Pada cerita sebelumnya, saya sudah menceritakan jika dunia Penegak dengan ambalan-nya itu adalah sebuah miniatur kehidupan dalam masyarakat. Kita akan berkenalan dengan berbagai aspek yang ada pada masyarakat, mulai dari tatanan sosial, karakter sikap, komunikasi, hingga adat istiadat. Setiap ambalan memiliki adat, dan setiap warga ambalan harus menghormatinya. Salah satu adat dalam Ambalan kami adalah penggunaan atribut berwarna kuning hijau putih bagi calon penegak bantara.
Caba atau calon bantara adalah fase khusus bagi para calon penegak. Uniknya, yang menjadi tanda pengenal bagi kami adalah atribut berwarna kuning hijau dan putih yang tersemat di pundak kami. Ya, sebelum nantinya akan dipasang oleh Tanda Kecakapan Umum Bantara.
Kuning Hijau Putih, lambang Kesempurnaan
Saya sendiri sebenarnya sudah lupa, apa alasan dibalik pemilihan warna kuning hijau putih sebagai tanda pengenal kami (mungkin bagi anggota pramuka yang masih aktif di Ambalan boleh ingatkan saya ya..), yang pasti saya merasakan makna dibaliknya yaitu “kesempurnaan”. Secara makna, tanda pengenal itu penting untuk menampilkan karakter yang kita miliki. Karakter apa dan bagaimana yang ingin kita tampilkan tergantung dari tanda pengenal dan kebanggaan kita saat memilikinya.
Pemilihan warna ini pun erat kaitannya dengan karakter yang ingin kita tampilkan. Sepintas warna kuning menggambarkan warna golongan kami yaitu penegak yang bisa juga berarti dewasa, hijau menggambarkan warna khas keagamaan yang menunjukan identitas kami sebagai siswa Madrasah dibawah naungan kementerian Agama, dan warna putih adalah kesucian. Maka tanda pengenal ini menunjukan bahwa kami sedang dalam perjalanan kedewasaan yang bertakwa dan dalam keadaan berharap kesucian.
Awalnya menggunakan tanda pengenal ini memang agak memalukan. Atribut ini dibuat handmade dengan mengandalkan kreatifitas yang kita punya, mulai dari penggunaan cat warna, kertas karton, kain atau apapun yang dirasa cocok dijadikan tanda pengenal di lidah baju kami. Makanya dalam penerapannya, terkadang Dewan Ambalan akan memeriksa dan menegur setiap calon penegak ketahuan melepasnya. Tentu saja, karena saat itu kami belum paham makna dibaliknya.
Mungkin sekitar 10 bulan kami diharuskan memakai atribut kuning hijau putih ini sebagai tanda bahwa kami adalah calon penegak. Tidak terasa, pada akhirnya kami selesai dengan masa calon penegak dan berakhir dengan dilaksanakannya pelantikan anggota pramuka Bantara. Kami sah menjadi Penegak Bantara.
<<Bersambung>>
Guru Informatika SMP IT Baitul Ilmi