Mencintai dengan sepenuh hati dalam sebuah komiten pernikahan adalah hal luar biasa bagi sepasang hati yang saling bertaut. Ini adalah anugerah tak terkira dari Yang Maha Kuasa bagi insan-insan yang dicintai-Nya. Tidak semua insan mendapat kesempatan berharga ini, mempertahankan pernikahan hingga tahun ke-60 atau biasa disebut sebagai Diamond Wedding Anniversary.
Ayahanda Tjiptadinata Effendi dan Bunda Helena Roselina (atau yang saya kenal dengan nama Roselina Tjiptadinata di akun Kompasiana Beliau) mendapat anugerah Tuhan untuk menjalani kebersamaan hingga 60 tahun dalam ikatan suci pernikahan. Saya mendoakan agar Beliau berdua bisa melewati masa bersama lebih dari 60 tahun akan terus menjalaninya dalam bahagia dan kesehatan yang paripurna.
Pada tanggal 2 Januari 2025 nanti akan genap 60 tahun usia pernikahan Ayahanda Tjiptadinata Effendi dan Bunda Helena Roselina. Perjalanan pernikahan yang penuh dengan romansa suka dan duka. Tentu saja saya tahu sebatas kisah menginpirasi yang selalu Ayahanda Tjip dan Bunda Roselina bagikan dengan sukacita. Saya mengenal Ayahanda Tjip dan Bunda Roselina awalnya memang dari tulisan-tulisan mereka. Meski demikian ada kedekatan batin yang saya rasakan secara pribadi.
Sejak tahun 2019, Ayahanda Tjiptadinata dan Bunda Roselina berkenan memanggil saya dengan sebutan Ananda. Tentu saja ini sebuah kebahagiaan tersendiri bagi saya. Saya mempunyai Ayahanda dan Bunda yang menjadi panutan dalam banyak hal, terlebih dalam hal konsistensi menulis. Syukur kepada Tuhan.
Beberapa hal yang ingin saya tuliskan tentang kesan-kesan kedekatan saya dengan Ayahanda Tjiptadinata dan Ibunda Roselina antara lain adalah:
Menerima saya apa adanya
Saya mengatakan demikian karena Ayahanda Tjiptadinata dan Bunda Roselina menghargai pilihan saya dalam menulis puisi. Saya memang dikenal sebagai penulis puisi oleh rekan-rekan penulis. Ayahanda dan Bunda selalui menghargai puisi-puisi saya dengan memberi komentar yang mengapresiasi, itu yang saya rasakan. Tentu saja, hal ini memberi semangat pada saya untuk terus berpuisi.
Menyapa saya dengan penuh kasih dan kelembutan
Ayahanda Tjiptadinata dan Bunda Roselina juga bersedia menyapa saya dengan penuh kasih dan penuh kelembutan seperti Ayah dan Ibu kepada anaknya. Saya merasakannya sampai saat ini. Kasih tanpa meminta timbal balik atau balas jasa. Hanya ingin memberi kasih dan kelembutan, ini sungguh menyentuh hati saya. Bahkan Ayahanda Tjiptadinata dan Bunda Roselina pernah menelepon saya, juga menyapa lewat akun media sosial saya ketika saya sempat hilang kabar. Ini sebuah bukti kasih yang nyata dalam sebuah relasi keluarga orang tua dan anak meski saya tidak mempunyai ikatan darah dengan Ayahanda Tjiptadinata dan Bunda Roselina.
Kerendahan hati
Saya membaca banyak sekali kisah pencapaian prestasi yang diperoleh baik oleh Ayahanda Tjiptadinata dan Bunda Roselina, meski demikian ada kerendahan hati dan kemauan berbagi inspirasi yang mendalam. Saya sungguh bahagia bisa mengenal dengan Ayahanda Tjiptadinata dan Bunda Roselina. Terima kasih Ayahada Tjiptadinata dan Bunda Roselina
Beberapa pertemuan yang pernah terjadi di antara kami secara daring dalam acara YPTD, ulang tahun Bapak Thamrin Dahlan, saya melihat ada kerendahan hati mendalam yang ditunjukkan oleh Ayahanda Tjiptadinata, mengikuti acara pertemuan via zoom hingga selesai. tentu saja didampingi Bunda Roselina. Bukan hanya itu, dalam pertemuan kami secara langsung pertama kalinya di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Jakarta, Ayahanda Tjiptadinata dan Bunda Roselina juga telah menyambut saya dengan ramah dan penuh bahagia.
Bukankah yang saya tuliskan menunjukkan kisah kerendahan hati dari Ayahanda Tjiptadinata dan Bunda Roselina? Saya yakin, salah satu alasan karakter kuat inilah yang membuat relasi dalam pernikahan suci ini bisa abadi dan berlangsung sudah menjelang 60 tahun.
Sangat banyak hal yang ingin saya tuliskan tentang Ayahanda Tjiptadinata dan Bunda Roselina. Kiranya apa yang saya sampaikan di atas bisa menjadi penanda betapa kisah cinta abadi ini terpatri dalam Diamond Wedding Anniversary Ayahanda Tjiptadinata Effendi dan Bunda Helena Roselina.
Berikut saya rangkaikan kembali sebuah puisi sebagai kado ulang tahun pernikahan ke-60 bagi Ayahanda Tjiptadinata Effendi dan Bunda Helena Roselina:
Cinta Kasih Abadi yang Terpatri dalam Hati
Mengasihi dan menerima seluruh keberadaan diri
Dalam kerendahan hati yang hakiki
Bukan menuntut kesempurnaan yang sejati
Namun di dalamnya ada cinta kasih ilahi
Kebersamaan yang telah lama ini
Menjadi perlambang cinta abadi
Suka duka berdua dihadapi
Dalam doa dan iman bergenggaman jemari
Selangkah demi selangkah merangkai hidup berarti
Setapak demi setapak melewati banyak onak duri
Namun cinta kasih abadi terpatri dalam hati
Memberi kekuatan untuk terus tegak berdiri
Melangkah pasti tahun demi tahun terlewati
Hingga usia pernikahan hingga 60 tahun tercapai
Sungguh besar karunia Sang Pencipta dan Pemelihara Bumi
Kepada sepasang insan yang diberkahi
Ayahanda Tjiptadinata Effendi dan Bunda Helena Roselina
Selamat merayakan bahagia dalam ulang tahun pernikahan ke-60
Diamond Wedding Anniversary di bulan Januari
Sungguh sebuah cinta kasih abadi yang telah terpatri dalam hati
…..
Wriiten by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
17 Oktober 2024
Tulisan ini ditulis oleh Ari Budiyanti pada hari Kamis, 17 Oktober 2024
Selamat pagi ananda Ari Budiyanti yang Ayahanda dan Bunda sayangi dengan setulus hati
Merupakan sebuah kebahagiaan tak ternilai bagi Ayahanda dan Bunda, mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari ananda Ari. Kado Ultah Pernikahan Ayahanda dan Bunda yang ke 60 tahun dalam wujud tulisan ini sungguh merupakan sebuah kebahagiaan tak ternilai
Terima kasih anandaku. Salam sayang dan doa dari Ayahanda dan Bunda. Semoga kita dapat bertemu lagl di Perpusnas RI tanggal 2 February tahun depan