Secuil Ngamomole
Kesendirian banyak inspirasi terlempar keluar dari alam sadar, diruang berkursi biru terasa menjelama rasa untuk selalu bergerak mewujudkan harapan demi harapan disetiap kesempatan, Ruang yang dipersiapkan untuk memberikan kenyamanan dari imajinasi para sahabat dan itu tak terbantahkan.
Meja segi empat beralaskan kaca hitam, saksi klise coretan lembaran putih yang tersimpan baik mendaya cipta.
Bagi saya SABA adalah daya cipta banyak menyajikan cakrawala bagaimana diri ini harus mampu meraihnya. Banyak ruang kosong harapan, peluang diisi dengan kemampuan yang ada.
Dikesempatan siang yang penuh dengan suasana kekeluargaan, bersama berbincang, banyak hal kami diskusikan untuk kemajuan SABA, saya, rekan guru, hadir pula ketua komite sekolah.
Biasanya bila menyakut pembahasan program kegiatan sekolah tentu melaui acara rapat kedinasan. Namun kali ini sengaja saya bawa pada suasana yang berbeda. Dimana kita bersama diskusi tanpa dibatasi dengan aturan susunan acara, dan hal ini melegakan sekali, tak ada beban tersirat dalam setiap ungkapan pemikiran yang disampaikan. Berbeda bila dalam suasana yang formal, kekakuan dan keengganan berbicara kerap terjadi. Alhasil, tidak mengurangi nilai formalnya.
Tak terasa sudah empat bulan bertugas di SABA, disetiap kesempatan waktu luang berusaha menelisik disetiap sudut lingkungan masyarakat Sobang, seiring itu pula muncul keinginan untuk turut serta berkontribusi memeilhari budaya adat Kasepuhan/Kaolotan Sobang dikolaborasikan dalam jadwal pembiasaan kegiatan siswa yaitu menggunakan baju adat yang biasa dipakai dalam kesehariaan adat.
Rekan SABA antusias menyikap ide tersebut, disusunlah rencana tersebut bersama Komite Sekolah melalui rapat dengan orangtua siswa. Alhmadulillah, rencana tersebut gayung bersambut, orangtua siswapun mendukung.
Tujuan dari menggunakan baju adat keseharian dilengkapi dengan lomar dalam pembiasaan kegiatan siswa untuk menumbuhkembangkan karakter siswa melalui budaya kearifan lokal. Dengan harapan anak-anak kita tidak melupakan purwadaksi ( jatidiri).
Kamipun bersama memakai baju adat tersebut, ada nuansa lain ketika baju dikenakan terasa berbalut kesahajaan dan kesederhanaan melekat. Baju hitam berlomar (ikat kepala) coklat nampak indah dipandang.
Dalam rangka “Ngamomole” ( Melestarikan) adat dengan menggunakan pakaian ciri khas adat Sobang biarpun secuil niat, semoga niat baik kami dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat.
Harapan kedepan tidak hanya pakaian adat saja kami kolaborasikan dalam kegiatan pembiasaan siswa, banyak hal keistimewaan-keistimewaan adat yang belum diketahui siswa dan itu selayaknya dapat diperkenalkan.
Salam Literasi
KMAA Day 11 YPTD