Novel ini bercerita tentang wanita cantik jelita bernama Anindia Nilajuwita. Sosok yang terbelenggu cinta pertamanya. Tatkala Rumput Kusut Masai adalah gambaran galau hatinya.
Duka yang Tak Jelas
Duka sangat dalam yang bersemayan di hati Prasaja seakan juga hadir di relung hatinya. Duka itu dapat dirasakan Anindia.
“Mas mohon berikan rasa ikhlasmu untuk Mbak Aya Almarhumah.” Saat itu Anindia sempat mengucapkan kalimat bijak kepada Prasaja di Pemakaman yang sudah mulai sepi.
“Terima kasih Anin.” Jawab Prasaja pelan sambil wajahnya tertunduk dan matanya masih menatap gundukan tanah merah yang masih basah bertabur bunga.
Peristiwa setahun yang lalu ini seakan baru terjadi kemarin. Anindia merasakan begitu cepat waktu berlalu.
Duka yang sempat menyapanya ternyata masih tersisa hingga saat ini.
Sore itu di beranda Apartemen Lantai 12 itu, Anindia masih duduk termenung. Sementara alunan lagu episode cinta yang hilang, baru saja menyelesaikan bait terakhirnya.
Gadis berkulit putih berparas rupawan itu masih termenung, memandang ke depan dengan wajah gamang. Matanya yang indah itu menatap langit yang tak berbatas.
Sementara senja akan segera berakhir ketika langit merona berwarna jingga. Ada duka menyapa gadis yang masih menyendiri. Duka yang tidak jelas.
Salam Literasi @hensa.
BERSAMBUNG Tatkala Rumput Kusut Masai (24).
Novel ini hanya fiktif. Andaikata ada kesamaan nama-nama dan tempat, maka hal itu hanya kebetulan semata.
1 komentar