Maharani, duduk anggun di jendela
Mengingat, menggumam sebuah nama
Bersenandung, melafal sebuah gita
Gaungnya tersimpan dalam memori suatu ketika
Sang mentari pagi kadang menggoda
Paras bersemu, ingin rasanya berlari disebuah sabana
Berbisik dalam ilalang, memuja
Menancapkan duri-duri cinta
Maafkan, aku kini hanya mencintai petang yang merona
Karena aku adalah seorang Maharani senja
Akan ditinggal matahari yang menyisakan sedikit cahaya
Ditunggu sang malam gulita
Fatmi Sunarya, 27 September 2021
Puisi ke 37 KMAA
Puisi ini pernah tayang di sebuah blog