Proses Perjalanan Hidup Diiringi Restu Orang Tua

“mengapa memilih profesi perawat ?”

  Cerita ini mengingatkan kisah saya proses pejuang dalam memilih profesi ini. Pada saat saya duduk di bangku SMK saya mulai menekunin pelajaran hingga saya bisa rangking 10 besar atau 5 besar. Karena saya bercita untuk bisa masuk ke pengguruan tinggi negeri denga jalur rapot. Dengan nilai rata-rata di atas 8.5 saya merasa bisa masuk ke pengguruan tinggi negeri kejurusan kesehatan. Ketika saat duduk di bangku kelas 12 tepatnya di semester ke-2 detik-detik pendaftaran kuliah di mulai.

Awalan pertama di buka pada awal tahun 2020 jalur SNMPTN pun di buka. Tetapi seluruh anak murid kelas 12 di SMK merasa sedih karena sekolah kita gagal dalam mendaftarkan sekolahnya. Kami sempat nangis dan bersedih karena jalur yang kita inginkan terlewatkan begitu saja.

Tetapi seiring waku berjalan kita dapat menerima nya dengan ikhlas hingga saatnya di buka jalur PolTekKes KemKes dengan jalur rapot. Murid-murid lain dan saya menyiapkan berkas-berkas untuk mendaftar diri. Setelah di input dan menunggu seleksi. Saya dan murid-murid yang mendaftar di nyatakan tidak lolos dan kami merasakan hal kesedihan yang mendalam. Akan tetapi, kami di support oleh WaKepSek, guru, keluarga dan teman untuk tetap semangat.

Sampai ada berita bahwa akan di adakan jalur Try Out, dari situ saya dan teman-teman saya mengikuti event tersebut. Saya dan teman-teman saya yakin kalo kami ikut test ini kita bisa kemungkinan lolos. Ternyata, Allah memberikan hikmah nya kepada seluruh dunia yaitu adanya “COVID-19” hingga akhirnya semua yang sudah di rencanakan berubah. Begitu juga dengan jalur Try Out ini di ubah dari pihak pusat PolTekKes bahwa di gantikan dengan rapot. Akhirnya saya dan teman-teman saya menyiapkan semua berkas hingga menginput data ke website tersebuut sesuai panduannya. Sampai pada tahap seleksi, saya dan temen-teman saya harus merasakan kegagalan lagi serta kesedihan yang terdalam. Kami di nyatakan tidak lolos lagi untu ke 2 kalinya.

Tapi kita tetep semangat sampai di bukanya jalur SBMPTN. Saya mengajak teman-teman saya untuk mengikuti latihan-latihan soal mulai dari yang bayar hingga yang gratis. Kita sudah berlatih dan melihat hasil testnya, saya optimis bahwa saya bisa masuk PTN. Pada mendaftaran di buka saya dan teman-teman seperjuangan memilih kuliah yang berbeda-beda. Dan mendapatkan tempat yang berbeda-beda. Tetapi saat itu saya belum kepikiran untuk memdaftarkan diri saya. Tetapi teman-teman saya mengarahkan sayas untuk mengikuti pendaftarn tersebut.

 

Detik-detik pendaftaran mau di tutup saya merasa kurang percaya diri untuk masuk ke PTN yang saya udah incar-incar dari dulu. Akan tetapi melihat infomasi yang ada bahwa PTN yang saya inginkan peminatnya lebih dari 10rb orang, ini yang membuat saya pesimis dan kurang percaya diri. Hingga akhirnya saya mencari infomasi dari google PTN yang prodi nya baru di buka. Ternyata saya mendapatkan dan memilih di Kalimantan dan Sulawesi. Tetapi saya belum meminta restu kepada ayah saya.

Beriring jalannya waktu, tiba di detik-detik test. Saya masih sempat-sempatnya mendalami dan menguasai materi yang akan di ujikan. Sampai pada tanggal 13 Juli 2020 saya ujian di SMAN 31 Jakarta. Persiapan yang benar-benar ekstra dengan membawa APD yang komplit serta berkas-berkas yang di perlukan. Saya merasa gugup dan tertekan oleh materi tersebut. Tetapi saya harus tetap optimis dan percaya diri. ketika perjalanan kesana saya di anter orang yang menurut saya special dan pada saat itu saya memiliki perasaan kepadanya heheheh. Kita menuju kesana 1 jam 30 menit sebelum di mulai ujiannya. Karena kita harus mencari tempatnya terlebih dahulu. Hingga akhirnya 30 menit sebelum ujian saya sampai. Dan ternyata pengantar tidak boleh tunggu di dalam. Akhirnya dia mau menunggu di jalan dan saya kira dia pulang tetapi tidak pulang, dia nunggu kurang lebih 4 jam nunggu. Ini yang membuat saya optimis, sabar dan tetap semangat. Pada saat menuju pulang saya bercerita bahwa soal yang saya pelajari dengan yang di ujikan berbeda. Tetapi dia tidak membuat saya putus asa dan memberikan arahan bahwa “kita tidak harus di PTN, sekolah dimana aja sama aja yang penting udah usaha dan berdoa”. Dari itu saya merasa bahwa saya harus tetap kuliah dimanapun itu.

Sampai jelang beberapa hari ibu saya menanyai pilihan saya, ibu sa saya sangat kaget mendengar pilihan saya. Dan ibu saya menceritakannya ke ayah saya. Sampai dimana kita berbincang-bincang ayah saya memberikan nasehat dan arahan bahwa “lebih baik kuliah di Jakarta aja karena masih bisa kepantau orang tua, bila disana tidak ada yang menjaga dan memantaunya”. Dari percakapan itu saya memutuskan untuk meninggalkan hasil SBMPTN dan mencari kuliah swasta. Ketika saya mengambil nominasi kuliah terdekat, saya bicarakan kepada ayah saya. Karena ia yang membiayainya, saya ingin nya yang murah saja dalam pembayaran nya tetapi ayah saya mengingginkan masuk AKPER POLRI. Disana karena melihat tetangga yang bekerja di sana membuat ayah saya terinspirasi dan memikirkan bahwa lulus dari sana bisa di rekrut kerja di RS.POLRI. Tidak lama dari perbincangan kami, saya dan ibu mengambil surat pendaftaran dan membayar pendaftran. Setelah sudah mendaftar saya masuk kedalam test berikutnya yaitu “tes tulis” dan saya mendaftakan infmasi dari staff AKPER bahwa saya lulus test tulis. Ternyata saya kira test saya sudah berakhir, tetapi belum saya harus menjalani test kesehatan dan wawancara. Setalah saya sudah test kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah. Saya langsung menuju AKPER dan setelah di terima berkas-berkas hasil test kesehatan, saya dan ibu saya menunggu untuk di wawancara. Setelah menunggu dan nama saya di panggil saya dan ibu saya memasuki tahap wawancara. Dan akhirnya saya dapat memasuk di kuliah AKPER POLRI dengan perjalanan proses yang begitu panjang dan banyak hal yang dirasakan. Tapi saya bisa melewatinya hingga saya bisa menikmati sampai saat ini. Saya percaya tidak semua orang yang masuk ke PTN bisa sukses, tetapi orang yang mau belajar dimanapun dan memiliki semangat untuk tetap menjalani proses kehidupan pasti mereka akan sukses walaupun jalurnya berbeda. Sekian cerita yang dapat saya bagikan kepada pembaca .

Tinggalkan Balasan