Kalimat terakhir ‘tuk mu
(Alfa Rahman)
Seperti insomnia
Tak kunanti malam berubah cerah
Aku tak menunggu pagi, sungguh
Banyak kata tertabung sejak lama
Meletup melimpah
Dalam celengan yang terlampau penuh
Tapi segala kata lagi penting
Selepas angin melenggang
Usai membisikkan kabar tentangmu
Sunyi meneriaki aku
Senyap pun menertawakanku
Mengolok dengan garing
Siapa aku sebenarnya?
Bernama apa rasaku padanya?
Karena siapa semua itu kurasa?
Ocehan mereka tenggelam
Ditikam malam
Yang seakan memihakku
Tersisa satu kalimat ku butuh
Sederet huruf kuketik dengan payah
Namun lagi seperti yang lalu selalu
Urung ku kirim.. Barakallahulakumaa