Alhamdulilah hari ini Ramadhan ke 5 sedang berlangsung. Penulis bersama panitia SMA Negeri 1 Rantau mengadakan pesantren ramadhan 1444 H/ 2023 M. Tepat jam 08.00 WITA dimulai dengan pembacaan Surah Yasin, lalu Shalat Dhuha secara berjamaah. Setelah Shalat Dhuha berjamaah dilakukan, seluruh siswa kelas X dan dewan guru melakukan tadarus Al Qur’an. Selanjutnya dilakukan pembukaan yang dihadiri sekaligus membuka secara resmi kegiatan tersebut oleh KASI PAI Kantor Kemenag Kabupaten Tapin H. Mahyudi Noor, S.Ag., M.M. Turut hadir juga kepala sekolah SMA Negeri 1 Rantau dalam hal ini membersamai kegiatan dari awal pagi hingga selesai.
Diantara pesan Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Rantau Mohammad Farid Amrullah, S.Pd., M.M.Pd adalah siswa/i harus menjadi generasi berakhlak sesuai dengan tema yang diusung oleh panitia. Karena tanpa akhlak mustahil kita memiliki peradaban yang luar biasa. Sedangkan pesan dari KASI PAI Kantor Kemenag Kabupaten Tapin ialah mengenai penilaian PAI kedepannya bukan lagi pengetahuan saja, tetapi lebih kepada akhlak atau sikap siswa/i. Itu sesuai dengan edaran aturan dalam pembelajaran PAI sekarang yang mengedepankan 70% penilaian sikap dan 30 % pengetahuan. Maka kegiatan seperti ini membantu Guru Pendidikan Agama Islam untuk menilai sikap/akhlak siswa/i, diharapkan di masa depan mereka menjadi generasi yang berakhlak.
Setelah sambutan-sambutan tersebut tibalah acara puncak yakni ceramah agama yang dibawakan oleh Guru H.M. Iqbal, Lc. yang membuka dengan sebuah cerita berdasarkan hadis mengenai ada sesosok manusia yang menemui Rasulullah, orang tersebut terlihat asing oleh sahabat-sahabat, dan langsung duduk sembari menyampukkan kedua lututnya kepada Rasulullah SAW yang sedang mengajar. Ketika itu orang tersebut bertanya mengenai pengertian Islam, Rasulullah SAW menjawab dengan rincian rukun Islam. Setelah itu orang tersebut bertanya mengenai Iman, Rasulullah menjawab dengan rincian rukun Iman. Lalu orang tersebut bertanya mengenai Ihsan, Rasulullah menjawab ” Beribadahlah seolah-olah kita sedang melihat Allah, tetapi jika belum bisa maka beribadahlah seakan-akan Allah melihat kita”. Seluruh sahabat tercengang, mengapa ? Karena orang tersebut menjawab dengan mengatakan “Engkau benar Ya Muhammad”. Sahabat bingung, orang ini bertanya tetapi dia juga yang membenarkan.
Makna dari cerita ini adalah seorang dikatakan sebagai muslim/muslimah ketika sudah melalui pintu pertama yakni membaca syahadat pada rukun Islam. Dan setelah itu ada kewajiban-kewajiban terkait yang mengikat seorang muslim/muslimah tersebut agar hidupnya menjadi lebih terarah dan menjadi pribadi yang berakhlak.
Shalat juga begitu pentingnya dalam menjalani pribadi sebagai Muslim/Muslimah karena itu adalah perintah Allah yang tercantum pada rukun Islam. Maka jika kita sudah menjadi mukallaf(Berakal, Baligh) maka wajib hukumnya mengerjakan Shalat, terlebih Shalat lima waktu.
Dalam sejarahnya perintah puasa mengalami beberapa tahap, pertama, umat Islam disuruh berpuasa atau membayar fidyah, kedua pilihan tersebut dihapus,hanya kewajiban berpuasa saja, tetapi dilakukan dari habis isya hingga maghrib sehingga ada kisah bahwa orang yang melakukan itu pingsan,karena ketika sehabis isya dia hanya minum air putih saja dan ketika siang harinya pingsan karena tidak kuat menahan puasa. Lalu tahap ketiga akhirnya turun perintah puasa untuk menahan diri dari membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Kesimpulannya adalah seorang muslim/muslimah wajib mengetahui dan menjalankan apa-apa yang sudah ditentukan dari rukun Islam, rukun Iman, dan Ihsan tadi agar menjadi orang Islam yang sempurna baik dari fisik terlebih dari batinnya. Dan tanpa adanya dukungan dari pihak sekolah serta dewan guru maka penerapan rukun Islam, rukun Iman, dan Ihsan tadi akan tidak efektif, maka diharapkan selalu dukungannya dan sumbang sarannya untuk bersama-sama menciptakan generasi yang berakhlak.