Cover Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren (Ilustrasi Foto by Ajinatha).
Menulis Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren dalam rangka mengikuti program KMAB oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan mulai 7 Juli 2022 – 17 Agustus 2022.
Episode 32.
Raina Indrawati, gadis teman sewaktu SMP dulu. Sudah lama sekali tidak bertemu dengannya. Terakhir bertemu pada saat hari kelulusan.
Saat itu Raina melanjutkan sekolah di kota lain karena Ayahnya sebagai petinggi Kepolisian mendapat jabatan baru di kota tersebut.
“Hai Nana!” Aku memanggilnya Nana seperti teman-temanku lainnya di sekolah. “Kejutan nih. Kamu sekarang dimana?”
“Aku di Jakarta Hen.”
“Ngomong-ngomong kok bisa tahu nomor ponselku?”
“Dari Mbak Ais.”
“Kok bisa ketemu Mbak Ais?”
“Iya ketemu secara kebetulan di Mall. Aku tadinya ragu mau menyapa. Tapi nekad saja aku menyapa Mbak Ais.”
“Pasti Mbakyuku pangling lihat kamu.”
“Iya pasti pangling dong, karena aku tambah cantik.” Kata Raina sambil tertawa manja.
“Nana. Kamu itu tidak berubah tetep lebay.” Kataku bercanda juga sambil tertawa. “Aku jadi tidak sabar pingin ketemu dengan gadis cantik.” Lanjutku menggoda.
“Ayo dong kapan kita ketemuan Hen? Nanti aku saja yang ke Bandung.” Suara Raina bersemangat.
“Oke Na, kita bikin jadwal ketemu ya.”
“Oke Hendar!”
Mbak Ais adalah kakak perempuanku yang sulung. Lengkapnya bernama Aisyah Putri Al Ghufron.
Satu lagi kakak perempuanku adalah Mbak Fatimah Putri Al Ghufron. Kedua kakak perempuanku itu sudah berkeluarga, mereka tinggal di Jakarta dengan keluarga mereka.
Keluarga besar Al Ghufron hanya tinggal Si Anak Bungsu yang masih jomlo, belum berhasil menemukan tambatan hatinya. Dialah Hendarno Al Ghufron.
Raina Indrawati adalah sosok yang pertama kali membuat aku jatuh hati. Waktu SMP dulu gadis ini selain cantik, Raina juga cerdas. Tidak heran Raina selalu meraih gelar juara kelas.
Aku sungguh tidak sabar ingin segera bertemu dengannya. Hanya bisa membayangkan Raina yang sekarang. Kecantikannya yang sudah jelas dalam bayanganku adalah saat gadis itu masih berseragam putih biru.
@hensa.
1 komentar