Luar biasa. Kata itu yang terucap saat mengikuti bedah buku Selasa malam, 17 November 2020. Narasumber, si empunya buku bernama Muhamad Bisri Ihwan, Lc. M.Pd. luusan Kairo yang saat ini menjadi ustadz di Banyuwangi dan sedang menempuh studi S3 dengan beasiswa LPDP. Yang berperan sebagai host adalah Bapak H. Thamrin Dahlan, M.Si. pendiri YPTD (Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan). Yayasan tersebut membantu para penulis untuk menerbitkan buku. Gak tanggung-tanggung. Yayasan tersebut membantu penulis menerbitkan buku gratis.
Malam itu, yang menjadi pembahas adalah Bapak Aji Najiullah Thaib (penulis/art director film) dan Bapak Mochtar Nabeel (mahasiswa Al Azhar, Mesir). Baik narasumber maupun pembahas menyampaikan paparan dengan jelas. Berbagai pertanyaan bermunculan dari peserta. Sayangnya, ada pertanyaan yang belum terjawab terlanjur waktu habis.
Buku Pak Bisri memang luar biasa. Semuanya buku tebal. Yang dibedah semuanya berlatar Mesir. Masih ada beberapa buku yang siap terbit. Kalau gak salah dengar ada belasan buku Mas Bisri yang akan diterbitkan lewat YPTD.
Pak Bisri yang dari profilnya kita mengenal beliau santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwani dan Alumni Universotas Al Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Alquran yang terjadi di negeri ini. Aktif di Kompasiana, mendapat beasiswa S3 LPDP di UIN Malang, Ketua Umum MATAN Banyuwangi, Dosen IAIDA Banyuwangi dan PP Minhajut Thulab, Muncar, Banyuwangi.
Menurutnya, motivasi menulis Mesir adalah sebagai berikut.
- Alquran memuat 3 hal: aqidah, hukum syariat, dan qoshosh (cerita). Cerota terbanyak di Alquran terjadi di Mesir.
- Ada apa dengan Mesir sehingga banyak disebutkan dlam Alquran dan banyak kisahnya di sana?
- Itulah yang melatarbelakanginya “kepo” terhadap Mesir.
- Selalu menulis tentang Mesir, hampir setiap hari.
Buku Serial Mesir karyanya adalah: 926 Cairo, Cairo Oh Cairo, Umroh Koboy, 80 Coret Mesir, Mesir 40 Dolar, Jakarta Cairo. Juga ada serial tasawwufnya yakni Ngofi.
926 Cairo menceritakan catatan perjalanan mahasiswa Al Azhar Mesir dari tahun 2009 hingga akhir 2010 pada saat pemerintahan Mesir dipimpin oleh Presiden Husni Mubarok sebelum negara Mesir bergejolak di masa revolusi. Penulis mengisahkan catatan perjalanan selama menjadi mahasiswa, saat bekerja paruh waktu untuk KBRI Cairo hingga keliling Mesir untuk bekerja pengiriman barang cargo dari Mesir ke Indonesia.
Buku Cairo Oh Cairo berisi catatan perjalanan penulis saat berkeliling di kota-kota yang ada di Mesir. Mulai dari kota yang dulunya menjadi ibu kota kerajaan Fir’aun di luxor, Aswan, hingga kota yang menjadi ibu kota Mesir saat Yunani kunodi Alexandria.
Umroh Koboy bercerita banyak tentang kondisi Mesir setelah masa revolusi pada tahun 2012, juga mencatat perjalanannya bersama teman-teman dari Mesir yang melaksanakan umroh secara koboy alias modal nekat lewat alur darurat. Penulis bersama mahasiswa Al Azhar harus melewati beberapa negara, dari Mesir menuju hampir ke negara Sudan, lalu menyeberangi Laut Merah menuju Yordania dan lewat perbatasan Israel, hingga sampai di Saudi Arabia.
80 Coret Mesir berisi catatan perjalanan tentang soasial budaya masyarakat Mesir. Penulis berusaha mendeskripsikan segala sesuatu yang ada di Mesir. Mulai dari budaya keseharian mereka, hingga tempat-tempat menarik yang sering menjadi lokasi para wisatawan mancanegara berkunjung. Banyak kisah hikmah yang terinspirasi dari Alquran dan Hadits. Ada pula catatan saat penulis kursus bahasa Arab di Al Fajr Center for Arabic Language bersama teman-temannya dari banyak negara dan catatan saat mengunjungi negara Thailand.