Pada paparan materi kedua Pelatihan Literasi Digital Kemkominfo (11/08) oleh Teddy Sukardi, ada hal penting yang saya ingat dikemukakan di awal. Beliau berkata bahwa literasi digital mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Ketiganya harus seimbang. Jangan sampai kita hanya cakap menggunakan gawai saja (hanya terampil). Atau banyak menemukan informasi digital (pengetahuan) namun tidak pernah dipraktikkan. Begitu pula dengan sikap (etika) yang jangan sampai dilupakan. Agar literasi digital berdampak positif, maka ketiganya harus seimbang.
Baca juga Bagian 1 – Literasi dan Budaya Digital dan Bagian 2 – Etika Digital
Literasi Digital dan Lifelong Learning
Menurut Konsultan Bidang Teknologi Informasi tersebut, keterampilan digital sangat penting dalam mendukung kebutuhan belajar mandiri (e-learning atau hybrid learning) dan lifelong learning (belajar terus menerus selama hidup).
Tentu akan sayang bukan, bila pengetahuan, keterampilan dan fasilitas digital hanya digunakan untuk rekreasi atau keperluan seadanya?
Teddy berpendapat bahwa hanya belajar dengan pola tradisional (dalam ruang kelas secara fisik/luring) akan membatasi perkembangan intelektual sehingga membuat kita tertinggal dengan cepat.
Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan dan merawat kompetensi digital? Berikut tips yang disampaikan oleh Teddy:
- Aktif mencari pengetahuan informasi sesuai kebutuhan.
- Mengikuti program e-learning baik yang gratis maupun berbayar, bersertifikat ataupun tidak.
- Mengikuti grup diskusi yang membahas topik-topik pembelajaran (di FB, WA, Telegram, dll).
- Mengikuti saluran topik tertentu pada Youtube atau media video sejenis dengan berlangganan dan aktif berdiskusi dengan contributor saluran.
- Mempraktikkan ilmu yang didapat dari internet dalam kehidupan sehari-hari baik untuk pribadi maupun pekerjaan.
- Belajar aktif dari orang lain dengan bertanya, meminta saran/petunjuk dari yang lebih tahu dan lebih terampil.
Warganet yang budiman, sudah siap berliterasi digital?
Semangat!