Sumber gambar diolah dari canva.com
Kematian atau ajal adalah akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara permanen, baik karena penyebab alami seperti penyakit atau karena penyebab tidak alami seperti kecelakaan. Setelah kematian, tubuh makhluk hidup
mengalami pembusukan.
Istilah lain yang sering digunakan adalah meninggal dunia, wafat, tewas, atau mati.
Tidak seorangpun hidup abadi didunia ini. Tiap orang akan mati di manapun dan kapanpun. Kita tidak tahu hari kematian kita. Allah-lah yang Maha Tahu kematian kita.
Karena Allah-lah yang menciptakan kita, dan Dialah yang Abadi dan Allah akan membangkitkan kita dari kematian kita. Dialah satu-satunya yang hidup. Tapi kita tidak seperti Allah. Kita sebagai ciptaan akan mati suatu saat nanti.
Allah berfirman dalam kitab suci al-Qur’an
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Surat Ali Imron ayat: 185).
Sebagai orang beriman, semestinya kita tidak boleh galau dan khawatir menghadapi kematian. Apakah itu kematian bagi dirinya sendiri atau bagi orang-orang yang dicintainya.
Maka sebelum kita mati. Mari kita berbuat sebaik-baiknya dan melaksanakan perintah-perintah Allah yang sering kita temukan di dalam Al-Qu’ran. Kita harus melaksanakan amalan yang baik dalam kehidupan kita jika kita ingin bahagia di dunia dan di akhirat. Kita tidak boleh menyakiti teman kita dan tidak mematuhi orang tua kita. Bahkan kita tidak boleh membenci guru-guru kita.
Mengapa kita tidak boleh berbuat demikian? Karena, jika kita mengerjakannya, ini berarti kita berbuat dosa. Kita akan membawa dosa kita kehadapan Allah nanti. Maka, sebelum kita mati, kita harus mentaati perintah-perintah Allah. Kita harus selalu melaksanakan amal dan kelakuan yang baik dalam kehidupan kita untuk perkembangan kehidupan kita dimasa mendatang.
Bekal terbaik untuk menemui kematian bukanlah harta yang banyak. Bukan pula jabatan yang tinggi. Tidak juga popularitas dan jaringan perkenalan yang luas. Tetapi, amal saleh dan ketakwaan. Amal saleh adalah perbuatan yang bisa dikerjakan oleh siapa pun dan di mana pun, meskipun mungkin ia tidak kaya, tidak punya jabatan, dan juga tidak punya popularitas apa pun. Dengan catatan, ia beriman, amal yang dikerjakan itu baik, dikerjakan mengikuti petunjuk Rasul, dan dengan niat ikhlas semata-mata mencari ridha Allah SWT, bukan karena selain-Nya. Sekecil apa pun amalan itu.
Allah berfirman,
فَمَنۡ كَانَ يَرۡجُوۡالِقَآءَ رَبِّهٖ فَلۡيَـعۡمَلۡ عَمَلًا صَالِحًـاوَّلَايُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖۤ اَحَدًا
Artinya : “Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan amal saleh (kebajikan) dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”(Al-Kahfi:110)
Terkait dengan bekal kematian, dalam hadits yang shahih Rasulullah juga pernah mengingatkan,
يَتْبَعُ المَيِّتَ ثَلاَثَةٌ ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ : يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
Artinya : “Orang yang mati, akan diantarkan ke kuburannya oleh tiga hal. Yang dua pulang dan yang satu tetap menemaninya. Yaitu oleh keluarganya, harta bendanya, dan amal salehnya. Lalu keluarga dan hartanya pulang, sedangkan amal saleh tetap menyertainya.” (HR. Al-Bukhari)
Amalan-amalan baik itu merupakan bekal kita kalau kita mati besok maka marilah kita berbuat sebaik-baiknya untuk melaksanakan semua amalan yang telah Allah perintahkan kepada kita.
Menulis di Blog Jadi Buku
Salam berbagi, belajar, memotivasi dan menginspirasi
Juni Marlinda Rambe