Brainstorming dan Dunia Literasi

Filosofi, Gaya Hidup164 Dilihat

Pernah dengar istilah Brainstorming.? Memang istilah ini lebih dikenal dilingkungan Periklanan, tidak diruang lingkup pekerjaan lain. Diperiklanan pun istilah ini populer dilingkungan kerja kreatif. Sekarang disemua lini bisnis istilah ini sudah diaplikasikan dalam setiap perencanaan.

Istilah “Brainstorming” relatif baru, namun konsep kerjanya setua kreativitas manusia. Istilah ini diperkenalkan Alex Osborn tahun 1941.

Sebagai eksekutif periklanan, Osborn mengerti pentingnya kreatifitas untuk sukses: dalam bukunya terbitan 1952 Kekuatan Kreatifitasmu: Bagaimana Menggunakan Imajinasi, dia menuliskan:

“Tidak hanya di dalam bisnis namun dalam setiap lini, kualitas kepemimpinan tergantung pada kekuatan kreatif”.

Semasa kerja didunia Periklanan, istilah ini hampir setiap hari dibicarakan. Setiap ingin merancang kosep kreatif Product Campaign, selalu dilakukan “Brainstorming.” Ini sebuah proses mengeluarkan ide-ide kreatif yang out of the box, ide-ide yang tidak linier, tidak mainstream.

Dalam proses Brainstorming ini, Art director, visualizer, copy writter dan orang divisi kreatif lainnya mengemukakan berbagai ide gilanya. Ketika setiap orang mengeluarkan ide tidak boleh didebat, semua ditampung terlebih dahulu, sampai pada akhirnya lahir sebuah kesepakatan bersama untuk sebuah ide yang layak dipresentasikan kepada client.

Apa itu Brainstorming ?

Sederhananya, brainstorming adalah metode untuk memunculkan penyelesaian masalah yang menyangkut kreatif, dengan mendorong anggota kelompok untuk melemparkan ide sembari menahan kritik atau penilaian. Brainstorming, dalam banyak bentuknya, telah menjadi tool standar untuk ideation (pengembangan ide baru). (Envatotuts+)

Kalau mengacu pada pengertian diatas, sebetulnya konsep kerja inipun sudah dilakukan juga oleh bidang-bidang pekerjaan lain, dan pelaku bisnis secara umum, hanya saja konsep kerja ini di bidang Periklanan lebih dikenal dengan istilah Brainstorming.

Konsep kerja inipun sangat diperlukan dibidang Literasi, karena proses membaca dan menulis itu termasuk wilayah kerja kreatif. Proses Brainstorming dalam Literasi akan melahirkan ide-ide kreatif yang inovatif, ide-ide yang liar, sehingga tulisan yang dihasilkan kualitasnya tidak biasa-biasa saja.

Alex Orborn sangat percaya bahwa setiap orang memiliki potensi kreatifitas, dan mempelajari skill kreatif. Dengan demikian, empat aturan Osborn tentang brainstorming didesain untuk mengatasi batasan dan meningkatkan kemampuan kreatifitas karyawan. Mereka adalah:

• Tidak boleh ada kritik ide
• Cari jumlah ide yang besar
• Bangun pada tiap ide lainnya
• Dorong ide yang liar dan berlebihan

Bayangkan kalau sebuah kelompok workshop penulisan menerapkan konsep kerja ini, maka akan lahir ide-ide tulisan yang sangat tidak biasa, ide-ide baru yang kreatif dan inovatif.

Kedepan akan muncul penulis-penulis yang kreatif, yang bisa jadi akan menjadi penulis dan Copy writter yang handal dan mumpuni, yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan pemasaran.

Itulah sedikit pembahasan tentang “Brainstorming” dan konektivitas proses kerjanya dengan dunia literasi. Semoga artikel ini memberikan manfaat, silahkan dikritisi jika ada hal-hal yang memang kurang tepat dalam penyajiannya. (Aji Najiullah Thaib)

Tinggalkan Balasan

1 komentar