13. Preman Kampung Matt Paten sedang mengawasi proyek pembangunan Pesantren, yang merupakan wakaf dari Barnus atas nazarnya setelah sembuh dari sakit. Dalam proses pengerjaan proyek pesantren tersebut, ada saja gangguan Selengkapnya
Penulis: Ajinatha
Matt Paten: “Menggugah Perasaan”
12. Menggugah Perasaan “Dulu sewaktu masih kuliah, saya pernah dengar Tausyiah soal ini, bahwa tidak satupun yang terjadi di muka bumi ini tanpa campur tangan Allah.” Matt Paten terkesima mendengar Selengkapnya
Matt Paten: “Pendekatan”
11. Pendekatan Matt Paten jatuh cinta pada Rani, tapi dia tahu kalau dia bukan dari golongan orang yang pantas untuk bisa menikahi Rani. Meskipun Matt Paten sudah dapat lampu hijau Selengkapnya
Matt Paten: “Kekosongan Batin”
10. Kekosongan Batin Rani, putri Armaya sudah siuman setelah melalui proses pembersihan sukma, dan tidak sadarkan diri. Rani tidak lagi benci pada lelaki. Armaya memperkenalkan Matt Paten pada Rani, dia Selengkapnya
Matt Paten: “Pingsan”
9. Pingsan Matt Paten mulai mengobati putri Armaya, di dalam kamar putri Armaya itu ada, Armaya, isterinya dan Barnus. Mereka semua melihat bagaimana Matt Paten memijat kaki putri Armaya. Namun, Selengkapnya
Matt Paten: “Kena Guna-guna”
8. Kena Guna-Guna Matt Paten diajak Barnus ketemu dengan seorang bupati, yang anak gadisnya menderita sakit sudah dua tahun tidak sembuh-sembuh. Menurut Barnus, penyakit yang di derita anak temannya itu Selengkapnya
Matt Paten: “Susuk”
7. Susuk Artis itu kaget dengan pertanyaan Matt Paten, “Bisa mas, tapi gak bisa langsung.” “Tapi berniat meninggalkan semuanya? Ini berat pastinya.” Tanpa di sadari artis itu, hidup yang di Selengkapnya
Matt Paten: “Seorang Selebriti”
6. Seorang Selebriti Seorang pesohor yang menderita penyakit aneh, hampir setiap malam dia selalu diganggu mahluk ghaib yang membuat dia tidak tenang. Pesohor itu sampai datang ke desa Matt Paten, Selengkapnya
Matt Paten: “Kesurupan”
5. Kesurupan Matt Paten menjadi orang kepercayaan Barnus untuk mengurus wakafnya. Sepulang dari rumah Barnus, dengan sepeda ontelnya Matt Paten melewati jalan desa dekat pematang sawah. Jalan yang begitu lengang Selengkapnya
Matt Paten: “Karena Kemaruk”
4. Karena Kemaruk “Matt! Bisa bantu saya tidak? Ini boss saya sakit.” “Kirim saja alamatnya, biar besok saya datang.” Keesokan harinya Matt Paten segera pergi menemui seorang pasien baru, yang Selengkapnya
- Sebelumnya
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- …
- 30
- Berikutnya
Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.