Kisah-Kisah Perjalanan: Ketika Blogger Jalan-Jalan

Wisata175 Dilihat

Sumbawa
Perilaku seorang blogger ketika berjalan-jalan mungkin tak berbeda jauh dengan wisatawan pada umumnya. Mereka juga bersenang-senang menikmati liburan di tempat wisata tersebut, juga berfoto-foto. Tapi memang ada perbedaan yang signifikan antara traveler pada umumnya dan seorang blogger.

Saya menulis blog sejak tahun 2007 setelah sebelumnya sempat bekerja di sebuah media nasional. Karena kebiasaan membuat warta, maka rasanya ‘gatal’ ketika berada ke suatu tempat tanpa membuat sebuah artikel.

Akhirnya setiap kali menuju sebuah tempat, aku pun melakukan eksplorasi tempat wisata tersebut. Pulang dari liburan, saya bawanya oleh-oleh begitu banyak. Tapi bukan oleh-oleh makanan atau suvenir, melainkan oleh-oleh berupa artikel cerita tentang tempat wisata tersebut.

Itulah perbedaan signifikan antara blogger dan traveler pada umumnya. Blogger yang juga traveler biasanya akan lebih eksploratif, memerhatikan tarif, cara menuju lokasi, fasilitas, dan sebagainya. Kadang-kadang mereka juga melakukan wawancara ke petugas yang bekerja di tempat wisata dengan cara sederhana, yaitu mengobrol santai.

Mereka juga umumnya suka foto-foto. Dominannya foto-foto panorama, foto tiket, dan sebagainya. Sebenarnya foto tersebut untuk menjadi bahan bercerita. Semakin banyak foto akan semakin baik agar bisa dikembangkan menjadi lebih banyak artikel.

 

Bagaimana Caranya Jadi Blogger Traveler?

Caranya mudah sih. Yang pertama ada niatan untuk menulis kisah perjalanan. Yang kedua ada rasa penasaran akan segala sesuatu yang baru dan rasa antusias. Dan yang ketiga adalah punya peralatan blogger paling minimal yaitu alat untuk mencatat dan memotret.

Untuk yang pertama, kisah perjalanan bisa dibuat dalam berbagai bentuk narasi. Bisa dalam bentuk esai foto. Jadi lebih banyak foto lalu diberi deskripsi sekitar 1-3 paragraf. Juga bisa dalam bentuk narasi seperti kisah perjalanan dari awal hingga akhir berangkat. Atau juga bisa dalam bentuk kesan-kesan terhadap tempat wisata.

Sedangkan yang kedua memang perlu ada unsur rasa penasaran dan antusias. Ketika seseorang penasaran akan suatu daerah, misal tentang legenda telaga maka tulisannya akan eksploratif dan kaya. Demikian puka ketika ia antusias melakukannya. Tulisannya akan lebih hidup.

Nah yang ketiga peralatan tempur blogger secara sederhana adalah alat tulis untuk mencatat hal-hal penting atau yang berkesan dan alat potret. Dua hal ini bisa hadir dalam bentuk ponsel pintar.

Telur asin
Cerita tentang telur asin Brebes juga menarik diangkat.

Dengan ponsel pintar maka ia bisa langsung mengetik di aplikasi catatan, memotret dan membuat video, merekam suara, dan juga bisa langsung mengunggahnya di blog. Praktis. Saya juga sekarang enggan membawa kamera poket semi otomatis karena lebih praktis dengan hape kecuali memang sedang ingin eksplorasi foto.

Nah, seru kan jadi blogger traveler? Kalian bisa langsung memulainya saat ini, misalnya ketika mencobai MRT atau kereta bandara.

Jika Kalian aktif menulis wisata ada kemungkinan Kalian bisa berwisata gratis karena menang lomba artikel jalan-jalan atau dapat hadiah yang lumayan. Asyik kan?! Yuk segera siapkan blog dan tulisan Kalian.

Saya blogger Indonesia, berhimpun tergabung di YPTD.

Selamat hari blogger

Selamat hari blogger nasional!

Tinggalkan Balasan

2 komentar