinarnya. Udara terasa sejuk.

Adik dari istri kakak adalah seorang wiraswasta di desa Ngadirejo. Beliau juga seorang penggemar batu akik dan tanaman bonsai. Saya cukup tertarik dengan tanaman bonsai miliknya dan kami berbincang lebih dalam tentang tanaman bonsai tersebut.

Selain itu, saya mendapatkan 3 rokok produksi lokal yang belum ada dalam koleksi rokok lokal saya. Ketiga rokok lokal yang dijual di warung milik adik dari istri kakak adalah Andalan (filter), Dados (kretek) dan Simustika 69 (kretek).

Sejak menjadi wakil rakyat di Jawa Timur, saya selalu menyempatkan untuk membeli rokok produksi lokal dari Jawa Timur yang saya temui di warung warung yang menjual rokok di berbagai kota maupun desa di Jawa Timur.

Sekitar jam 10.00, kami mohon diri dan terlebih dahulu berfoto bersama. Kami kembali ke rumah kakak di desa Takeran untuk menurunkan istri kakak dan anaknya sekaligus berpamitan. Namun kakak masih bersama kami sampai di kota Madiun karena ada keperluan di sana.

Setelah menurunkan kakak di kota Madiun, mobil kami meluncur menuju pintu tol Madiun yang menuju ke Surabaya.

Perjalanan via tol hanya sampai di pintu tol keluar menuju ke kota Nganjuk karena kami akan bernapak tilas di kota Kediri membeli tahu khas Kediri.

Membeli tahu khas Kediri di kota Kediri sering saya lakukan ketika saya melakukan perjalanan reses ke kabupaten Tulungagung saat masih menjadi Anggota DPR/MPR RI daerah pemilihan Tulungagung.

Kami berhenti sebentar di kota Nganjuk untuk membeli makanan kecil kemudian lanjut ke kota Kediri. Tak lama kami sudah berada di kota Kediri dan berputar putar di jalan jalan kota Kediri hingga menemukan pusat penjualan tahu Kediri.

Dari kota Kediri, kami melakukan perjalanan non tol menuju kota Surabaya melewati kota Jombang, Mojo Agung dan Mojokerto.

Di kota Jombang, kami beristirahat makan siang dengan menu rawon.

Setelah makan siang, kami melanjutkan perjalanan kembali ke kota Surabaya. Kami baru masuk tol di Krian menuju tol dalam kota Surabaya dan baru keluar tol di pintu keluar Pasar Turi.

Kami tiba di rumah sekitar jam 20.00. Alhamdulillah perjalanan silaturahmi dan napak tilas berjalan lancar tanpa halangan ..

Sobat, sebelum saya undur diri, ijinkan saya menyampaikan sebuah pantun :

Bila Mau Makan Bakmi  

Gunakanlah Sendok Garpu Yang Bersih  

Tetap Menjaga Tali Silaturahmi 

Agar Tetap Bisa Berbagi Kasih

Selamat beraktivitas ..

Salam sehat ..

 

NH,

Surabaya, 24 Januari 2022

Tinggalkan Balasan