Risau yang Teredam

Tirai cokelat tebal kilau keemasan dibuka perlahan Mengecil pupil menahan cahaya pagi beratkan pandangan Terbentang hijau luas cerahkan nuansa taman samping rumah Berbagai macam bunga bergaya cantik seolah ingin dipuji

Pesan Tersirat

Menghitung deret angka yang mulai membosankan Hasil pasti tak mungkin bisa dipermainkan Coba saja menutupi semua, mungkin tak kan ada celah untuknya Penuhi cerita hari dengan kepura-puraan saja Lambang penambahan

Langkah Gontai

Memulai pagi dengan lemah hati Berjalan susuri jalan penuh sampah sana sini Berserakan tumpukan plastik basah dan kering Lihat kerumunan manusia berebut botol plastik untuk dijual lagi Duduk di batu

Sedikit Melupakan

Terangkan segala yang pernah singgah Dengan sengaja berkata-kata dan memberi kesan tak suka Menatap biasa padahal sudah menumpuk buruknya kesan Berjalan santai layaknya tak ada masalah pada fikiran dan hati

BerkahMu Tak Terhingga

Jauh di sudut langit awan hitam berkumpul secara perlahan melebar semakin menutupi biru cerah yang dari pagi hangatkan bumi Pagi akan beranjak siang siap menggelincir mentari yang begitu tampak kharismanya

Pohon Hampir Mati

Kaulah semangat jalani hari Pelita di kala dunia mulai meredup Pembangkit serpihan hati yang sedang layu Membuncah bergerak hadapi kenyataan Dulu rindang daunmu sejukkan siapa saja yang numpang berteduh Duduk

Merindukan Hujan

Mekar bunga berwarna-warni manjakan mata Kumpulan kumbang terbang suka cita terbang mengitari satu pohon ke pohon lainnya Penuh hijau seluas penglihatan merajut harapan Beberapa ulat hijau dibiarkan tumbuh subur membulat

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.