Hai sobatku, apakah anda adalah seorang pecinta travelling? Jika ya, berarti kita berada di satu jalur busway.
Baiklah soabatku! Di episode kali ini, saya akan mencoba untuk mengulik pesona “Teluk Asmara Sebagai raja Ampatnya Malang.”
Sobatku, keindahan pantai Malang Selatan masih menyimpan misteri keindahan bagi pelancong nusantara maupun dunia global. Bagaimana tidak, salah satu pantai yang berhasil menyita energi positifku untuk berkelana adalah pantai “Teluk Asmara.”
Pantai Teluk Asmara letaknya berada di desa Tambakrejo, Sumbermanjing Wetan, Malang, Jawa Timur. Sobatku, sebagai sesama pecinta traveling, saya tidak akan menjelaskan lagi panjang kali lebar soal transportasi dan persiapan menuju ke sana ya. Karena itu sudah menjadi hal biasa bagi kita dalam melakukan destinasi perjalanan.
Apa sih Kelebihan Dari Pantai Teluk Asmara?
Daya tarik dari pantai selatan Malang ini adalah deretan pulau-pulau kecil yang mengitarinya. Ya, serupa dengan keindahan Raja Ampat Papua. Meskipun, saya belum pergi ke Papua. Tapi, melalui literasi traveling dalam setaip coretan baik di media digital maupun buku, saya berani membangkitkan hasrat imajinasiku dan mendekatkan keindahan tersebut dalam kelima panca inderaku.
Hamparan pulau kecil itu sangat memanjakan mata setiap pengunjung. Apalagi kita bersama dengan tambatan hati, wah viewnya sangat menakjubkan, sejauh mata memandang.
Setahunn yang lalu, saya menghabiskan masa liburan di sana. Selain keindahan alam pegunungannya, mata saya tidak bisa membohongi semesta persawahan yang berjejer di sepanjang jalan.
Pohon-pohon kelapa pun menjulang tinggi membelah angkasa kota Malang. Dan di saat itulah, saya mulai bergfilsafat tentang keindahan.
Keindahan
Segala sesuatu yang berada di sekitar Pantai Teluk Asmara sangat indah. Viewnya kita bisa dapatkan dari atas ketinggian. Lensa kamera kita akan bebas mengeksplorasi keindahan alam dengan berbagai gaya fotografi.
Sobatku, saya bukanlah Fotografer sekeren “Sukma Tom.” Tapi, soal keindahan dan berimajinasi, mungkin saya berada di atasnya.
Mengapa saya suka berimajinasi di tepian pantai? Sebab, saya selalu berusaha untuk membangun dialog dengan alam semesta. Selain saya juga berdialog dengan diri sendiri, sesama, peristiwa yang saya alami maupun dengan sang Pencipta.
Dalam dialog bersama semesta Teluk Asmara, saya menemukan elaborasi rasa memaknai kehidupan sebagai sesuatu yang harus diperjunagkan dalam kondisi apa pun.
Gaya filosofi ringan ini menjadi busur panah bagiku untuk menikmati pemandangan alam dari sudut yang berbeda.
Memotret Rindu Demi Masa Depan
Sobatku, setiap perjalanan dari tangga pertama akan menjadi bahan perbincangan yang asyik di hari tua bersama orang-orang tercinta.
Saya selalu memegang filosofi perjalananku yakni; memotret rindu dalam mengabadikan setiap momen yang terkadang terlewatkan begitu saja tanpa direfleksikannya sebagai bekal untuk hari esok dan lusa.
Hasrat ini bukan tumbuh dalam semalam suntuk. Melainkan, saya sudah lama mengasahnya secara otodidak.
Belajar otodidak adalah cara terbaik untuk menajamkan diri lebih dalam tentang nilai-nilai keindahan (estetis).
Sobatku, hasil jepretan kita dalam bentuk foto, video maupun tulisan akan menjadi sesuatu yang bernilai dan bermanfaat bagi siapa pun yang pernah berkencan dengan hasil karya kita. Untuk itu, jangan sekali-kali melupakan dokumentasi ya.
Karena sesuatu yang terjadi pada masa lalu, kita tidak akan mengulanginya. Tetapi, kita hanya bisa bernostalgia saja melalui hasil tulisan, video maupun foto yang kita simpan di albun rahasia kita.
Jakarta, 29 Agustus 2021
Wah, pengen deh saya main-main kesana. Saya baru tau nama teluk asmara ini Bang Fredi.
Wah kalau ada waktu mainlah ke sana. Indah banget tuh