Selamat siang sobat,
Semalam (Kamis, 28/01/2022) saya menyaksikan secara live di stasiun TV Indosiar, pertandingan sepakbola (FIFA Match Day) antara Indonesia melawan Timor Leste.
Pertandingan yang digelar di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar Bali tersebut berakhir untuk kemenangan Indonesia dengan skor 4-1.
Meski bisa meraih kemenangan cukup telak namun penampilan Indonesia tidak memuaskan.
Pemain Indonesia terlihat tampil kurang fokus dan banyak membuang peluang yang seharusnya bisa dimaksimalkan menjadi gol.
Empat gol yang tercipta, hanya satu gol saja hasil dari kerja sama tim yang apik dan diselesaikan dengan baik oleh Ricky Kambuaya. Sedangkan tiga gol lainnya tercipta dari tendangan penalti dan dua gol bunuh diri dari pemain Timor Leste.
Pelatih Shin Tae-Yong (STY) pantas kecewa dengan penampilan anak asuhnya. Hal ini bisa dimaklumi karena kualitas Indonesia sesungguhnya lebih baik dari Timor Leste. Namun justru Indonesia ketinggalan lebih dulu di babak pertama dan beruntung tendangan penalti Timor Leste di menit akhir gagal dimaksimalkan menjadi gol. Apabila tendangan penalti tersebut berbuah gol dan Timor Leste unggul 2-0 maka bisa jadi cerita di babak kedua menjadi lain.
Faktor cuaca bisa saja mempengaruhi permainan kedua tim namun bukanlah menjadi penyebab dari penampilan yang kurang baik.
Timor Leste terlihat mampu mengantisipasi gempuran Indonesia dengan menumpuk pemainnya di daerah pertahanannya dan menyiapkan dua pemain andalannya untuk melakukan serangan balik cepat yang langsung menusuk ke jantung pertahanan Indonesia. Taktik ini ternyata bisa membuahkan hasil sementara gempuran Indonesia tak satupun peluang yang berbuah gol.
STY nampaknya memerlukan sosok striker yang tajam dan haus gol. Hal itu belum terlihat di penampilan Dedik Setiawan maupun Hanis Saghara di kaha melawan Timor Leste. Irfan Jaya, Ricky Kambuaya bahkan Witan Sulaiman yang tak tampil di laga ini bukanlah striker murni yang memiliki naluri mencetak gol yang tinggi bila sudah berada di kotak penalti.
STY sudah banyak mengorbitkan pemain muda berkualitas seperti Pratama Arhan, Alfreandra Dewangga, Ramai Rumakiek dan yang lainnya namun STY masih belum mendapatkan sosok striker murni sekaliber Bambang Pamungkas atau Boaz Solossa di eranya.
Laga kedua melawan tim yang sama, Timor Leste di tempat yang sama pada tanggal 30 Januari 2022, STY harus bisa menampilkan Indonesia yang lebih fighter dan stronger dengan memetik kemenangan lewat gol gol yang dihasilkan lewat kerja sama yang apik.
Kita tunggu ..
Sobat, sebelum saya undur diri, ijinkan saya menyampaikan sebuah pantun :
Berjalan Jalan Di Taman Yang Asri
Melihat Burung Kecil Tengah Merintih
Janganlah Cepat Berpuas Diri
Teruslah Berlatih Dan Berlatih
Selamat beraktivitas ..
Salam sehat ..
NH,
Surabaya, 28 Januari 2022
Setuju Pak Nurwendo. Skuad Garuda membutuhkan striker sekaliber Bepe atau Boas Solosa. Salam sehat selalu.
Mudah2an STY bisa menemukannya .. salam sehat pak Hensa ..