Puisi 35: Sang Saka Berkibar di Hati

Fiksiana, Puisi102 Dilihat

Sang Saka Berkibar di Hati
Karya Nina Sulistiati

Merah putih yang mewarnai hati anak negeri
Memupuk keyakinan tentang cinta ibu pertiwi
Mengukir prestasi, menguji kompetensi diri
Menjadi manusia Indonesia sejati

Ketika sang saka berkibar di hati
Tak akan ada lagi tindak korupsi
Yang menyelusup di berbagai lini
dan meluluhlantakkan ekonomi negeri

Berkibarlah sang saka di seluruh hati anak bangsa
Agar tak ada lagi yang merasa jumawa
Seraya menepuk dada dan berkata:
“aku manusia terkaya di nusantara.”

Gemakan lagu Indonesia raya di dada
“Hiduplah tanahku, hiduplah negriku
bangsaku rakyatku semuanya, bangunlah jiwanya
bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya

Sejahtera bukan hanya milik segelintir orang
Bahagia tak hanya untuk yang beruang
Kedamaian menyelimuti seluruh negeri
dan seluruh penduduk tanpa tirani

Ketika sang saka berkibar di hati
Tak akan yang menjual harga diri
demi memperbanyak pundi-pundi
demi keuntungan dan kepentingan pribadi

Cibadak, 2 Oktober 2021

Bumiku
Nina Sulistiati

Bersinar lah duhai rembulan
terangi bumi ku yang menunduk muram
menyaksikan alam yang meradang
menerjang, menyisakan kisah duka nestapa

Insan-insan yang jumawa
merusak seluruh alam semesta
meracuni penduduk seluruh samudera
menebar lara seisi jagat raya

Bumiku kini penuh luka
Rimba belantara sedikit tersisa
luluh lantak dimakan si jago merah
menyesakan dada penuh amarah

Sawah-sawah yang menghijau
bereinkarnasi jadi gedung-gedung tinggi
taman-taman kota jadi tempat-tempat wisata
rakyat harus kucurkan dana untuk menikmatinya

Hutan-hutan belantara menjadi huma
laut penuh aneka bahan kimia
urea, pestisida, plastik meracuni aneka satwa
tumpukan sampah hancurkan unsur hara

Bumiku kini berduka lara
Semesta tak lagi ceria dan bahagia
Alam porak poranda oleh polah manusia
menghancurkan habibat flora dan fauna

Masihkah tersisa nurani penduduk bumi
Menjadikan buana kembali suka cita
Pelestarian bumi tak sekedar teori
Apalagi hanya untuk kepentingan publikasi para politisi.

Lalu semua salah siapa?

Cibadak, 10 Agustus 2022

Tinggalkan Balasan