Cover Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren (Ilustrasi Foto by Ajinatha).
Menulis Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren dalam rangka mengikuti program KMAB oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan mulai 7 Juli 2022 – 17 Agustus 2022.
Episode 29.
Malam semakin dingin. Pulang dari Masjid usai sholat Isha berjamaah, aku tidak langsung pulang ke rumah yang jaraknya hanya menyebrang jalan utama Pesantren Darul Madinah.
Aku masih asyik duduk di kursi Taman Masjid yang kecil tapi asri itu sambil memperhatikan orang-orang lalu lalang, mereka kebanyakan adalah para jamaah Masjid.
Dalam suasana malam yang dingin itu aku kembali teringat Annisa Humaira. Gadis cantik berkulit putih dengan postur tinggi berwajah lembut yang senyumnya mampu membuat hatiku meleleh.
Aku juga harus jujur bahwa Annisa adalah gadis berahlak luhur. Selalu menjaga nila-nilai kehormatan dan nilai-nilai agama dengan taat.
Sesungguhnya Annisa adalah teman hidup sangat ideal bagiku juga bagi keluarga. Andai perjodohan itu terjadi lalu aku menerimanya, maka itu bukan karena aku ingin menghormati keinginan kedua keluarga tetapi memang Annisa Humaira adalah seorang calon istri idealku.
“Arno! Ini Annisa Humaira!” Uja Ibu kala itu ketika untuk pertama kainya lagi aku berjumpa dengannya.
Annisa? Suara dalam hatiku bertanya. Benar-benar saat itu aku terkejut penuh takjub.
“Asslaamu alaikum Mas Arno!” Sapa Annisa saat itu. Annisa memanggilku dengan sebutan Arno, nama ujung dari Hendarno. Panggilan ini juga adalah yang berlaku untuk semua penghuni rumahku.
Saat itu aku tidak pernah menyangka gadis yang dulu masih SD kelas 6 ketika aku baru lulus SMA, kini telah tumbuh dewasa dan Masha Allah cantik sekali.
Sesaat di kursi Taman itu aku benar-benar merasa rindu kepada Annisa Humaira. Anehnya bukan rindu kepada Mikayla Angela.
@hensa.
1 komentar