Aku Laksana Artis Kondang

Terbaru21 Dilihat

 

Aku Laksana Artis Kondang

Cing Ato

Guru Blogger Madrasah

Senin, 26 Desember 2022. Merupakan hari bersejarah bagiku dalam hidup ini. Bagaimana tidak? Sudah puluhan tahun jadi guru belum pernah menginjakkan kaki ke Gedung Guru Indonesia Pusat. Namun kali ini, bersebab literasi menulis menghantarkanku bisa bermesraan dengan sahabat-sahabat literasi dari berbagai daerah. Wow, keren!

Awalnya agak ragu, karena diri ini dalam kondisi serba keterbatasan sebagai penyintas GBS dan masih bermesraan dengan kursi roda. Namun, hasrat hati ingin bertemu sahabat literasi, membuat diri ini nekat untuk berjumpa dengan sahabat-sahabat literasi Nusantara.

Terus melakukan kontak dengan Om Jay dan panitia terutama dengan bunda Arofiah untuk mengetahui kondisi real Gedung Guru Indonesia. Apakah kursi roda bisa masuk aula dan apakah closed di sana dengan cloused duduk? Terus saya bertanya sampai satu hari menjelang acara perhelatan.

Alhamdulillah, Gedung Guru Indonesia /PGRI pusat ada jalan khusus untuk kursi roda. Gembira hati ini. Semoga semua gedung yang bersifat public ada sarana untuk disabilitas.

Saya pun meluncur dari madrasah, kebetulan semua ASN yang di bawah kementerian Agama, khususnya guru tidak boleh libur di saat para siswa liburan semesteran. Sebagai Bawahan manut saja dan ikuti peraturan atasan. Tetap absensi, karena tidak ada kegiatan, saya manfaatkan untuk mencari ilmu dan bergabung dengan guru-guru Nusantara untuk berliterasi.

Dengan didampingi istri dan dua bodigar aku meluncur ke Gedung Guru Indonesia pusat yang berlokasi di jalan Tanah Abang III no. 24 Jakarta Pusat.

Sesampai di sana, bak artis kondang sahabat-sahabat literasi yang selama ini hanya kenal lewat dunia maya, kini langsung bertatap muka. Wow, hati ini sampai haru sekaligus bahagia atas sambutan yang super duper dari sahabat-sahabat literasi.

Ketika masuk ke ruang penyambutan tamu. Resepsionis langsung histeris.

“Cing Ato,” teriak sahabat sambil beranjak dari tempat duduknya untuk menyalamiku.

“Cing aku Raliyanti yang pernah menjadi moderator Cing Ato dan yang dapat hadiah buku,” ucapnya

“Oh, bunda selamat berjumpa,” balasku

Ibu Raliyanti salah satu di antara guru madrasah yang ikut pelatihan di komunitas pelatihan belajar menulis di bawah asuhan Om Jay.

sedang asyik ngobrol, tiba-tiba Om Jay keluar dari dalam aula.

“Wow, Cing Ato sudah lama tak bertemu,” ujar beliau sambil memelukku.

Tidak membuang moment yang indah, saya dan para resepsionis berfoto bareng bersama Om Jay. Wow, pertemuan yang membahagiakan hati.

Sebelum memasuki aula aku dan istri berfoto ria di depan aula untuk kenang-kenangan bahwa aku dan istri pernah berkunjung ke sana.

Aku dengar sayup-sayup pembacaan Kalam Ilahi dari dalam aula. Aku ingin segera masuk, tetapi jalan menuju tangga harus melewati tiga anak tangga.

“Wah harus diangkat,” dalam benakku.

Para panitia sudah siap-siap mengangkat kursi rodaku, tetapi salah satu scurity memberi tahu.

“Pak lewat samping saja, ada khusus kursi roda,” ujar beliau.

Sebenarnya ketika aku sampai ke Gedung Guru Indonesia, yang pertama aku cari adalah jalur khusus disabilitas. Aku sudah melihatnya di samping ruang penerima tamu ada jalur ke atas.

Aku pun menuju jalan khusus dengan didorong oleh asistenku sampai pintu aula, selanjutnya istriku yang mendorong ke dalam aula.

“Wow, ruangan sudah penuh, luar biasa pesertanya banyak sekali,” ujarku dalam hati.

Mataku pun tertuju ke panggung. Aku melihat para tim solid Om Jay sedang berjejer di atas panggung dan satu persatu bicara secara bergiliran.

Aku melihat bunda Aam melambai-lambaikan tangan sambil memanggil, “Cing Atooooooo,” teriak beliau. saya membalas dengan lambaikan tangan pula.

