Bungkusan Tak Berwujud

Berlomba meminta simpati Berebut perhatian bersama berlari Menata ruang jiwa rimbunkan bunga hingga bersemi Mengemis kasih rasa sakit tak dipeduli Tidak ada yang melihat dan menjadi pemerhati Tak ada penghargaan

Mati Hati

Putih bersih terlahir tanpa noda Harum tak bosan ingin selalu di dekatnya Cerah tanpa dosa sejukkan pandangan mata Penenang jiwa penghilang gundah gulana Bola mata hitam menyirat takdir hidup Berbinar

Semburat Angan

Lembut mengisi ruang kosong Tabur benih mimpi yang sempat tertunda Tapaki satu demi satu lubang yang hampir tertutup Amati secara jelas tumpukan rencana yang lama tersusun indah Suara kecil redam

Mungkin Harus Begini

Cerita mengalir di rentang waktu kelam Dari tiada kata-kata hingga tak terhenti terucap oleh mulut manis berbalut madu Penuhkan bait demi bait menjadi paragrap buntu Tidak diizinkan namun terus berdebat

Jerit Dalam Hati

Mata lelah rajai malam seperti biasa Tatap nanar pada dua buah hati pelipur lara Dua jiwa perantara dia ada di tiap waktunya Reguk manis hari perwakilan semua rasa Malam masih

Dalam Bayang Semu

Bertambah seri raut wajahmu Duplikat iras bahagia dalam berkah yang penuh Tawa hias tangismu yang habis Mewarnai sendi kehidupan bertumbuh meski tak rata Menyebarkan aroma wangi penuh satu demi satu

Kata Mereka

Teratasi dengan mudah yang difikir susah Satu demi satu beri jawaban jelas Yang tersembunyi terkuak buat nyaman siapa saja yang melihat Menggilas benang merah penuh rahasia Buang ragu buat ceria

Petualang Malam

Masih tenang di ufuk timur beri lambai tanganmu Datang perlahan menghasut apa saja Tapi tidak hari ini Seolah seyum tertahan di balik licikmu Atur nafas beri jeda fikir tentangnya Berbentuk

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.