Novel : Tatkala Rumput Kusut Masai (13)

Novel ini bercerita tentang wanita cantik jelita bernama Anindia Nilajuwita. Sosok yang terbelenggu cinta pertamanya. Tatkala Rumput Kusut Masai adalah gambaran galau hatinya. 

Keputusan Tegas

Kini Anin harus mengambil keputusan yang tegas. Tidak boleh lagi ada keraguan untuk melupakan kepedihan ini. Anin menyadari posisi Roby ketika gadis itu adalah putri komandannya.

Akhirnya dengan tekad yang bulat Anindia telah membuat keputusan yang sangat penting dalam hidupnya.

“Nin! Mengapa harus begitu keputusanmu?” Roby menanyakan keputusan Anin dalam perbincangan itu.

“Kupikir selama ini kamu lebih dekat dengan dia daripada denganku. Apalagi kini orang tua gadis itu meminta kepastian pertanggung jawabanmu.” Tegas Anindia.

“Tidak Anin! Aku tidak setuju dengan keputusanmu. Bagaimanapun kita harus jadi menikah!” kata Roby.

“Kamu itu tidak punya perasaan. Logikamu ada dimana? Janin dalam rahimnya mau dikemanakan?” Anindia tampak tidak bisa menahan emosinya.

Pernah Roby berniat keluar dari dinas ketentaraanya untuk menghindari gadis itu lalu menikah denganku. Namun itu tidak terjadi.

Namun, sungguh itu perbuatan yang tidak satria. Perbuatan seorang pengecut yang berusaha lari dari tanggung jawab.

Anin tetap kukuh pada keputusannya. Keputusan ini diambil Anindia tanpa setetespun air mata jatuh dari kelopak matanya. Anin sendiri tidak mengerti mengapa demikian tabah menghadapi cobaan itu.

Apalagi jika teringat hampir 12 tahun Anin membina cinta dengan Roby. Rasanya seperti mimpi ternyata harus berakhir seperti ini.

Papa dan Mamanya terkejut mendengar berita itu sebab sebelumnya Anin tidak pernah memberitahu putusnya hubungan pertunangannya dengan Roby. Mereka sangat prihatin atas kejadian yang menimpa diri anak gadis satu-satunya.

Bulan Maret ini tepat hari jadi Anindia yang ke-28. Sebuah ucapan ulang tahun dari Papa telah membuatnya termenung.

Anindia baru tersadar dari lamunan beberapa tahun yang lalu. Ketika sekretarisnya mengingatkan Anin bahwa jam kerja hampir usai. Pukul 16.00 kurang 15 menit.

Ini berarti tidak sampai setengah jam Anindia bisa menghadirkan kembali dengan utuh peristiwa yang terjadi empat tahun yang lalu. Semua itu adalah peristiwa yang sangat pahit untuk tidak perlu mengenangnya.

Bagi Anindia sungguh tidak pernah menyangka jika pertunangannya telah menimbulkan toksik yang sangat menyakitkan dalam kehidupannya.

Penghianatan Roby tidak pernah dimaafkannya sampai kapanpun.

Di Beranda belakang rumah itu, wanita cantik berdarah Sunda ini masih termenung mengenang kepahitan yang telah menimpanya beberapa tahun ke belakang.

BACA JUGA : Tatkala Rumput Kusut Masai (1). 

Salam Literasi @hensa.

BERSAMBUNG Tatkala Rumput Kusut Masai (14). 

Novel ini hanya fiktif. Andaikata ada kesamaan nama-nama dan tempat, maka hal itu hanya kebetulan semata. 

Tinggalkan Balasan

1 komentar