1. Prolog
Ruang preview tiba-tiba lampunya dinyalakan, “stop!!!” Kiano menyetop tayangan preview episode awal, freeze di bagian adegan Kasih yang sedang berakting sebagai figuran.
“Pimpro tolong cari anak yang ada di gambar itu, bawa kehadapan saya, hari ini saya tunggu!!” Perintah Kiano, setelah itu Kiano langsung keluar ruang preview, dan kembali ke ruang kerjanya.
Sontak semua yang ikut menonton preview episode perdana sebuah serial tv, yang baru saja selesai dikerjakan, bertanya-tanya dalam hati, ada apa kok tiba-tiba Kiano menghentikan preview.
Sutradara, Pimpinan Produksi, dan Produser Pelaksana menemui Kiano di ruangannya,
“Maaf pak.., bapak serius mau panggil figuran itu?” Tanya Produser Pelaksana
“Serius!! Kenapa aneh ya?” Kiano balik bertanya. “Produksi jangan dilanjutkan dulu, episode itu bungkus!!” Tegas Kiano
“Ada yang salah pak dengan tayangan itu?” Tanya sutradara penasaran
“Itu miscasting ya pemeran utamanya, terlalu ringan aktingnya, gak ada greget sama sekali mentang-mentang udah terkenal.” Ujar Kiano dengan kesal
“Terus figuran itu di panggil untuk apa pak?” Tanya Pimpro
Kiano berdiri dari kursi kerjanya, menghampiri mereka, “saya mau make over dia, dan akan Saya jadikan pemeran utama dalam judul yang di preview tadi.” Tutur Kiano dengan penuh keyakinan
Markiano Diardo Sukoco, biasa dipanggil dengan Kiano, seorang produser muda dari sebuah Rumah Produksi ‘MarkiArt Entertainment,’ yang memproduksi serial tv dan film layar lebar. Kiano berusia 28 tahun, masih lajang, dan merupakan anak seorang konglomerat terkenal.
Kiano sangat ‘humble’ sangat peduli terhadap orang lain, karakternya tidak seperti produser pada umumnya, yang senang mengencani artis yang terlibat dalam produksinya. Kiano senang mengorbitkan bintang baru, yang dianggapnya memiliki potensi. Tidak jarang Kiano mempertaruhkan uangnya untuk kepentingan seperti itu.
Kiano tertarik dengan salah seorang figuran, yang ikut dalam serial tv yang sedang dia produksi. Figuran itu namanya Kasih, baru berumur 23 tahun, tinggi tubuhnya 170 cm, dan kulitnya kuning langsat. Nama sebenarnya adalah Sukaesih, karena sejak kecil biasa di panggil kesih. Oleh agensinya diganti namanya jadi ‘Kasih,’ agar lebih komersil.
Kasih adalah penjual kue, yang sempat viral karena kecantikan dan kesederhanaannya, karena viral baik di sosial media, maupun di media berita, Kasih diajak shooting serial tv oleh seorang penemu bakat, yang juga merupakan manajemen artis. Kasih sangat polos dan jujur, juga apa adanya, dia merupakan tulang punggung keluarga, yang harus menghidupi seorang ibu yang sedang sakit, dan dua orang adik yang putus sekolah.
***
Pertama ketemu, Kiano tanya pada Kasih, kenapa mau jadi figuran, apakah dia punya minat dalam bidang akting? Dengan polosnya Kasih menjawab,
“Saya gak minat om.., saya ikut shooting karena diajak teman, katanya di bayar cash, gak tahunya selesai shooting belum di bayar.” Jawab Kasih
Mendengar jawaban Kasih, Kiano jadi prihatin, “kamu dijanjikan dibayar berapa sama agensi?” Tanya Kiano
“Seratus lima puluh ribu om..,” jawab Kasih
“Sehari-hari kamu ikut shooting ya? Atau kamu kerja?”
“Saya jualan kue om di pasar, karena viral di tv akhirnya saya diajak shooting.” Cerita kasih
Kiano jadi tahu kalau Kasih awalnya penjual kue yang viral karena cantik, yang akhirnya diajak shooting serial tv, dan di janjikan honor yang Besar. Kiano tantang Kasih, asal dia mau shooting, Kiano akan bayar di depan, dan dikontrak dengan nilai yang tinggi.
Kasih awalnya tidak mau, dia takut dibohongi, dia sedang butuh uang tiap hari untuk menghidupi orang tua dan adik-adiknya, dengan berdagang kue, dia bisa bawa pulang uang 200 ribu tiap hari. Kiano berhasil meyakinkan dia, akhirnya dia terima tantangan Kiano.
Kasih disodorkan kontrak senilai 1 milliar, untuk shooting serial tv sebanyak 100 episode. Dia terima pembayaran di depan sebesar 100 juta, Kasih hampir tidak percaya. Tugas dia selama satu bulan sebelum shooting, hanya ikut pendidikan.