Sementara dari barisan paling kiri seorang sahabat yang cukup saya kenal memanggil saya”Cing Atooooo.” Beliau pak Mukminin (Cak Inin). Saya menghampiri dan bersalaman dengan beliau.

Banyak wajah-wajah yang tak asing bagiku walau selama ini melihat dari foto yang dishare di group WhatsApp.

Laksana artis kondang, semua sahabat-sahabat literasi berdatangan untuk foto bersama. Mereka menghampiri satu persatu ada juga yang rombongan.

Bahagia sekali hati ini melihat sahabat literasi saling bersapa ria. Aku jadi kaga enak dengan yang sedang mengisi acara di depan, tetapi aku pun tidak bisa menolak sahabat yang ingin foto bersama. Maklum baru bertemu pertama kali. Ya, seperti ajang temu alumni saling kangen-kangenan.

Ada juga aku dengar dari istriku katanya ada sahabat literasi yang kaget melihat kedatanganku.

“Wow….! itu cing Ato datang juga. Aku pernah sempat dibuatnya meneteskan air mata, ketika mengikuti dan membaca materi yang disampaikan beliau pada acara pelatihan menulis,” ujar istriku menirukan sahabat literasi yang duduk di belakang beliau.

“Oh, itu pak Dail Ma’ruf orang hebat dan ketua kegiatan ini,” jelasku kepada istri.

Pak Dail pun menghampirku dan sempat ngobrol sebentar. Maklum ketua panitia super sibuk.

Ada juga yang menghampiriku penulis hebat Dr. Mudafiatun Isriyah, M.Pd. dosen UNIVAR Jember. Bukunya mendapatkan Penghargaan sebagai juara pertama untuk buku katagori terbaik tingkat nasional yang diadakan oleh Perpustakaan Nasional. Sambil ngobrol beliau memvideokan moment indah tersebut.

Aku pun bertemu dengan satu angkatan gelombang 8, seperti bunda mayor Nani, bunda Aam Nurhasanah, Cak Inin, dan bunda kanjeng. Alhamdulillah, bunda mayor Nani memberikan bros berlogo PGRI. Sementara bunda Kanjeng memberikan makanan dan wedang jahe. Ketika aku hendak pulang bunda Kanjeng menghampiriku dan berfoto bersama.

Acara cukup meriah, para narasumber memberikan materi yang cukup bagus. Ada pak Catur Nurrachman Oktavian, M. Pd. Ketua asosiasi penulis PB PGRI, ada Pak Dedi Dwitagama, M. M., M. Si. ada pak Wijaya Kusumah founder KBMN, dan yang lainnya.

Ketika waktu ishoma, aku pergi ke toilet dekat dengan ruang resepsionis. Baru saja aku masuk ada beberapa kaum ibu-ibu yang akan berfoto ria, ketika melihatku mereka langsung batalkan berfoto rianya.

“Ada Cing Ato,” kata mereka sambil menghampiriku.

“Cing Ato foto bareng,” pinta mereka.

Akupun mempersilahkan, mereka berjejer dibelakang dan di sampingku. Padahal aku mau pipis, aku tahan saja, hahaha. Demi menyenangkan hati sahabat-sahabat literasi.

Setelah itu aku langsung ke toilet, namun beberapa meter kursi rodaku meluncur ada sahabat superku yang sering chattingan denganku dan salah satu panitia yang super sibuk promosi kegiatan ini menghampiriku.

“Cing Ato, tunggu ini Fiah,” teriak beliau.

Aku berhenti lalu memperhatikan beliau.

“Ini Fiah Cing Fiah, Arofiah,” jelas beliau.

Akupun masih pangling dengan beliau, seperti tidak percaya. Aku pikir Fiah itu seorang ibu-ibu seperti ibu-ibu kebanyakan. Ternyata beliau masih muda dan imut-imut. Ketika aku masih pangling beliau menyodorkan sebuah buku hasil karyanya. Kebetulan cover bukunya aku yang membuatkan.

“Cing ini buku buat Cing Ato,” ujar beliau.

“Arofiah,”

“Iya, Cing.”

“Ya, Allah. Aku cari-cari dari pagi di aula, tapi tidak menemukan orang yang bercadar.”

“Maaf Cing, aku sibuk sedang ngurusi para peserta.”

“Ya, udah terima kasih.”

Arofiah adalah salah satu panitia yang membujukku untuk datang dan selalu memberikan informasi. Beliau aku lihat aktif menge-share kegiatan ini di medsos.

Demikianlah sepenggal cerita dari pertemuan perdana penulis hebat. Sayang tidak semua sahabat aku jumpai, karena keterbatasanku. Semoga, acara seperti ini terus berlanjut dikemudian hari

Cakung, 28 Desember 2022.

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan