Serenade Warna Musim
Bila pagi ini aku bercerita padamu, apakah kau mendengarku?
Ah sudahlah, aku tak berharap banyak
Aku hanya akan menceritakan warna musim yang selalu menemani
Seperi pagi ini bersama alunan aubade penuh semangat
Seiring awan menyibak dan mentari menghangatkan bumi
Sambil membayangkan, hari ini pasti ada yang merindukan hujan
Entah siapa
Bisa jadi para petani yang akan menyemai tanaman agar segera tumbuh subur
Bocah-bocah riang berharap bermain di atas genangan air berkhayal berada di kolam renang atau di bibir pantai
Atau binatang tanah dan tumbuhan yang mulai kepanasan
Bisa juga dirimu yang ingin berjalan di bawah rinainya
Menyembunyikan luka yang masih mendera
Agar takada yang melihat embun menggenang di mata, bersama petrikor dalam drama elegi senja
Ada pula yang tak ingin menjumpai hujan
Saat derainya takbisa lagi ditunda, atau air mulai meluap, takada yang bisa diperbuat oleh siapa saja
Selain berharap hujan kan segera meredah dan air surut dalam tanah
Serenade warna musim akan selalu mengisi dan menghiasi perjalanan hati,
Bersama mentari yang akan bersembunyi, beriring semburat jingga pada cakrawala
Meskipun pelangi takpasti ada di lengkung langit sore ini
Mungkin dia datang hanya pada keyakinan hati
Hujan pun kemarau senantiasa akan memberi sketsa rasa
Lalu kita tinggal menyimpan atau menghapus kenangan yang ditinggalkan begitu saja
Tsm, 25 09 2021
*Puisi ke 34 KMAA