sketsa spontan menginspirasi menulis spontan tanpa outline (sketsa Oleh Joko Dwi)

Tanpa inspirasi langsung menulis bisakah? Itu artikel yang akan menjadi buah pemikiran Pak Ajinatha (Aji Najiullah Taeb) sang desainer caver buku buku YPTD. Saya paham maksud Beliau. Menulis tanpa inspirasi berarti saat kita membuka laptop kita belum kepikiran mau menulis apa. Baru ketika membuka satu kata maka tulis saja apa saja yang kita pikir meskipun awal mulanya tanpa inspirasi.Kalau saya mengistilahkan menulis tanpa outline tanpa tahu garis besar yang akan kita tulis.

Pasti ada yang pesimis. “Ah masak sih, tanpa inspirasi bisa menulis.”

“Lha, itu nyatanya jadi tulisan. Sejak kickoff eh sejak start pertama menulis kata itu pantang berhenti dan mengalirlah ide dengan spontan, bukannya itu bisa.”

“Ya kalau sudah terbiasa, kalau tidak pernah menulis mana bisa, ngomong mudah prakteknya itu yang susah.”

‘Semua karena ada niat dan kemauan, kalau kamu merasa yakin pasti bisa.” Oh benarkah bisikan teman dan sahabat yang senang menulis itu. Benar nyatanya sudah banyak tulisan berasal dari spontanitas. Tidak tahu inspirasi dari mana tahu- tahu sudah muncul seiring dengan suara tak tik di tuts laptop.

Benarkah banyak penulis menulis tanpa inspirasi. Ya tidak semua mungkin khusus bagi mereka yang punya kecakapan khusus, yaitu langsung bisa menulis tanpa ada ide sama sekali.  Dikatakan tanpa inspirasi tidak juga seratus persen benar. Pastinya setiap penulis yang bisa menulis spontan sudah punya outline entah kapan, sejam, 3 jam atau sehari sebelumnya. Sudah muncul dalam pikiran tentang tulisan berikutnya. Nah pas saat sudah membuka laptop konsentrasi menulis inspirasi dengan sendirinya datang.

Ada banyak tipe penulis yang mempunyai kebiasaan menulis. Bisa jadi inspirasi seorang penulis berawal ketika ia biasa jalan- jalan,  sering melakukan travelling, sering melakukan kegiatan entah membaca, atau merenung, melakukan kontemplasi.

Penulis yang sering jalan- jalan, sering melakukan pengamatan entah di jalan, di pasar, di pusat keramaian selalu ada momen yang bisa diceritakan. Misalnya ketika jalan – jalan di Yogja. Masuk ke pasar Beringharjo, melihat penjual yang masih memakai baju tradisional, masih terlihat makan sirih, dan dengan ramah melayani transaksi memakai bahasa lokal bahasa kromo inggil. Seni tawar menawar menjadi sebuah inspirasi menulis, atau ketika keluar dekat parkiran melihat tukang becak yang dengan asyiknya tidur melungker di becaknya. Tidak peduli pasar ramai yang penting bisa tidur.

Penulis yang hobi jalan – jalan mempunyai kekayaan cerita yang bisa dishare menjadi tulisan. Teknik penceritaan bisa dengan feature,  bisa  juga dengan story telling. Pokoknya bahasa santai yang nyaman dinikmati sebagai bacaan pengisi waktu kosong.

Pada penulis yang hobi merenung, kontemplasi, meditasi banyak dari mereka yang bisa menampilkan tulisan berupa permenungan, semacam tulisan yang bisa memberikan pencerahan pada pribadi manusia untuk bisa mendalami sufi, permenungan dengan tingkat kedalaman pemikiran menyangkut aspek psikologi, filsafat dan juga membahas sisi jiwa manusia, suara hati dan juga suara kalbu.

Ketika bicara tentang ramalan Joyoboyo atau penerawangan oleh para empu dan begawan serta ahli yang bisa berbicara tentang sangkanparaning dumadi akan menjadi pembahasan yang menarik. Membahas tulisan Ronggowarsito yang mengungkapkan perilaku manusia akibat munculnya peradaban baru, menjadikan manusia seperti lupa pada siapa penciptanya. Banyak melanggar peraturan dan melakukan kejahatan serta dosa hingga akhirnya muncul huru hara dan kemelut. Hamenangi zaman edan, yen ora edan ora keduman.(merasakan zaman “gila”kalau tidak ikut gila ya tidak kebagian apa- apa.

Nah betul khan inspirasi terus datang,semakin asyik menulis rasanya ide akan mengalir deras hingga susah dihentikan. Okelah untuk artikel ini tidak banyak kok.  Takut malas membaca karena karakter pembaca sekarang tidak mau membaca yang panjang- panjang. Inti dari tulisan ini adalah tanpa inspirasi menulis bisa dilakukan spontan, tetapi itu mungkin berlaku pada penulis yang terbiasa spontan.

Kalau mau runtut dan terpola tetap harus punya rancangan outline sehingga tulisan mengalir deras karena ada pegangan berupa outline yang akan membantu mengoptimalkan kualitas tulisan. Selamat mencoba menulis tanpa inspirasi.

Tanpa pernah membaca dan melakukan penelitian kecil terhadap masalah yang akan ditulis banyak kendala, tapi bila terbiasa menulis spontan akan dengan mudah menemukan ide, karena sesungguhnya ide itu sudah ada diotak tinggal mengeluarkan saja.Selamat mencoba.

Tulisan selanjutnya akan membahas tentang menulis gaya Feature dan Story telling.

Tinggalkan Balasan

1 komentar