Dua Kejutan di Akhir PGP Angkatan 3

Hari ini, Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3 resmi ditutup. Seluruh peran yang terlibat, mulai dari instruktur, fasilitator, pengajar praktik dan calon guru penggerak Angkatan 3 bertemu di ruang maya.

Kegiatan zoom yang dijadwalkan pukul 10.30-12.00 tersebut berjalan lancar. Dr. Iwan Syahril, Ph.D. sebagai wakil mendikbud yang menutup program berpesan agar para guru yang telah lulus menjadi guru penggerak (GP) tidak berhenti melangkah. Tetap mengajar dengan hati, menuntun murid sesuai kodratnya.

Sertifikat kelulusan bisa diunduh masing-masing oleh guru penggerak mulai pukul 12.30 WIB. Alhamdulillah seluruh CGP yang saya dampingi lulus menjadi GP. Rasanya senang sekali. Sungguh kabar yang menggembirakan.

Kabar kedua yang tak kalah menakjubkan adalah Ketika saya mengetahui bahwa salah satu GP di kelompok saya ada yang lulus seleksi School Leadership Workshop (SLW). SLW merupakan kegiatan yang khusus diselenggarakan oleh Kemendikbudristek bekerja sama dengan National Institute of Education (NIE) Singapura.

Di tahun ini, sasarannya adalah CGP Angkatan 3. Setiap CGP berhak ikut seleksi dengan mempelajari dan menyelesaikan tiga topik di Platform Merdeka Mengajar yang telah ditentukan oleh panitia, yaitu:

  1. Merdeka Belajar
  2. Profil Pelajar Pancasila
  3. Disiplin Positif

Berdasarkan hasil seleksi tahap 1 yang diselenggarakan dari tanggal 1-16 Juli 2022, terpilih 220 orang yang akan lanjut ke seleksi tahap 2.

Saya pernah membaca artikel tentang SLW pada Angkatan 1 CGP. Akhirnya, hanya dipilih 50 orang dari ribuan peserta yang ikut seleksi sejak awal untuk bisa mengikuti SLW. Luar biasa.

Saat grup GP-PP saya ramai mengucapkan selamat kepada Pak Kakhaerul Anwar Sidik, S.Pd., Gr. (termasuk satu dari empat orang yang lulus seleksi SLW di Kabupaten Subang), saya teringat akan sesuatu.

Dulu, Pak Kakha pernah ditunjuk menjadi perwakilan kelompok untuk menjadi pembicara dalam kelas berbagi Lokakarya 7. Namun, karena keterbatasan tempat, panitia harus menyeleksi siapa saja yang bisa tampil. Kesamaan tema, perwakilan wilayah dan jenjang, aksi nyata yang dilakukan, menjadi pertimbangan dalam memilih. Saat itu, Pak Kakha tidak termasuk yang terpilih.

Meski tak jadi tampil mewakili kelompok, bahkan harus rela tidak hadir di akad pernikahan adiknya, lihatlah kini Pak Kakha bahkan tak hanya jadi wakil kelompok, tapi juga wakil kabupaten.

Program SLW ini merupakan kelanjutan dari PGP. Seleksi tahap dua akan segera dimulai. Semoga 4 orang perwakilan Kabupaten Subang yang lulus seleksi tahap 1 bisa lulus juga di seleksi tahap 2 nanti. Aamiin.

Tinggalkan Balasan

1 komentar