Tips Menulis dari Kegiatan Sehari-Hari

Gaya Hidup101 Dilihat

nelayan

Kegiatanku itu rutinitas. Nampaknya tak menarik untuk diceritakan. Aku sendiri saja bosan melakukannya. Pernah mendengar keluhan semacam itu bila kita mengajak teman atau saudara untuk menulis?

Kegiatan yang bersifat rutin itu dekat dengan kita. Kita tahu seperti apa praktiknya sehingga pastinya mudah untuk diceritakan. Tentang apakah ia menarik atau tidak untuk dikisahkan itu adalah urusan nanti.

Apa saja sih kegiatan rutin yang bisa dikisahkan?

Seorang ibu rumah tangga setiap harinya begitu sibuk. Ia memulai harinya dari pagi sejak matahari mulai hadir secara malu-malu. Ia membersihkan rumah, menyiapkan sarapan, dan membangunkan anak-anaknya.

Lalu ia akan sibuk dengan persiapan makan siang. Belum lagi memasak untuk makan malam dan kegiatan bersih-bersih lainnya, seperti mencuci piring dan gelas, mengepel, mencuci baju, dan menyeterika.

Ya jadi ibu rumah tangga itu berat. Kegiatan rutinnya sungguh panjang. Membacanya saja jadi ikut merasakan lelahnya.

Nah, inilah poin yang menarik. Cerita seorang ibu rumah tangga itu tetaplah menarik.  Ia bisa bercerita tentang tips ia menyiapkan sarapan yang cepat dan lezat. Ia juga bisa menyampaikan idenya tentang bagaimana menata pakaian seperti halnya Marie Kondo. Siapa tahu ia bisa jadi the next Marie Kondo yang lebih mudah diikuti.

Bagaimana dengan rutinitas pekerjaan kantoran?

Seorang tenaga administrasi, misalnya. Ia setiap hari bertugas memeriksa surat-surat yang masuk dan ke luar. Ia juga memeriksa persediaan kas untuk kebutuhan belanja darurat, misalnya snack untuk calon klien yang tiba-tiba datang. Lalu ia juga menjawab telpon, mengurus rapat, dan sebagainya. Apa yang bisa ditulis?

Ada banyak hal yang bisa ditulis. Ia bisa bercerita bagaimana cara melakukan pekerjaannya dengan menyenangkan dan mudah. Misalnya dengan menjalin hubungan baik dengan pihak katering dan toko bakeri, sehingga kue dan makanan rapatnya selalu dipuji atasan dan klien.

Ia juga bisa bercerita fiksi. Misalnya ketika harinya sedang buruk. Hari itu ia menunggu begitu lama kereta, kemudian kehujanan dan sebagainya. Harinya kemudian menjadi berwarna ketika ia bertemu dengan calon klien yang tampan dan perhatian. Si pria itu hanya menanyakan apakah ia baik-baik saja, tapi rasanya ia sangat senang dan merasa diperhatikan. Cerita itu sekadar fiksi yang dikembangkan dari kegiatan rutinitasnya.

Ya, ada banyak hal menarik yang bisa dibuat dari kegiatan sehari-hari. Aku sendiri sehari-hari berkutat dengan kucing. Akhirnya aku pun membuat cerita fiksi dengan inspirasi dari hewan-hewan lucu dan nakal tersebut. Bukunya berjudul “Tarian Kucing di Bulan Purnama dan Kisah-Kisah Kucing Lainnya”.

Ayo cobalah menulis. Jangan merasa minder dan takut untuk memulai jika bahan tulisanmu ‘hanya’ dari kegiatan rutinmu.

Salam literasi dan selamat menulis!

 

Tinggalkan Balasan