ALHAMDULILLAH TULISAN KE 40 PECAH TELOOORRR

Terbaru61 Dilihat

HEMOOOW….HEEEEMMMMOOOWW…HEMMMMMMOOOWW…(952 kata)

 

Siang itu selepas shalat Dhuhur saya sedang tiduran santai. Ngaso bentar dari pagi sibuk urus bisnis dan bantu ini itu.  Tiba tiba di gang depan rumah kedengaran suara orang berteriak jualan.

“Hemmmmooooww…hemmmoowww…hemmmoww” katanya.

Kening saya berkerut kan. Hemow?? Dagang apaan itu ya?Hemow itu apa…makanan kah atau apa…

Apa dia jualan Hammock gitu? Tapi masa iya juga hammock dijual ke perkampungan. Atau jangan jangan  dia sales jualan mobil Hammer? Hahaha..Masa iya sampai segitunya. Ga mungkinlah. Penasaran juga ni orang jualan apa. Tapi mau nengok keluar segen juga  lagi enak tiduran.Males bela belain keluar rumah. Lagian dia juga udah pergi menjauh. Santai lagi aja ah.

Tapi fikiran saya tergelitik dengan suara tadi. Apa yang sebenarnya dia tawarkan. Saya pasang telinga baik baik aja. Pasti dia teriak lagi. Mungkin juga tadi saya salah denger.

Benar saja. Tidak lama suara penjual itu kembali terdengar.

“HEEEEMMMMOOOWW…HEMMMMMMOOOWW.”katanya.

Tuh pan, bener dia teriak lagi. Tapi apaan itu hemow,ya?

Penasaran saya bangkit ke ruang depan, melongok keluar rumah. Beberapa saat kemudian suaranya kembali terdengar.

“Hemooow… Hemowww.” Teriak penjual itu lagi. Suaranya terdengar lebih keras sepertinya dia balik arah mau lewat depan rumah saya lagi. Saya pun bersiap pengen lihat. Jadi kepo pengen ngintip dia jual apa.

Akhirnya orang itu lewat depan rumah. Seorang lelaki paruh baya berjalan pelan, kaya lemes gitu membawa tas kecil hitam dan berteriak,” Heeemmmooowww…”

Ni orang jual apaan sih? Ga keliatan dia jual apa. Tangannya ga bawa apa apa juga.

Akhirnya jiwa detektif kepo mendorong saya keluar rumah ngikutin dia…

Ya Allah..Ternyata dia jual dan jasa servis remot TV!! Berarti Hemow itu maksudnya Remot!

Hadeeuh Remot TV kok teriak hemmmowww???? Jauh amat. Saya kasihan melihatnya. Prihatin juga kayanya ga banyak yang mau pakai jasa dan produk dia. Remot bukan barang yang harus mutlak ada di rumah kita. Lagian jaman sekarang orang dah ga terlalu banyak melihat TV. Pada lari ke internet,pan. Siapa juga yang mau beli remot jaman sekarang apalagi dia nawarinnya ga jelas gitu.

Saya mikir lagi, terlepas dari penting tidaknya remot, ada sebuah pelajaran penting yang bisa kita ambil dari kejadian ini. Apapun bisnisnya, kita harus bisa mengkomunikasikannya dengan jelas kepada khalayak atau pasar yang mau kita bidik. Lha orang ga tahu kita dagang apa bagaimana mau mereka beli apa yang kita tawarkan?!

Itulah pentingnya punya kejelasan bisnis yang menggambarkan jenis jasa atau produk yang akan kita tawarkan pada konsumen. Banyak penjual yang tidak bisa mendefinisikan dengan tepat bisnis yang dia tawarkan. Kejelasan ini haruslah berisi gambaran umum yang mencakup fitur, kekuatan terbesar/nilai tambah terbaik, siapa konsumen yang dituju, dan luas jangkauan pasarnya. Tanpa kejelasan bisnis, kita takkan punya gambaran jelas bagaimana membesarkan bisnis kita kedepannya.

