Sumber gambar dari canva.com
Waktu atau masa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Jenis-jenis pengukur waktu atau jam adalah : Jam matahari, Jam analog, Jam digital. Wikipedia.
Meski terdaftar sebagai jajaran kata baku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nyatanya tak banyak dari kita yang paham benar arti kata waktu. Padahal, menurut saya waktu adalah hal paling berharga yang dihadiahkan Allah untuk kita. Bahkan sejak nafas pertama kita di dunia.
Tidak seorang pun tahu apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang. Ya, tidak saya atau siapapun dapat mendahului sang Maha Pengatur Waktu. Yang dapat kita perbuat hanyalah menjadikan hadiah Allah ini bermanfaat. Jika tidak untuk orang lain, setidaknya bermanfaat bagi diri kita sendiri.
Waktu adalah salah satu nikmat yang agung dari Allâh SWT kepada manusia. Sudah sepantasnya manusia memanfaatkannya secara baik, efektif dan semaksimal mungkin untuk amal shalih. Allâh telah menyebut masa dalam firman-Nya:
وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Artinya :”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” [Q.S Al-‘Ashr:1-3].
PERINGATAN NABI MUHAMMAD SAW
Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan pentingnya memanfaatkan waktu, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini:
“Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. [HR Bukhari, no. 5933].
Hadits yang mulia ini memberitakan bahwa waktu luang adalah nikmat yang besar dari Allâh, tetapi banyak manusia tertipu dan mendapatkan kerugian terhadap nikmat ini.
Di antara bentuk kerugian ini sesuai yang dikutip oleh Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari adalah:
1. Seseorang tidak mengisi waktu luangnya dengan bentuk yang paling sempurna. Seperti menyibukkan waktu luangnya dengan amalan yang kurang utama, padahal ia bisa mengisinya dengan amalan yang lebih utama.
2. Dia tidak mengisi waktu luangnya dengan amalan-amalan yang utama, yang memiliki manfaat bagi agama atau dunianya. Namun kesibukkannya adalah dengan perkara-perkara mubah yang tidak berpahala.
3. Dia mengisinya dengan perkara yang haram, ini adalah orang yang paling tertipu dan rugi. Karena ia menyia-nyiakan kesempatan memanfaatkan waktu dengan perkara yang bermanfaat. Tidak hanya itu, bahkan ia menyibukkan waktunya dengan perkara yang akan menggiringnya kepada hukuman Allâh di dunia dan di akhirat.
Point-point yang menunjukkan urgensi waktu dikutip oleh Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari adalah:
1. Waktu Adalah Modal Manusia.
Diriwayatkan bahwa ‘Umar bin Abdul-‘Aziz rahimahullah berkata: “Sesungguhnya malam dan siang bekerja terhadapmu, maka beramallah pada malam dan siang itu.”
2. Waktu Sangat Cepat Berlalu.
3. Waktu Yang Berlalu Tidak Pernah Kembali.
“Sesungguhnya Allâh memiliki hak pada waktu siang, Dia tidak akan menerimanya di waktu malam. Dan Allâh juga memiliki hak pada waktu malam, Dia tidak akan menerimanya di waktu siang.”[Riwayat Ibnu Abi Syaibah, no. 37056].
Dengan demikian seharusnya seseorang bersegera melaksanakan tugasnya pada waktunya, dan tidak menumpuk tugas dan mengundurkannya sehingga akan memberatkan dirinya sendiri. Oleh karena itu waktu di sisi Salaf lebih mahal dari pada uang.
4. Manusia tidak mengetahui kapan berakhirnya waktu yang diberikan untuknya.
Oleh karena itu Allâh banyak memerintahkan untuk bersegera dan berlomba dalam ketaatan. Demikian juga Rasulullah memerintahkan agar bersegera melaksanakan amal-amal shalih.
KENYATAAN MANUSIA DALAM MENYIKAPI WAKTU
Ada beberapa keadaan manusia dalam menyikapi waktu yang dikutip oleh Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari:
1. Orang-orang yang amalan shalih mereka lebih banyak daripada waktu mereka.
“Diriwayatkan bahwa Syaikh Jamaluddin al-Qâshimi rahimahullah melewati warung kopi. Dia melihat orang-orang yang mengunjungi warung kopi tenggelam dalam permainan kartu dan dadu, meminum berbagai minuman, mereka menghabiskan waktu yang lama. Maka Syaikh berkata, “Seandainya waktu bisa dibeli, sungguh pasti aku beli waktu mereka!”
