Cover Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren (Ilustrasi Foto by Ajinatha).
Menulis Novel Kisah Cinta Jomlo Pesantren dalam rangka mengikuti program KMAB oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan mulai 7 Juli 2022 – 17 Agustus 2022.
Episode 35.
Bandung Indah Plaza siang itu ramai dengan para pengunjung yang memanfaatkan akhir pekan. Hari Sabtu siang geliat Kota Bandung sudah mulai terasa menyongsong malam Minggu, apalagi cuaca begitu cerah.
Aku dan Raina duduk berbincang di sebuah Foodcourt sambil menikmat Es Teler kesukaannya Raina seperti ketika saat SMP dulu.
“Kamu sekarang kerja dimana Hen?” Obrolan kami mulai masuk ke masalah pekerjaan setelah tadi bercerita tentang masa-masa SMP.
“Aku masih menyelesaikan program spesialis bedah. Kamu sendiri kerja di Jakarta?” Tanyaku.
“Iya. Aku bekerja di Departemen Luar Negeri. Dulu setelah lulus S1 Hubungan International, aku kuliah S2 dan S3 di Australia dengan bea siswa Deplu.”
Suasan BIP terasa hangat dengan kehadiran remaja-remaja berseragam sekolam menengah. Rupanya mereka baru saja pulang sekolah langsung nge Mall.
“Hen lihat anak-anak remaja itu jadi ingat zaman kita dulu ya.” Raina berkata sambil menatap sekelompok remaja yang duduk di meja-meja Foodcourt itu sambil bercanda ria.
“Kamu sudah punya anak berapa Hen?” Tanya Raina yang membuat aku terperanjat.
“Aku belum menikah Na. Masih fokus menyelesaikan studiku.” Jawabku gugup. Raina tersenyum ambil menatapku. Sementara aku hanya bisa takjub menikmati senyum manis dan teduhnya tatapan Raina.
Gadis ini memiliki kecantikan dari keindahan matanya yang teduh. Pada saat menatapku tajam seakan ada cinta yang menghujam hatiku.
“Aku juga belum menikah.” Suara Raina pelan. “Dulu aku pernah bertunangan dengan teman kuliahku di Australia tapi harus kandas.” Lanjut Raina dengan wajah mendung.
“Sudahlah Na. Kita cerita yang happy-happy saja.”
“Iya benar. Aku juga sudah lama melupakan peristiwa pedih itu.Oh ya bagaimana kabar Bapak dan Ibu di Pesantren?”
“Alhamdulillah mereka sehat-sehat. Pasti Bapak dan Ibu juga kangen sama kamu Na!” Kataku disambut dengan senyum Raina.
“Aku malam ini rencana menginap di Rumah Tanteku di jalan Kalimantan. Kamu masih ingatkan rumahnya?”
” Pasti dong dekat dengan sekolah SMP kita dulu. Oke nanti aku antar kamu ke sana. Rencana mau main ke Pesantren kapan? Biar nanti juga aku jemput kamu.”
“Kalau nanti sore bagaimana?”
“Oke Na!”
Pertemuan singkat dengan Raina. Mengobrol dengannya yang mungkin hanya sesaat sambil menghabiskan segelas es teler, tetapi aku seakan mampu menyelami apa yang ada dalam hati gadis itu.
Aku harus jujur dengan diriku sendiri, Raina memang cinta pertamaku dan rasanya sangat sulit untuk melupakan gadis ini.
Lalu apakah dalam hatiku sudah tidak ada ruang lain untuk cinta Mikayla Angela? Bagaimana dengan Annisa Humaira? Lucu juga bagaimana bisa pemuda jomlo ini sekarang begitu banyak pilihan.
@hensa.
1 komentar