Tidaklah Lelah Jika Lillah

Filosofi, Gaya Hidup117 Dilihat

Sakit itu adalah bagian dari nikmat-Nya, selain daripada nikmat sehat, dan patutlah ikhlas menerimanya, karena dengan perantara sakit Allah mengurangi dosa manusia. Nikmat mana lagi yang patut kita dustakan, karena tidak ada yang sia-sia diberikan Allah.

Dengan perantara sakit pula kita bisa istirahat dari berbagai kesibukan, dan dengan diberikannya sakit, agar kita senantiasa mengingat betapa berartinya sehat. Dalam hidup ini tidak ada yang tidak berakhir, sakit pun adalah akhir dari sehat.

Diwaktu sehat banyak waktu kita habiskan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat, itu artinya tidaklah sia-sia Allah berikan nikmat sehat. Hanya saja kadang kita tidak menyadari keterbatasan yang kita miliki, sehingga kita memanfaatkan waktu yang ada diluar batas.

Semua memanglah sudah ada takarannya, segala sesuatu yang melebihi takarannya, tentulah ada mudharatnya. Meskipun apa yang dilakukan adalah sebuah kebaikan, namun bukan berarti setiap kebaikan itu pun dilakukan melebihi batas kemampuan.

Saya teringat sebuah kata yang berbunyi, “Tidaklah Lelah Jika Lillah.” Dalam kata ini tersirat keihklasan yang bersandarkan semua kepada Allah. Sesuatu yang dikerjakan dengan Lillah, tidaklah akan lelah.

Saya sepakat dengan kata-kata diatas, segala sesuatu yang dikerjakan dengan niat semata karena Allah, In Sha Allah akan dikerjakan dengan Lillahi Ta’ala. Inilah yang membuat kita terlena, sehingga tidak merasa lelah dalam mengerjakannya.

Tapi kadang kala kala kita lupa pada keterbatasan yang kita miliki, sehingga kita mengerjakannya diluar batas kemampuan. Dari yang tadinya sehat, tiba-tiba jatuh sakit, dan itu sudah diluar batas kemampuan yang kita miliki. Sehingga Allah memberikan kita nikmat sakit, agar kita bisa istirahat.

Tidak ada yang tidak patut disyukuri dari semua proses itu, Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi kita. Lillah karena berbuat kebaikan, dan berujung pada sakit, bukanlah sesuatu yang tidak bermanfaat. Yang salah itu berbuat sia-sia, dengan menghabiskan waktu sampai lelah, dan akhirnya berujung sakit, bahkan bisa jadi berujung kematian.

Betapa sia-sianya hidup, lelah karena menghabiskan waktu tanpa memberikan manfaat, baik bagi diri sendiri, apalagi bagi orang lain. Amal tidak didapat, celaka pula. Untuk berbuat baik pun ada batasannya, dan tetap perlu memperhatikan kesehatan.

Memang Lillah tidak menyebabkan Lelah, karena tidak lelah itulah yang membuat kita tidak mengenal batasannya. Berbuat kebaikan memang bagian daripada Jihad Fisabillillah, namun Allah juga tidak menyukai hal yang berlebih-lebihan. Semua tetaplah sesuai dengan takarannya.

Inilah pengalaman yang baru saja saya alami, dari segar bugar, tiba-tiba saya tepar. Semua yang saya lakukan sudah melebihi kapasitas fisik saya. Mewakafkan tenaga dan pikiran untuk kepentingan orang banyak, tanpa memikirkan kemampuan fisik, sehingga sampai pada waktunya Allah memberikan nikmat sakit.

Dengan penuh kesadaran saya menikmati sakit yang Allah berikan, dan menikmati salute tersebut sebagai sarana untuk mengistirahatkan fisik dan pikiran saya. Alhamdulillah, dengan cara itu saya bisa mensyukuri nikmat sakit teraebut sebagai cara Allah memberikan saya waktu untuk beristirahat.

Dalam keadaan sakit pun saya tetap mengulurkan tangan untuk membantu teman-teman yang membutuhkan, karena hanya itulah yang bisa saya amalkan. Alhamdulillah kesehatan saya segera pulih, berkat doa dan perhatian teman-teman.

Tinggalkan Balasan

9 komentar