Kasih merasa aneh dengan Kiano, dia di bayar tapi belum di suruh shooting. Akhirnya Kiano cerita, kalau dia mempertaruhkan kekayaannya untuk menjadikan Kasih seorang Bintang Terkenal, Kiano tidak menuntut apa-apa, baginya asal kasih bisa menghargai jerih payahnya.
Kiano cuma minta pada kasih, berusaha untuk berakting sebaik mungkin, dan menjadi Bintang yang disukai pemirsa tv. Akhirnya kasih berjanji untuk memenuhi semua keinginan Kiano.
Keinginan Kiano ingin membuktikan kalau dia bisa menciptakan bintang, dari kalangan orang biasa. Dia tertarik dengan latar belakang kasih, seorang penjuel kue yang viral karena kecantikannya. Kiano pada awalnya memang semata ingin mengorbitkan Kasih, bukan karena jatuh hati, apa lagi jatuh cinta.
Kiano butuh waktu untuk make over Kasih secara maksimal, karena Kasih perlu kursus kepribadian, kursus akting dan sebagainya. Dengan penuh ketekunan dan keyakinan semua itu di lakukan Kiano, tidak ada pamrih dalam dirinya, semata hanya ingin membuktikan kalau dia bisa menciptakan ‘bintang.’
Kasih tidak menyangka kalau Kiano adalah seorang produser, dia menyangka kalau Kiano adalah sutradara. Kiano juga tidak ingin memperlihatkan pada Kasih siapa dirinya, dia ingin memperlihatkan pada Kasih dia adalah laki-laki biasa dan sederhana.
Suatu ketika Kiano bilang pada Kasih, “mulai hari ini nama kamu saya ganti dengan ‘Cassie,’ semua orang harus panggil kamu Cassie.”
Kiano bilang pada Cassie, kalau mau cepat terkenal harus banyak yang diubah, dari nama sampai penampilan harus diubah, bahkan kemampuan akting dan kepribadian harus diubah, untuk itu semua Kiano yang menanggungnya.
Cassie menyerahkan dirinya pada keinginan Kiano, dan dia akhirnya tahu kalau Kiano adalah seorang produser muda, yang masih lajang dan ganteng. Cassie segan dan suka pada Kiano, tapi cuma sebatas itu, dia tidak berani lebih dari itu.
Setelah Cassie di make over, Cassie juga diberikan kesempatan untuk belajar akting dengan seorang acting course. Awalnya Cassie takut sama Kiano, tapi ternyata Kiano memperlakukannya dengan baik, tidak pernah sekalipun melecehkan Cassie. Cassie jatuh hati sama Kiano, tapi dia minder, dan takut hanya bertepuk sebelah tangan.
Debut pertama Cassie adalah serial tv yang dia ikut terlibat sebagai figuran, namun serial tv tersebut di batalkan produksinya, dan di produksi ulang dengan Cassie sebagai bintang utamanya.
Bukan cuma itu, Kiano juga mengganti semua crew produksinya dengan yang baru. Crew pilihan Kiano tidak main-main, karena crew film yang benar-benar profesional. Dia mempertaruhkan semua itu untuk membuktikan kalau dia mampu menciptakan bintang. Alhasil, usahanya tidak sia-sia.
Cassie tidak langsung jadi terkenal, Kiano butuh perjuangan untuk mengorbitkan Cassis, produksi pertama gagal, kurang diminati. Begitu juga dengan produksi kedua, namun Kiano sangat yakin dengan kemampuan Cassie. Cassie takut kalau Kiano terus kecewa, sehingga dia berusaha memaksimalkan kemampuanya.
Begitu juga dengan Kiano, dia tidak peduli sudah berapa banyak uang yang dia habiskan untuk mengorbitkan Cassie. Kiano mengajak kasih bicara, dan memotivasinya, agar bisa tampil dengan maksimal. Dengan penuh kesabaran, Kiano terus mendorong Cassie untuk memaksimalkan aktingnya.
“Kamu fokus saja sama akting kamu, soal lain jangan kamu pikirkan, cuma itu cara kamu membalas kebaikan saya, saya tidak minta yang lain.” Terang Kiano
Sejak itu Cassie berusaha untuk tampil secara maksimal, dia sadar betul kalau Kiano sudah banyak berkorban untuk keberhasilan dia. Kebutuhan keluarganya sudah terpenuhi oleh pembayaran yang sudah dia terima. Dan Cassie tidak ingin menggunakan uang itu untuk poya-poya, dia takut kalau di suruh mengembalikan uang tersebut.
Cassie tidak menyangka kalau dirinya bisa secantik sekarang ini, setiap selesai pengambilan gambar, dia selalu di kasih untuk melihat hasilnya oleh sutradara. Cassie tidak menyangka kalau dia bisa akting seperti yang ada dalam tayangan itu.
Bersambung..