“Hearing is Everything”

Berita, Islam32 Dilihat

Saat dari Hotel Tara, Yogyakarta, pada Kamis, 1 September 2022, menuju ke Stasiun Tugu dengan grab car, seusai acara Kongres Nasional Komunikasi Islam, di jalan Magelang kami mendapati tulisan “hearing is eveything” yang maknanya “mendengar adalah segalanya”. Tulisan tersebut ada pada papan di atas sebuah toko. Laju mobil yang cepat membuat kami tidak tahu toko apa itu. Hal toko tersebut kurang penting, dibanding pesan sarat makna tulisan papan di atasnya”hearing is everything” tersebut.

Aktivitas mendengar termasuk yang cukup sulit dilakukan oleh sebagian orang. Tradisi oral masyarakat kita, menyebabkan kegiatan “mendengar” kalah dengan aktivitas “berbicara”. Banyak orang yang lebih suka berbicara, daripada mendengar(kan) pembicaraan orang lain. Apalagi kalau dikaitkan dengan aktivitas mengerjakan/membuktikan pembicaraannya tersebut. Ada pesan ‘keras’ al-Quran, ” Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan” (Q.S. al-Shaff (61) ayat 3).

Aktivitas mendengar berarti kesediaan diri untuk menjadi pendengar yang baik dari siapapun mitra bicara kita. Aktivitas mendengar berarti menyediakan diri untuk menampung informasi yang disampaikan oleh lawan bicara, ‘apapun’ informasi tersebut. Tentu saja ada hikmah kesabaran mendengar ketika apa yang disampaikan tersebut tidak ada kaitannya dengan kita. Orang yang sedang mendapatkan kesusahan, misalnya, acapkali mencari tempat/orang untuk menumpahkan kegundahannya  yang dengan begitu, ia semacam berbagi kesusahannya dengan orang lain, sehingga ada perasaan berkurang bebannya.  Orang menyebutnya curhat (curahan hati). Tentu saja, sekali lagi, tidak ada hubungannya antara beban kesusahan tersebut dengan si pendengar. Tentu juga, aktivitas mendengar tersebut bisa bersifat aktif, artinya selain mendengar, ia juga aktif  memberikan solusi-solusi terbaik untuk mengatasi beban seseorang tadi. Di sini, aktivitas mendengar ada kaitannya dengan  kesehatan mental/jiwa/psikologis.

Al-Quran menaruh perhatian yang tinggi terhadap ativitas mendengar ini. Misalnya, ketika bacaan al-Qur’an sedang dilantunkan, ada perintah, “Dengarkan dan diam!” (QS. 7: 204); dan pendengaran (al-sam’), selain penglihatan (al-bashar), dan detak hati (al-fu’ad),  adalah tiga aktivitas sehari-hari manusia yang akan dimintakan pertanggungjawabannya oleh.Allah (QS. 17: 36).

Apatah lagi sesuatu yang tidak merupakan ‘everything’, jika al-Qur’an sudah menyinggungnya. Karena itu, maka benar  “hearing is everything”.

Wallahu a’lam..

 

Tinggalkan Balasan