Memoar Pramuka #1 : Camping yuk

Terbaru184 Dilihat

Februari 2021, genap 11 tahun sejak terakhir aktif di dunia Pramuka. Memoar pramuka ini akan bercerita banyak tentang kisah dan catatan yang terasa setelah malang melintang berpakaian coklat muda dan tua tersebut. Dari mulai belajar masak telor, sampai bertemu dengan presiden Republik Indonesia, Pak SBY. Mulai dari tidur di lumpur sampai tidur di barak IPDN yang dulu sempat viral. Kini saya bukan lagi anggota pramuka aktif, tapi di hati dan dada saya sepertinya masih ada dan terbingkai silhoutte nyiur kelapa berdiri tegak.

 

Hari ini saya ingin coba merangkai kisah-kisah yang terserakan dan mulai memudar itu, dan mungkin kita bisa sharing juga ya dengan pengalaman masing-masing.

 


 

Kemping yuk..

 

“eh urang kemping yuk.. tuh pak agun ngajakan..” (eh kita camping yuk.. tuh pak agun ngajakin) itu kalimat awal yang membuat saya tertarik untuk ikut pramuka. Saya tinggal di kaki gunung gede, 1,5 KM dari Kebun Raya Cibodas yang terkenal itu, dan sudah tidak asing dengan pemandangan lalu lalang para pendaki dengan berbagai tas dan ransel yang besar. Maka yang terbayang camping saat itu adalah tidur dibawah tenda, sambil seru-seruan, bakar-bakaran, dan berbagai aktifitas lain yang menyenangkan.

 

oh iya, ngomong-ngomong masalah tidur di luar, ini sudah menjadi keinginan saya sejak sangat kecil. Pada saat itu saya masih duduk di kelas 4 SD, dan jauh sebelum itu, saya dan teman-teman di kampung sering kali membuat saung kecil dengan barang seadanya, buat sekedar tidur siang. Nah, kalau teman-teman saya sering kali menginap dari malam sampai subuh, saya sendiri tidak pernah dapat izin dari orang tua. Pokoknya, waktu main dibatasi sampai maghrib, habis itu pasti disuruh pulang dan wajib ngaji. hehe

 

Jadi, ajakan untuk ikut camping ini tidak akan saya sia-siakan. Kalau guru yang ngajak, pasti di izinkan sama orang tua, and That’s the moment !

 

Malam pertama..

 

“baik, kalian tidurnya disini.. bagi piket, beres-beres dan masak ya..” ujar pak agun, yang kemudian hari kami akan terbiasa memanggilnya kak agun.

 

kami terbengong-bengong, mana tendanya ? mana bakar-bakarannya ? mana seru-seruannya ?

 

kami tidur dilantai dalam ruang kelas, dengan menggunakan meja dan bangku kelas yang di posisikan sedemikian rupa untuk memisahkan beberapa regu. Sore itu kami habiskan dengan rasa tidak karuan, ikut kegiatan pun tidak di izinkan, tugas kami hanya beres-beres sambil menunggu kakak kelas kami yang sedang ikut kegiatan. Dari berbagai rasa tidak karuan yang tercampur aduk itu, akhirnya saya memutuskan untuk menyusun strategi biar bisa Pulang !

 

<<Bersambung>>

Abdullah Alhadad, S.T

 

Guru Informatika SMP IT Baitul Ilmi

 

Tinggalkan Balasan

2 komentar