Maaf bila kemarin aku sudah meminjam matamu
Untuk menekuri abjad-abjad absurd yang kukirim
Membuat gawaimu penuh keluh kesah serapahku
Menjadikanmu sebagai sampah cerita sumbangku
Hingga malam membiarkanku tanpa mimpi
Maaf, karena kukira kau adalah temanku
Tapi pagi ini hanya secangkir teh hangat beraroma yang bisa sedikit melegakan dada, menemani memungut kata yang tak pernah kusampaikan
Mengolasenya pada dinding hati terdalam, sebagai pengingat akan sebuah waktu yang luka
Tsm, 09092021