MANUSIA DAN KECERDASAN SPIRITUAL
Pernah saya tuliskan, bahwa disamping memiliki kecerdasan intlektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, manusia juga secara lahiriah memiliki kecerdasan estetik.
Kesemuanya itu berfungsi dengan baik kalau terus diasah dan digunakan dengan semestinya. Kali ini secara khusus saya hanya membahas tentang kecerdasan spiritual, yang menjadi landasan kecerdasan intlektual dan emosional.
Apa itu Kecerdasan Spiritual?
Kecerdasan Spritual merupakan kemampuan seseorang untuk bisa memahami makna yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat sehingga bisa memiliki fleksibilitas ketika menghadapi persoalan yang ada di dalam masyarakat.
Menurut Stephen R. Covey, kecerdasan spritual menjadi pusat yang paling dasar dari kecerdasan lainnya. Hal ini dikarenakan kecerdasan spritual menjadi sumber bimbingan untuk kecerdasan lainnya. Kecerdasan Spritual dapat dikatakan sebagai perwakilan kerinduan akan makna serta hubungan yang tidak terbatas.
Sedangkan menurut Tony Buzan, kecerdasan spritual merupakan hal yang berkaitan dengan bagian yang mana menjadi rancangan dari segala hal yang lebih besar. Meliputi “melihat sesuatu gambaran secara menyeluruh”.
Kecerdasan spiritual menurut saya adalah kemampuan yang terasah pada manusia dalam melihat sesuatu masalah, mencernanya dan menangkap dimensi kedalaman dalam persoalan tersebut secara bijaksana, sehingga lebih rasional dalam memahami persoalan tersebut.
Adapun ciri-ciri kecerdasan spritual yang ada dan berkembang dalam diri individu seperti yang saya kutip dari dosenpsikologi.com antara lain adalah:
– Memiliki kemampuan yang sifatnya fleksibel.
Tingkat kesadarannya yang cukup tinggi.
– Kemampuan dalam menghadapi serta memanfaatkan penderitaan.
– Kemampuan dalam menghadapi serta melampaui rasa sakit yang dilalui.
– Kualitas hidup yang diilhami dari nilai dan visi.
Keengganan untuk menyebabkan hal-hal merugikan yang tidak perlu.
– Kecenderungan melihat keterkaitan yang ada dari berbagai hal.
– Kecenderungan nyata dalam bertanya mengapa ataupun bagaimana untuk dapay mencari jawaban yang mendasar.
– Menjadi sesuatu yang disebut psikolog sebagai bidak mandiri, memiliki kemudahan dalam bekerja untuk melawan konvensi.
Kunci untuk meningkatkan kadar kecerdasan spiritual tentunya menyangkut soal ketaatan pada agama. Ketaatan pun dibarengi dengan pemahaman yang benar, sehingga agama yang dianut berperan dalam memperbaiki kualitas diri, yang memilik empati dan hidup saling mengasihi.
Setiap pemeluk agama apa pun memiliki kecerdasan spiritual sesuai dengan ketaatannya pada agama yang dianut, namun tidak semua orang beragama memiliki kecerdasan spiritual yang baik. Semua tergantung bagaimana setiap individu mampu mengasah kecerdasan spiritualnya.
Ajinatha