Setalh itu, lebih penting lagi kita harus bisa memiliki strategi marketing yang tepat. Strategi yang membawa posisioning bisnis kita masuk ke dalam fikiran/benak, dan hati konsumen kita. Lalu dengan teknik closing yang tepat,bisa menggiring mereka membeli bisnis kita.

Si bapak tadi sudah jelas menjual jasa servis dan jual beli remot TV. Tapi kejelasan bisnis itu baru ada di benak dan fikiran dia saja. Pesan yang seharusnya diterima konsumen gagal terkirim karena dia tak berhasil mengkomunikasikannya dengan jelas. Tentu saja dia akan kesulitan mendapatkan pembelian.

Kalau saja penjual tadi teriak dengan jelas, “remooot TV…Jual dan servis remot TV!” tentu konsumen akan mengetahui jasa dan produknya. Ketika ada satu dua konsumen yang membutuhkan mereka akan memanggilnya dan boleh jadi melakukan pembelian. Kalau pesannya ga jelas, walaupun diterima oleh konsumen yang membutuhkan remot, tentu saja mereka tidak akan membelinya.

Di era digital ini, proses penyampaian pesan marketing ini sebenarnya lebih mudah lagi. Era internet ini memungkinkan kita memiliki banyak media untuk menyampaikan pesan bisnis dengan biaya yang lebih murah tetapi jangkauan yang jauh lebih luas.

Jaman baheula, ketika media massa cetak dan media elektronik masih berjaya, untuk mengiklankan produk, kita harus mengeluarkan uang yang sangat besar. Untuk slot iklan sekian detik di televisi atau tayang di halaman surat kabar atau majalah,kita harus mengeluarkan milyaran uang. Kalau kita membutuhkan beberapa kali penayangan, sudah kebayang berapa kali lipat kita harus membayar uang.

Sekarang, kita bisa menjangkau jutaan prospek di seluruh negeri dan bahkan dunia dengan biaya beberapa juta rupiah saja. Tinggal memilih media apa yang cocok dengan bisnis kita. Bisa menggunakan facebook jika segmen bisnis kita lebih banyak yang berusia di atas 40an. Jika bisnis kita lebih banyak dibutuhkan kaum wanita, instagram adalah media yang lebih cocok. Kalau pengen menyasar pasar yang kepoan, tingkat stress tinggi, butuh hiburan gunakan Youtube dan Tiktok.

Semua media sosial ini bisa kita manfaatkan dengan maksimal. Bahkan kalaupun kita tidak punya uang lebih untuk beriklan, kita bisa bikin aja konten yang murah tapi menarik dan dibikin viral. Blarrr …Bisnis kita terkenal kemana mana dan orang antri mencoba membeli produk kita biar ga ketinggalan tren. Tinggal kita siap atau tidak menerima peluang emas itu untukmenjadikan mereka pelanggan setia kita.

Satu hal yang harus difahami ketika mau beriklan di sosial media adalah, saat ini konsumen lebih mempercayai eksistensi daripada referensi. Artinya, sebagus apapun bisnis kita, sehebat apapun pelayanan kita, setinggi apapun brand kita, jika tidak eksis di media sosial bisnis kita akan kalah oleh pesaing yang main sosial media.

Meskipun pesaing kita itu kualitasnya dibawah kita, pelayanannya kalah jauh, brandnya kurang kuat, tapi harganya lebih tinggi sekalipun, kalau dia bermain dan menggunakan sosial media dengan baik, pesaing kitalah yang akan dipilih konsumen.

Meskipun bisnis kita udah jalan tahunan, klien kita banyak, pelayanan kita terkenal sempurna, dan banyak klien yang merekomendasikan bisnis kita, jika tidak bermain di sosial media jangan harap bisnis kita yang akan dipilih konsumen.

Sekali lagi, eksistensi lebih penting daripada referensi. Nah, sekarang kita faham mengapa kejelasan bisnis itu penting dan mengkomunikasikan bisnis itu lebih penting agar bisnis kita “didengar” dan dipilih konsumen konsumen terbaik.

Jangan seperti tukang servis keliling tadi yang cape berteriak keliling kampung,

“Hemmmmooowww…”

 

 

Tinggalkan Balasan