Ngopi di Sebelah Masjid Berhias Mobil Terbang di Gunung Kidul

Berita, Islam, Wisata305 Dilihat

Setelah berkunjung ke Pantai Kesirat di selatan Gunung Kidul, Kecamatan Panggang dan sempat menikmati serunya melewati jalan akses yang sempit, kami segera kembali menuju kota Yogyakarta. Hari masih ketika kami melewati Jalan Suluk, Desa Girisuko, Kecamatan Panggang.

Di sebelah kanan tampak sebuah masjid yang sekilas terlihat megah dengan menara yang lumayan tinggi dan arsitekturnya yang modern, di depannya juga ada tempat parkir yang lumayan luas di tepi jalan. Namun yang membuat masjid ini khas adalah sebuah tugu yang tinggi dengan hiasan sebuah mobil berwarna kuning di puncaknya.

“Masjid Al Ikhlas, Panggang, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Indonesia,” demikian tulisan yang tertera dengan warna kuning emas  di depan masjid dengan latar belakang marmer hitam. Sekilas terkesan mewah walau lokasinya jauh dari kota besar.

Masjid ini juga terkesan memiliki gaya minimalis dengan bentuk hadap depan berbentuk empat persegi panjang dengan hiasan kaligrafi dengan kombinasi nuansa kuning emas dan putih merona wana krem. Menaranya lumayan tinggi menjulang dengan bentuk monumen dan hanya berhias bulan sabit warna kuning emas di atasnya.  Tidak ada kubah atau pun bentuk-bentuk yang secara tradisional mirip sebuah masjid.

Setelah mampir sejenak di masjid, saya kemudian berkunjung ke tugu mobil di sebelahnya yang terasa lebih monumental.  Tingginya melebihi menara masjid dan mobil warna kuning yang seakan-akan terbang ke angkasa memang tampak sangat monumental.

“Semangat Mobil Listrik Indonesia Maju Terus Pantang Mundur,” demikian tertulis dengan huruf besar pada monumen mobil kuning tersebut.  Di bagian bawah tugu baru jelas tertulis beberapa fasilitas yang ada di tempat yang terletak di sebelah masjid Al Ikhlas ini.  Yaitu sebuah tempat ngopi bernama Kopi Panggang , sebuah vila lengkap dengan tempat oleh-oleh.

Ketika masuk ke dalam dengan kontur yang menanjak, terlihat beberapa bangunan bertingkat dua  megah dengan atap arsitektur model  tradisional Jawa dengan genting warna tanah liat yang khas.  Di depannya ada sebuah prasasti dengan nama Blarak Villa lengkap dengan segala paparan fasilitas yang ada seperti Camping ground, kolam renang, ruang meeting dan juga jogging track.

Di bangunan sebelahnya terdapat Cafe bernama Kopi Panggang dengan tema Dhaharan Ndeso. Sekilas cafe ini berbentuk pendopo yang luas dengan tiang-tiang yang lumayan besar.  Warna coklat kemerahan mirip genting tanah liat mendominansi bangunan dengan atap berbentuk joglo.

Di sebekah belakang cafe,  ada sebuah toko atau gerai yang sekilas tampak modern. Uniknya di bagian atasnya, juga dihiasi oleh  sebuah mobil warna merah yang seakan-akan terbang di angkasa lengkap dengan pajangan seekor monyet yang sedang memanjat tali.  Monyet ini memegang sebuah papan bertuliskan Oleh-Oleh Khas Gunung Kidul.

Saya sempat mampir ke toko  yang terlihat modern dan terdiri dari dua lantai, lantai pertama banyak menjual makanan kecil khas Gunung Kidul, sementara di lantai dua dipajang berbagai jenis T shirt dan barang kerajinan.  Namun suasana nya tidak seramai di cafe Panggang yang ada di bagian depan kompleks.

 

Setelah sejenak melihat kawasan masjid dengan hiasan mobil terbang yang cukup monumental ini, kami kemudian melanjutkan perjalanan yang masih lumayan jauh ke pusat kota Yogya.

 

Yogya, Juli 202

 

 

 

Tinggalkan Balasan