2. Orang-orang yang menghabiskan waktu mereka dalam mengejar perkara yang tidak berfaidah, baik berupa ilmu yang tidak bermanfaat, atau urusan-urusan dunia lainnya.
3. Orang-orang yang tidak mengetahui apa yang harus mereka lakukan terhadap waktu.
Adapun yang menjadi penyebab perbedaan keadaan manusia dalam menyikapi waktu yang dikutip oleh Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari, kembali kepada tiga perkara :
1. Sebab pertama, tidak menetapkan tujuan hidup.
Oleh karena itu, seorang muslim wajib mengetahui bahwa tujuan Allâh menciptakannya adalah untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” [Q.S Az-Zariyat: 56].
Dunia adalah sawah ladang akhirat. Jika engkau menanam kebaikan di dunia ini, maka engkau akan memetik kenikmatan abadi di akhirat nanti. Jika engkau menanam keburukan di dunia ini, maka engkau akan memetik siksaan pedih di akhirat nanti. Namun demikian, ini bukan berarti manusia tidak boleh bersenang-senang dengan perkara yang Allâh ijinkan di dunia.
2. Sebab kedua, bodoh terhadap nilai dan urgensi waktu
3. Sebab ketiga, lemahnya kehendak dan tekad.
Jika kita benar-benar mengerti tujuan hidup, dan kita benar-benar memahami nilai waktu, maka seharusnya kita isi waktu kita dengan perkara yang akan menjadikan ridha Penguasa kita, Allâh SWT .
Waktu bisa sebagai renungan agar kita tak menyia-nyiakan setiap kesempatan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang pastinya akrab dengan yang namanya waktu. Bahkan, ada istilah orang Barat yang mengatakan ‘time is money’ atau ‘waktu adalah uang’ sedangkan orang Arab menyebutkan “Al-waktu ka al-shaiyf “atau “waktu itu seperti pedang”. Melalui istilah tersebut, menyimpulkan betapa penting dan berharganya waktu yang ada.
Biasanya cara nyata seseorang dalam menghargai waktu, yakni dengan sikap disiplin. Kita semua pasti tahu bahwa manusia mempunyai waktu yang sangat singkat di dunia ini. Karena itu sangatlah rugi orang yang menyia-nyiakan waktu.
Entah itu untuk belajar giat, bekerja rajin, melakukan berbagai aktivitas positif, dan lain sebagainya.
Pengaturan waktu yang baik merupakan faktor penting dalam mengantarkan seseorang pada kesuksesan.
Orang sukses selalu memiliki target tentang apa yang akan diselesaikan dalam waktu tertentu.
Pentingnya waktu dari orang-orang sukses akan memberikan inspirasi kepada kita semua bagaimana memanfaatkan waktu dengan sebaik-baik nya.
Jika ingin tahu pentingnya waktu setahun, tanyakan pada kakak kelas yang ketinggalan kelas.
Jika ingin tahu pentingnya waktu sebulan, tanyakan pada ibu yang melahirkan prematur.
Jika ingin tahu pentingnya waktu seminggu, tanyakan pada editor tabloid mingguan.
Jika ingin tahu pentingnya waktu sejam, tanyakan pada kekasih yang sedang menunggu.
Jika ingin tahu pentingnya waktu semenit, tanyakan pada orang yang ketinggalan kereta.
Jika ingin tahu pentingnya waktu sedetik, tanyakan pada orang yang baru terhindar dari kecelakaan.
Jika ingin tahu pentingnya waktu semilidetik, tanyakan pada peraih medali perak olimpiade.
Maka dari itu, jangan menyia-nyiakan waktu selagi masih ada kesempatan untuk mengerjakan hal-hal yang berharga. Karena hampir sebagian besar orang yang sukses dalam urusan karier selalu menghargai waktu.
Dan untuk semua pengguna jam tangan, semoga tidak hanya menjadi aksesoris atau pembeda status sosial. Semoga benar-benar menandakan sebuah kedewasaan. Dewasa karena tahu bagaimana memanfaatkan waktu dengan baik.
Ayo, mulai sekarang kita manfaatkan waktu sebaik-baiknya!
Referensi
https://almanhaj.or.id/4099-renungan-tentang-waktu.html
Menulis di Blog Jadi Buku
Salam berbagi, belajar, memotivasi dan menginspirasi
Juni Marlinda Rambe
Blog https://rambejunimarlinda85.blogspot.com
NPA PGRI : 02.18.02.0810