Padaku setia
(Alfa Rahman)
Malam memelukku erat
Bersama gelap memekat
Pelita lah nominasi
tamuku di pesta sepi
tepis sunyi kurangkai diksi
hingga listrik kembali dari mati suri
masih kuingini nyala pelita
berlomba menari seritme jemariku dan pena
warna warni tinta
ruahi bercebis kertas
lenyapkan dahaga
di tengah helatan tak beraksesoris
tak kuundang jangkrik
namun ia bersenandung
menyahut ombak
bagai orkestra dan dendang
senyap menangkap sesuatu
detik waktu
detak berdenyut seirama
jantung, si pemompa
esok mentari ‘kan datang
mengantar terang
menantangku tuk melihat
menyaksikan semua berhelat
malam, pelita, tinta
juga pena, kertas serta listrik
jangkrik, ombak, detik
bahkan jantung, mentari, dan waktu… siapa ‘kan setia?
Riung, 1 Juni 2022